Selasa, 15 Maret 2016

Pendidikan Luar Sekolah


Pendidikan luar sekolah atau bisa disebut pendidikan non formal ini mempunyai arti sebagai semua kegiatan pendidikan yang terorganisasi, sistematis dan dilaksanakan diluar sistem pendidikan formal, yang menghasilkan tipe-tipe belajar yang dikehendaki oleh kelompok dewasa maupun anak-anak. Dalam peserta atau warga belajar tidak dibatasi oleh usia dari yang usia anak-anak, orang dewasa sampai lansia akan tetap menemui pendidikan luar sekolah ini.

Membicarakan pendidikan luar sekolah atau pendidikan non formal bukan berarti hanya membahas pendidikan non formal sebagai sebuah pendidikan alternatif bagi masyarakat, tetapi berbicara pendidikan non formal adalah berbicara tentang konsep, teori dan kaidah-kaidah pendidikan yang utuh sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kehidupan masyarakat, karena pendidikan non formal merupakan sebuah layanan pendidikan yang tidak dibatasi dengan waktu, usia, jenis kelamin, ras, sosial, budaya, ekonomi, agama dll.

Meskipun pendidikan formal merupakan komponen penting dalam pendidikan sepanjang hayat. akan tetapi,  peran pendidikan non fromal dan informal dalam rangka pelayanan pendidikan sepanjang hayat bagi masyarakat sangat dibutuhkan saat ini dan kedepan.

Pendidikan formal bukan saingan dengan pendidikan non formal, melainkan mereka saling bahu membahu dalam mencerdaskan generasi bangsa. Hal ini dibuktikan dalam sistem hukum nomor 20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1, dikemukakan bahwa :

“ Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkarya”

Statemen tersebut menunjukan bahwa jalur-jalur pendidikan memiliki kedudukan yang sama dimata hukum dengan saling melengkapi dan memperkarya.
Selanjutnya dalam pasal 26 dikemukakan bahwa :

“pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.”

Adapun perbedaan antara pendidikan formal dan pendidikan non formal ialah pendidikan formal adalah kegiatan yang berstruktur, bertingkat, dimulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pendidikan formal mempunyai ciri-ciri lebih menekankan pada ijazah, tahapnya relatif panjang dan sifatnya umum, proses belajar dipusatkan disekolah, persaingan ketat, dan sangat terikat dan berstruktur.
Sedangkan pendidikan non formal adalah kegiatan diluar sistem persekolahan yang dilakukan dengan cara mandiri, yang sengaja dilakukan untuk membantu peserta didik tertentu. Pendidikan non formal mempunyai ciri-ciri kurang menekankan ijazah, tahapannya pendek dan sifatnya khusus, dan proses belajar bisa dimana saja.

Peluang alumni non formal atau pendidikan luar sekolah dalam lembaga pemerintahan yaitu seperti dapat bekerja menjadi pamong belajar, tutor,PNS, fasiitator, wisudaiswara(orang yang memperkerjakan PNS), motivator dan juga pada beberapa instansi yaitu sanggar kegiatan belajar(SKB), Dinas pendidikan dan olahraga provinsi, Dinas Pendidikan kabupaten/kota, Badan Pengembangan Kegiatan Belajar(PKBM) Provinsi, dinas sosial dan BKKBN.

Nah sekarang teman-teman sudah jelas dan mengertikan mengenai pendidikan luar sekolah atau pendidikan non formal tersebut? terimakasih telah berkunjung :)

#30DWC Hari ke 30

Minggu, 13 Maret 2016

Peduli Pendidikan

               Disadari atau tidak, dunia ini mengalami perkembangan yang sangat luar biasa dengan waktu yang relatif singkat,  setiap manusia dituntut untuk mengikuti perubahan tersebut agar dirinya mampu hidup dan bertahan dengan perkembangan yang ada. Namun, untuk berubah tidak semua orang dapat melakukannya sendiri karena dibutuhkan motivasi yang tinggi untuk dapat merubah diri tersebut. Tidak jarang orang tersebut merasa kesulitan dalam melakukan perubahan, namun suka tidak suka mereka harus berubah jika ingin bertahan, karena jika tidak itu akan menyebabkan dirinya tertinggal atau terbelakang.

               Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang menyebabkan mereka tersudutkan dalam lingkungan, hal tersebut melahirkan kebiasaan yang kurang baik yang terjadi dengan sendirinya di lingkungan tersebut. misalnya :

Putusnya sekolah seseorang karena kurangnya ekonomi untuk membiayai administrasi sekolah sehingga mereka memutuskan untuk bekerja semampu mereka di usia yang masih sangat dini atau usia yang seharusnya masih menuntut ilmu di sekolah yang layak.

Seringnya pernikahan dini yang terjadi, hal tersebut diakibatkan oleh kurangnya kepedulian seseorang terahadap masa depan yang lebih sukses, dan kurangnya pengetahuan akan rentannya menikah pada usia yang masih belum waktunya.

Banyaknya pemuda yang tidak mempunyai pekerjaan, hal tersebut terjadi karena kurangnya keterampilan dan rendahnya pendidikan.

Dengan itu, terketuk hati untuk menjadi seorang yang dapat mempengaruhi masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang mampu berdayakan diri kearah yang lebih baik, namun tidak mudah melakukan yang demikian, memerlukan waktu, tenaga, biaya dan keterampilan yang luar biasa. Selain itu juga perlunya rasa percaya masyarakat terhadap kita, dengan hal tersebut dapat memudahkan kita melakukan strategi-strategi ampuh untuk mencapai tujuan tersebut.

Adapun solusi alternatif untuk memecahkan hal tersebut adalah :
1. Memberikan pelatihan pendidikan kepada masyarakat yang putus sekolah, berikut memfasilitasi dan memberikan motivasi yang mampu membuat masyarakat lebih tertarik dan semangat untuk ikut dalam pelatihan tersebut.
2.Membantu menyadarkan atau memberikan seminar pengetahuan untuk para gadis yang kemungkinan untuk menikah pada usia yang belum cukup. Menjelaskan secara mendetail hal hal yang akan terjadi jika terjadi yang demikian
3.Memberikan pelatihan keterampilan kepada para pemuda tersebut,

Dengan demikian pemuda mampu mengetahui dan mengasah kemampuannya sehingga akan mendapatkan pekerjaan yang layak
Banyak orang yang kurang mempunyai motivasi untuk berubah sehingga diperlukan pihak luar (agent of change) yang dapat memberikan dorongan kepada masyarakat agar mau berubah sesuai dengan kebutuhan yang mereka rasakan. Karena keterbatasan dalam segala hal yang membuat mereka tidak mampu bergerak sedikitpun, disini diperlukan tenaga ahli dalam memberikan motivasi agar masyarakat dapat benar-benar memercayai dan semangat melakukan pelatihan tersebut, sehingga jika hal ini dilakukan secara rutin dan berkelanjutan akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut. dengan itu mari kita menjadi agen perubahan yang mampu membuat perubahan yang berarti menuju kehidupan yang lebih bermutu.

#30DWC Hari ke 29

Satyaku Ku Dharmakan, Dharmaku Ku Baktikan

Malam itu aku sedikit gelisah, Udara juga terasa pengap sehingga membuatku sedikit gerah padahal  hujan turun deras dipekarangan. Aku segera membuka pr-ku yang harus segera kuselesaikan malam ini juga mengingat esok aku akan melakukan perkemahan pramuka selama tiga hari kedepan, maka dari itu aku harus mengumpulkannya lebih awal.

Setelah beberapa jam mengerjakan pr yang lumayan menguras tenaga, entah kenapa hati ini tetep gelisah. Aku terdiam sejenak, mengelus dada dan sedikit memutar otak, kenapa perasaanku segelisah ini? dan akhirnya aku memutuskan untuk mengambil wudhu dan mendirikan solat isya malam itu. Perasaanku sedikit lega, tapi setelah beberapa menit rasa gelisah itu datang lagi dan lama kelamaan gelisah itu semakin menjadi-jadi. Ya Allah, aku menghela nafas.

