Rabu, 30 Januari 2019

Esai Sumpah Pemuda

Sumpah Pemudaku kelabu, bahkan gelap lebih dari gulita


Apa kabar Indonesiaku? Apa kabar Sudara-saudaraku di seluruh tanah air? Apakah Anda semua sudah benar-benar menikmati hidup? Meski terkadang hidup tak benar-benar menikmati kita? berhentilah mengeluh, karena masalah hanya akan menjadi besar jika dipermasalahkan, dan bersyukurlah jika Anda semua sedang ada masalah, itu menandakan Anda sedang merasakan kebenaran hidup, karena tanpa masalah, kehidupan Anda perlu dipertanyakan.
Berbahagialah wahai pemuda dan pemudi Indonesia, karena saat ini kita patut merayakan hari kita bersama, seluruh pemuda dan pemudi Indonesia dari Sabang hingga Merauke, dari seluruh suku setanah air serta dari semua kalangan bahkan tak mengenal Anda kaya atau miskin, lihatlah! Pada hari ini kita rakyat jelata setara dengan mereka para bangsawan. Kita merayakan hari yang sama yaitu hari sumpah pemuda yang ke-91.
Untuk merayakannya, ada hal wajib yang semua orang pasti mengenal bahkan hafal betul dengan sumpah yang mungkin sebagian orang mengucapkannya hanya saat duduk di kursi sekolah dasar? Atau tuntutan postingan di instarstory agar terliahat cinta tanah air? Atau agar dipuji orang terkasih? Baiklah, apapun keadannya mari bersama mengucapkan sumpah pemuda dibawah ini, dan maknai secara mandalam.

“Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Dan Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”