Jam telah menunjukan pukul 02.30 dinihari, tapi mataku samasekali tidak menegurku untuk tidur. Aku celengak celinguk dikamar, memejamkan mata, merasakan sepinya dunia saat sepertiga malam seperti ini , terdengar sedikit tetesan air hujan di luar. Untuk mengurangi kesepian malam, aku memutuskan untuk membaca ayat suci al-qur’an.

Setelah membaca al-qur’an mataku malah nambah  segar, maka dari itu kuniatkan untuk membaca sebuah novel yang bertemakan teknologi, aku terus membacanya dari halaman ke halaman, setelah lama membaca kulirik halaman bawah ternyata aku telah di halaman 72, oh tidak, kebetulan sekali ini kan tanggal  7 dan bulan 2. Pikirku asal. Setelah cengarcengir sendirian, tiba-tiba mataku diserang kantuk yang luar biasa, Akupun memutuskan untuk tidur.

***

Pagi itu suara ayam berhasil membangunkanku, rasanya hanya beberapa menit saja aku tertidur, aku memaksakan diri untuk beranjak dari tempat tidur meskipun tubuh ini terasa lemas. Setelah membereskan semuanya aku segera berangkat menuju sekolah, namun entah kenapa langkahku lunglai, berat sekali melangkahkan kaki ini, aku fikir mungkin ini karena aku kurang tidur semalam.

***

Akhirnya, ini waktunya aku dan teman-teman pramuka berangkat untuk berkemah. Dengan menggunakan satu truk kami berangkat dengan sorak kebahagiaan, aku memutuskan untuk berdiri dibagian kiri truk. Mataku menjelajahi keadaan truk ini, terlihat benang-benang yang menonjol didaerah ban menandakan truk ini sudah usang, aku sedikit khawatir mengingat ada sekitar 60 orang beserta barang-barang ditampung diatas truk. Namun aku hanya bisa berdoa semoga kami dapat sampai tujuan dengan selamat.
Setengah perjalanan terdengar suara krekk kreek dari truk ini, aku menyadari pasti truk ini terlalu banyak muatan sehingga sampai bersuara seperti itu. Dan entah kenapa saat mendengar suara itu aku ingin pindah ke bagian kanan truk, mungkin karena di bagian kiri truk terasa pengap rasanya karena terlalu banyak barang-barang.

Saat pukul telah menunjukan 14.00, truk kami akan melintasi jalanan menurun, turunan ini begitu tajam, konon katanya turunan ini menyimpan banyak cerita. Jika lengah sedikit, kendaraan yang melintas akan sekonyong-konyong masuk jurang. Ah horor memang, namun saat truk akan hendak mulai melintasi turunan ini suara itu kembali berbunyi, kali ini lebih keras. Dan setelah itu truk melaju kencang tak terkendali, semuanya berteriak, truk ini benar-benar kencang sehingga ban yang kiri dan kanan seperti berlomba untuk meginjak ke jalanan, pasti telah terjadi sesuatu pada truk ini, aku ikut berteriak saat satu persatu dari kami terpental ke jalanan, aku memegang keras bagian kiri truk, teman-temanku yang berdiri dibagian kanan banyak yang teroental dan langsung masuk jurang, aku takut.. namun Braaakkk.. truk ini menabrak tiang listrik dan memuntahkan semua isi truk, truk ini berguling tiga kali lalu terhenti dengan melintang ditengah jalanan, aku terpental jauh sekitar 30 meter, aku langsung tak sadarkan diri.
Saat aku terbangun, nafas ini terasa sesak, kepalaku berat, tubuhku lemas namun aku terus memaksa membuka mataku, remang dan setelah beberapa menit aku melihat dengan jelas pemandangan mengerikan ini, aku melihat teman temanku tergeletak dijalanan dengan bersimbah darah, aku terperangah saat seseorang telah ditutupi koran, aku melihat kearah kiri, truk yang tadi kami tumpangi kini telah ringsek parah dibagian depan, ada kaki yang tergencit truk dan terus berteriak minta tolong. Nafasku kembali sesak aku mencoba untuk bangun namun punggungku berat dan sakit ternyata tabung gas dan beberapa tas menimpa punggungku. Belum lagi aspal jalanan yang membuat wajahku berlumuran darah. Disitulah aku memanjatkan doa kepada sang ilahi, berharap Allah memberiku sedikit kekuatan untuk bangun dan membantu teman-temanku. Dan alhamdulilah.. aku berhasil mengangkat tubuh, kepala ini terasa sangat pusing namun tiba-tiba ada seorang kakek yang membantuku berdiri, ia membawaku ke depan rumah warga disana. Tangisku meleleh melihat temanku yang kepalanya terlepas, aku baru menyadari bahwa rombongan perkemahan kami mengalami kecelakaan saat melintasi jalalan menurun ini, aku terisak. Mohon ampun kepada Allah, takdir Allah memang benar adanya, kecelakaan akan tiba kapan saja tanpa kita ketahui sebelumnya. Kakek itu menenagkanku, menasehatiku agar terus beristigfar kepada sang ilahi, bahwa hanya Allah lah yang akan menolong teman-temanku.
Setelah beberapa menit, aku langsung dibawa ke ambulance dan dilarikan ke sebuah puskesmas terdekat. Disana aku melihat supir dan kenektur telah terbujur kaku disebuah ruangan khusus, aku kembali beristigfar dan aku segera diobati, wajahku terasa sangat sakit, aku mencoba memegangnya pelan dan ternyata wajahku mengalami luka cukup serius.
Tiba-tiba mamah dan ka Dedi datang. mamah langsung memelukku, beliau menangis melihat keadaanku, ka Dedi ikut memegangi tanganku, ia sangat khawatir setelah itu aku langsung di bawa pulang.
Sesampainya dirumah, tubuhku kembali lemas dan kini aku kembali tak sadarkan diri, itu membuat keluargaku panik bukan kepalang mereka langsung melarikanku kerumah sakit, disana aku langsung ditangani oleh dokter.
Aku baru sadarkan diri setelah tiga jam pingsan, saat aku membuka mata keluargaku sedang mengaji diruanganku, aku langsung memanggil mamah, mamah menghampiriku dengan wajah sembab. Mamah menayakan keadaanku terlihat wajah mamah begitu cemas. Ternyata aku mengalami retak dibagian punggung sebelah kana, ipi kananku juga bengkak, kata dokter untuk beberapa hari aku harus dirawat karena perlu penanganan khusus.
Esoknya papah datang, beliau baru pulang karena kemarin ia masih ada tugas diluar kota. Papah mencium keningku, beliau sangat mengkhawatirkanku. aku senang melihat papah mencemaskan putrinya ini.
Sorenya tim pramuka di sekolah menjenguk aku dan teman-teman yang lain dirumah sakit, karena hampir keseluruhan semuanya di rawat dirumah sakit yang sama. Mereka meminta maaf atas kecerobohan memilih truk yang usang untu transportasi perkemahan pramuka kemarin, aku hanya bisa diam dan sesekali tersenyum kecil karena pipiku masih kaku. Mamah dan papah yang banyak berbincang disana.
Tiga hari kemudian aku sudah mulai bisa menggerakan tubuhku, mencoba untuk duduk, dan mamah membisikku bahwa ada temanku yang masih koma sampai saat ini, aku meminta mamah untuk membawaku keruangan temanku itu, mamahpun menuruti apa kataku, aku melihat temanku Sofie, ia koma sudah tiga hari, rambutnya dipotong habis, aku meneteskan air mata mengingat saat berangkat perkemahan waktu itu kami sangat antusias menghafal materi bersama, dalam benak kami, kami ingin menjadi anggota pramuka yang benar-benar paham betul dan menguasai seluruh bidang materi, namun kecelakaan hebat itu menghalang mimpi kami, kami harus tertidur lemah dirumah sakit akibat luka yang menimpa kami. Mungkin ini merupakan perjuangan kami untuk menemukan arti dari pramuka itu sendiri, karena didalam pramuka terdapat seuah janji, satya ku dharmakan, dharma ku baktikan.