Memaknai sumpah pemudaku tahun ini,  biarkan aku menegur diriku sendiri, mengungkap apa yang aku rasakan atas peristiwa yang terjadi belakangan ini, semoga akan ada hikmah yang berarti.
Wahai pemuda Indonesia, bagaimana makna sumpah pemudamu tahun ini? Sebagai pemuda dan pemudi Indonesia, bagaimana perasaan Anda saat ini? Saat beberapa peristiwa seolah saling menyusul terjadi di bumi Indonesia yang elok ini,  dimulai dari bencana gempa yang melanda Propinsi Sulawesi Tengah, persoalan LGBT yang terus semakin luas komunitasnya, aksi pembakaran bendera HTI yang mengundang banyak pendapat dari semua kalangan muslim di seluruh penjuru tanah air? Dan terakhir, peristiwa jatuhnya pesawat lion air di perairan Karawang, Jawa Barat.
Wahai pemuda, dimana Anda sekarang? Sedang sibuk apa Anda saat ini? Hal apa saja yang sudah Anda lakukan untuk kota Palu, Donggala, Sigi? Apa Anda sudah mencoba menulusuri apa penyebab meluasnya komunitas LGBT? Apa Anda sudah mencoba meminimalisir bahkan atau apa Anda sudah melakukan intervensi berarti kepada salah satu anggota dari komunitas itu? kemudian, menanggapi aksi bela tauhid, apa Anda menjadi bagian anggota demonstrasi yang mengikuti aksi long march? Apa Anda mencoba mencari penengah akan kesalahpahaman gejolak keislaman yang tinggi dengan toleransi beberapa komunitas yang berniat hanya untu menghapuskan HTI dari bumi yang beragam ini? Dan selanjutnya, apa Anda saat ini ikut menjadi relawan yang siap terjun mencari korban lion air JT160? Ikut menenangkan para keluarga yang sedang dikerumuni rasa cemas dan khawatir yang mendalam? Oh pemuda Indonesiaku, berapa usia Anda saat ini? sudah berperan jadi apa Anda dimuka bumi ini? sesibuk apa pekerjaan Anda? sepenting apa kegiatan Anda sehari-hari? apa tujuanmu sebenarnya? gelar? uang banyak? harta melimpah? jabatan tinggi? atau kepuasan Anda atas instastory yang anda buat di sosial media? untuk apa itu semua? apa Anda kini sudah terjerat candu medsos? ketergatungan yang mendalam? atau semata-mata hanya ingin dilihat? agar dianggap tetap terlihat kece? Oh pemuda Indonesiaku. Dari beberapa peristiwa yang terjadi bulan-bulan ini, jangan bilang jika ternyata Anda adalah orang yang masih saja diam, padahal tak ada rutinitas yang sedang Anda kerjakan, apa malah jangan-jangan beritanyapun Anda tidak tahu? Karena saking malasnya membaca? Apa karena Anda terlalu sibuk membangun image diri Anda untuk tetap terlihat hebat. Oh, Jika memang begitu makna sumpah pemudamu nol besar.
Bagaimana Anda ingin peduli terhadap sesama, jika diri Anda saja tak berhubungan baik dengan keluarga Anda. Bagaimana Anda mengetahui berita yang terjadi jika membaca tugas sebagai pelajar atau mahasiswa saja malas dan susah betul rasanya. Serta bagaimana Anda bisa menjadi relawan dari semua musibah yang terjadi jika orang yang disekeliling Anda kelaparan saja Anda tak peduli secuilpun untuk berbagi dengannya? Oh, bagaimana nasib Indoesia jika pemudanya begini adanya. Boro-boro membangun Indonesia, membangun mindset diri sendiri saja tidak becus, selalu meperhitungkan apa untungnya bagi diri, dan samasekali tak pernah berfikir bagaimana diri ini mampu membuatnya menjadi terbantu?.
Wahai pemuda Indonesia, sumpah pemuda bisa dikatakan sebagai alat pemersatu kita semua, selebihnya diri sendirilah yang harus mampu memaknai bahkan bergerak menjadi pemuda atau pemudi yang diharapkan negeri ini. Jika kita masih di usia yang belum memiliki jabatan yang belum berperan penting untuk Indonesia, namun ingat memenuhi kewajiban peran apapun kita saat ini itu yang utama. Tak perlu lagi terus membandingkan diri dengan standard profesional yang ada di zaman ini, karena itu tak akan pernah cukup dan tak akan pernah berhenti. Jika kesibukan Anda memenuhi pikiran Anda, maka berhentilah sejenak, sadarlah! jangan sampai pekerjaan Anda memperbudak diri Anda sendiri, hingga Anda tidak merasakan kenikmatan hidup itu sendiri, dan yang menyebabkan Anda tak lagi peduli sesame yaitu beranggapan bahwa selagi masalah tak menimpa diri Anda, Anda akan tetap diam, tak bergerak dan terkesan masabodo. Ingatlah bahwa sebaik-baiknya manusia, ialah manusia yang bermanfaat untuk sesama, tak perlu Anda orang kaya atau miskin, jika rasa peduli tertanam kuat, ada atau tidak ada harta, pasti ada saja yang bisa Anda lakukan untuk menolong orag disekeliling Anda. Dan kepeduliaan itu bersumber dari hati Anda, hati yang tulus akan melahirkan beribu kebaikan, hingga arti toleransi dan kebersamaan sesama manusia kembali terasa. Seperti kata bijak dari ahli dibawah ini bahwasanya :
“Ukuran tubuhmu tidak penting, ukuran otakmu cukup penting, ukuran hatimu itulah yang terpenting” (BC Gorbes)
Dengan begitu, semua masalah yang terjadi, bersumber dari hati yang tak pernah mencoba dibersihkan, disadarkan dan disirami perbuatan baik yang Tuhan ridhoi. Karena akan nihil meskipun kita hafal akan janji sumpah pemuda, jika kita sendiri masih bermasalah dengan diri. Terutama dengan hati. Mulai dari sekarang, maknai sumpah pemuda lebih awal untuk diri sendiri, sucikan hati, berdamailah dengan diri dengan memaafkan dirimu, setelahnya perbaiki hubunganmu dengan TuhanMu, dilanjutkan perbaikan keharmonisan dengan keluarga, jika itu semua sudah terpenuhi bukan hal yang sulit Anda mampu menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain.
Sampai semuanya tuntas, maka bersiaplah. Negeri ini akan bangga, tanah air ini akan tersenyum, untuk Anda, sang Agen Perubahan jaman ini.



DAFTAR PUSTAKA
Ginanjar Gustian, Ary. Emotional Spiritual Quotient. 2005 : Arga. Hlm. 36

note : Untuk semua pembaca yang setia, mohon maaf aku baru posting lagi :( aku lagi fokus sama target yang satu ini dulu, doakan skripsiku lancar yaa :) thank you so much before.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MODUL 4 PPKN KELAS IV (Empat)

Rabu, 10 Februari 2021 Hallo, selamat pagi. semoga semuanya selalu dalam keadaaan sehat. Silahkan pelajari unit 2 bagian B ya tentang Sika...