Sekian!!!
#30DWC hari ke 28

Sabtu, 12 Maret 2016

Aku benci Perceraian

          Kata cerai akan hadir jika sepasang suami istri sudah tidak bisa untuk bersatu. Dengan mudahnya mereka membuat keputusan yang demikian tanpa harus mereka tahu bagaimana posisi aku sebagai anak. Aku melihat pertengkaran hebat malam itu, aku hanya bisa memejamkan mataku saat papah sudah mulai main tangan terhadap mamah.  Aku enggak bisa menolong mamah, aku juga enggak bisa meredam amarah papah, aku hanya bisa nangis di pojokan, yang sesekali mengusap dada karena suara adu mulut mereka yang menggelegar membuat aku takut. Setelah pertengkaran itu papah langsung memanggilku.

“Anastasyaa... ayo ikut papah” mendengar teriakan papah, aku langsung berlari dan menuju gudang di belakang, aku masuk dan langsung mengunci diriku di dalam gudang tersebut, aku tidak mau ikut papah, aku juga enggak mau ninggalin mamah. Di dalam gudang aku bersimpu lemah, aku terus memikirkan kejadian tadi, aku harus menerima keadaan. kini keluargaku sudah tidak harmonis seperti dulu lagi, perceraian yang biasa terjadi di sinetron, kini menimpa orangtuaku. Aku menunduk, kepalaku penat, ingin rasanya aku berteriak, aku benci perceraian.

          Terdengar suara adzan berkumandang, aku terbangun dan ternyata aku masih berada di gudang, aku segera keluar dan menuju kamar mamah, saat aku membuka pintu sedikit mamah sedang menangis diatas sajadah, aku kembali meneteskan air mata. Menutup kembali pintu kamar mamah dan berlari menuju kamarku. Aku segera solat dan berdoa kepada Tuhan aku mau mamah bahagia, aku mau papah enggak menyakiti hati mamah lagi, aku mau ka Dani balik kerumah dan aku mau keluargaku kembali harmonis seperti dulu. Ku mohon Tuhan kabulkan doaku.
Tiba-tiba mamah membuka pintu kamarku.

“Sayang... anastsya alhamdulilah kamu enggak ikut papah” ucap mamah sambil mendekatiku, ia masih mengenakan mukena. Mamah langsung memeluk aku.
“mamah...sampai kapanpun aku enggak bakal ikut papah, aku mau sama mamah, jangan sedih ya. Aku bakal jagain mamah”
“makasih ya sayang. Oya, semalam kamu kemana? Koq enggak ada dikamar?”
“hm.. aku sembunyi mah, aku takut papah ajak paksa aku.. aku enggak mau mah” jawabku
“kamu sembunyi dimana sayang?”
“digudang belakang mah..”
“yaampun.. kasian anak mamah, pasti kamu kedinginan ya semalam?”
“enggak koq mah.. aku enggak apa-apa. “ aku kembali memeluk mamah. Oh Tuhan.. ijinkan aku bahagiakan mamah, aku mau suatu hari nanti aku melihat mamah terenyum dan alasan dibalik senyumnya tersebut adalah aku. Aamin

()()()()()

          Semenjak kejadian tersebut, papah tak lagi menginjakan kakinya kerumah. Aku mencoba menghubunginya tapi handphone papah tak pernah aktif. Selain itu, aku juga terus menelpon ka Dani, mengirim pesan kepadanya tapi tetap tak ada balasan.
Suatu hari saat aku sedang makan malam bersama mamah, aku mencoba menanyakan perasaan mamah terhadap papah.

“mah? Kenapa papah enggak pernah pulang?” tanyaku
Mamah melihatku lalu diam
“mah.. mamah sudah bercerai dengan papah?” tanyaku lagi
“hm.. nak, sebenarnya mamah enggak mau keluarga kita seperti ini, tapi sepertinya keputusan papah sudah bulat, papah telah menceraikan mamah” mamah mengeluarkan airmata
“mamah jangan sedih ya, suatu saat nanti pasti papah akan berubah fikiran. Dan keluarga kita akan kembali seperti dulu mah” aku meyakinkan mamah.
“mamah enggak apa-apa koq, mungkini ini sudah takdir Tuhan, mamah ikhlas. Tapi hanya satu pinta mamah, kamu tetap harus mengejar cita-cita kamu! Biarkan keluarga kita seperti ini, tapi semangat kamu harus terus ya nak, mamah yakin suatu hari nanti kamu akan membuat mamah bangga kan nak?”
“insyaallah mah, aku janji aku akan membuat mamah bangga” kataku.
“andai Dani ada kembali kerumah.. pasti mamah lebih bangga sama kalian berdua.”
“mamah kangen banget ya?”
“iya mamah kangen banget sama Dani.. Dani... diamana kamu nak?”
“mamah yang sabar yaa..  aku yakin ka Dani pasti pulang, dan aku bakal cari ka Dani”
“makasih ya sayang..” kata mamah.

()()()()()

           Permintaan mamah saat makan malam itu membuat aku berfikir, bahwa kini hanya aku yang menjadi masa depan mamah, hanya aku harapan mamah. Aku harus membuktikan ke mamah. Bahwa aku pasti mampu membuat mamah bangga terhadapku. Aku berjanji!

()()()()()

          Hari hari aku berjalan dengan penuh cobaan, saat ada kepentingan sekolah yang membutuhkan kehadiran papah, aku hanya bisa menangis, teman-temanku menanyakan kehadiran papahku. Aku hanya bisa diam dan terus mencoba menghubungi papah dengan harapan ada kaejaiban nomor papah akan aktif. namun nihil, nomor papah tetap tak bisa dihubungi.

()()()()()

10 tahun kemudian

          Satu bulan lagi, aku akan wisuda, aku telah berhasil menempuh pendidikan S1. Tapi sampai saat ini ka Dani belum saja pulang kerumah. aku terus mencarinya, menanyakannya kembali kepada teman-teman ka Dani, setelah seminggu aku berhasil mendapatkan no handphone terbarunya, aku dapat dari sahabatnya.
Aku langsung menelpon nomor tersebut, harap harap cemas aku menunggu jawaban dan ternyata telponnya diangkat.

 “Assalamualaikum... ?”
“walaikumsalam, ini siapa ya?”
“apa benar ini ka Dani?”
“iya, ini siapa ya?”
“yaampun kaa.. ka Dani kemana aja selama ini? Ka Dani udah lupa sama aku dan mamah?”
“Tasya?”
“iya kaa ini aku Anastasya. Kaka dimana sekarang? Kenapa selama ini enggak ada kabar?”
“kamu apa kabar Tasya? Mamah sehat? Maafin kaka tasyaa...”
“aku baik ka, mamah juga baik, kami disini sangat merindukan kaka. Kaka tega ninggalin mamah gitu aja. Cerita sama aku kenapa kaka kaya gini?”
“kaka sekarang di Paris. Kaka udah menikah dan sekarang kaka udah jadi seorang ayah. Maafin kaka, kaka kaya gini ada alasannya. Kamu jaga baik-baik mamah ya, jangan sampe mamah disakitin papah lagi.”
“kakak tahu darimana mamah dan papah sudah bercerai?”
“kaka tahu,  kaka pernah memergoki papah sedang bersama perempuan lain dan karena alasan itulah kaka pergi dari rumah. ”
“apa? Yaa Tuhan.. aku baru tahu ternyata itu alasan papah menceraikan mamah, aku benar-benar enggak nyangka ka”
“maafin kaka ya tasya, kaka bukan kaka yang baik buat kamu. Oya, kamu sekarang kerja apa gimana? Kaka kangen sama kamu dan mamah”
“aku kuliah ka, dan tiga minggu lagi akan wisuda. Kaka bisa kan hadir di acara wisuda aku?” tanyaku
“aku mohon ka, aku dan mamah sangat merindukan kaka, kaka pulang ya, istri sama anak kaka juga, pasti mamah seneng mendengarnya.”
“iyaa.. kaka akan pulang bersama istri dan anak kaka. Kamu jangan dulu bilang mamah ya, aku mau beri kejutan buat mamah. Janji?”
“alhamdulilah.. iya kaa. Aku janji..”

()()()()()

“aku menyesal.. aku menyesal telah meningalkan istri dan anakku. Mah, maafin papah yaa”
Ucap papah, papah baru menyadari bahwa selama 10 tahun ini ia telah salah meninggalkan keluarga demi perempuan jahat itu, ternyata perempuan itu hanya ingin menguasai harta papah, dan papah berasil  mengetahuinya sebelum perempuan itu berhasil mengusai seluruh harta papah, dan kini papah telah menceraikan perempun itu.

()()()()()

Saat aku sedang menunggu kedatangan ka Dani di bandara, tiba-tiba ada telpon masuk dari nomor yang tidak dikenal. Aku menganggkatnya.
“maaf ini siapa ya?” tanyaku
“ini papah sayang” ucapnya dari sebrang sana
Tangisku meleleh
“papah? Papah apa kabar?”
“papah baik nak, kamu sendiri gimana? Gimana kabar kamu sama mamah?”
“aku sama mamah baik pah. Papah dimanas sekarang?kenapa papah baru hubungi tasya?”
“maafin papah.. papah menyesal sudah meninggalkan kamu dan mamah. Papah sayang kalian”
“pah, asal papah tahu, selama ini mamah dan aku merindukan papah, dan selalu berdoa kepada Tuhan, semoga papah sadar dan kembali lagi kerumah”
“hiks hiks.. iya nak, tapi papah sudah terlambat. Pasti mamah kamu enggak bakal nerima papah lagi”
“papah jangan putus asa kaya gitu, papah harus kuat, papah harus buktiin ke mamah, kalo selama ini papah menyesal dan mau kembali bersama mamah lagi”
“hmm.. kamu dimana sekarang nak?”
“aku masih dibandara pah. Dua minggu lagi aku aka wisuda. Papah datang ya, aku mohon”
“Selamat ya sayang.. sekali lagi maafin papah yaa nak”
“dari dulu aku udah maafin papah, tapi Cuma satu pinta Tasya. Walaupun mamah marah sama papah, tapi Tasya tau pah, mamah sangat mencintai dan mengharapkan papah kembali. Tasya mau keluarga kita kaya dulu lagi pah”
“papah akan coba nak, doain papah ya. Pasti papah bakal datang kehari bahagia kamu”
“makasih ya pah.. aku seneng banget kalo papah dan mamah bisa kembali lagi”

()()()()()

“Tasyaa...” panggil ka Dani
“ka Dani??” aku langsung memeluknya
“kamu kenapa nangis?” tanya ka Dani
Akupun langsung menceriakan semuanya ke ka Dani. Akhirnya ka Dani menerimanya, ia mau
memaafkan papah.

()()()()()

          Sesampainya dirumah, mamah langsung membukakan pintu, dilihatanya lelaki tinggi besar disana, sosok yang mamah rindukan, ia ka Dani. Mamah langsung memeluknya. Ka Dani sesunggukan, menyesali perbuatannya.
Aku ikut menangis, tapi tangisanku bahagia, aku senang melihat mamah bahagia melepas rindu dengan ka Dani. Aku menghepaskan tubuhku kekasur, usahaku berbuah hasil, doa disetiap malamku dikabulkan oleh Allah, mimpi kecilku mengembalikan keluargaku seperti dulu kini hampir sempurna, oh ya.. papah? Aku segera men calling papah. Tapi tidak aktif. tak lama bel rumahku berbunyi, aku langsung membuka pintu ternyata papah, aku langsung memeluknya.
“papah.. Tasya kangen banget sama papah”
Papah kembali memelukku. Setelah itu aku langsung mempersilahkan papah masuk.
“Tasya, siapa yang datang?” teriak mamah dari dalam
“hm.. ini mah, papah”
Mamah segera menghampiriku.
“apaa?” mamah segera menghampiri kami. Wajah mamah merah padam, dadanya menggejolak, rasa kecewa dan marah terlihat di raut wajah mamah.
“ada apa lagi kamu mas? Kamu masih berani menginjakan kaki kamu kesini?” kata mamah dengan nada tinggi
“maafin aku asna.. aku menyesal”
“mudah sekali kamu berbicara seperti itu setelah apa yang kamu lakukan semuanya kepada aku. Aku kecewa mas, hati aku telah sakit karena kamu! Liat mas, Tasya yang kamu tinggalin sejak kecil, dia harus rela menanggung malu terhadap teman-temannya karena kamu sebagai papahnya tidak ada disaat dia membutuhkan!” bentak mamah sambil mennjuk nunjuk papah.
“maafin aku Asna, aku benar-benar menyesal, selama ini aku buta, aku khilaf” papah memohon. Ka Dani yang baru selesai mandi keluar.
“papah..” panggil ka Dani
“Dani? Kamu sudah kembali nak?” tanya papah
“udah pah.. papah gimana sehat?”
Ka Dani pun memeluk papah, terjadi gejolak rindu dan emosi disana dan lagi lagi papah hanya bisa meminta maaf, ka Dani pun kembali meminta maaf. Dan aku kembali terharu, namun sedih saat melihat mamah marah atas kehadiran papah. Aku mendekati mamah.
“mah.. “
Mamah memelukku.
“mamah udah gabisa nerima papah kamu lagi, hati mamah sudah terlanjur sakit”
Aku hanya terdiam dan menenangkan emosi mamah yang masih menggejolak.
Setelah lama melepas rindu dengan ka Dani, papah kembali angkat bicara kepada mamah, mamah hanya bisa diam yang sesekali menetekan air mata.
“Asna.. aku mohon, maafkan aku dan beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya”
“maaf mas! Aku sudah tidak bisa menerima kamu lagi” mamah langsung masuk ke kamar, aku menyusul mamah. Ternyata untuk mengembalikan keluargaku seperti dulu tidak semudah yang aku bayangkan. Aku menghela nafas.
Namun aku terus berjanji pada diri, bahwa aku akan terus berusaha semampu aku untuk membuat keluargaku kembali seperti dulu. Aku juga akan berusaha membuat hati mamah kembali terbuka untuk papah, permudah aku Tuhan, ku mohon permudah aku untuk mengembalikan semuanya.

Sekian

#30DWC hari ke 27

Kamis, 10 Maret 2016

Kami Berjanji Untuk Bangsa



Sang raja siang telah memancarkan sinarnya yang terasa panas dikulit, ditambah suasana kota yang macet, karena lagi-lagi terlihat pemandangan senonoh yang tidak semestinya terjadi, sekelompok pelajar SMA yang saling adu kekuatan satu sama lain, terlihat beberapa anak saling melempar batu, kejar-kejaran. Adapula yang saling beradu mulut, bahkan terlihat dua orang pelajar saling adu jotos. parahnya terlihat seorang siswa cungkring yang memakai ikat jidat merah menonjok lawannya yang memakai ikat jidat hijau.

“Mati loe... mati loe.. haha.” kata siswa yang memakai ikat jidat merah.
“nggak segampang itu bodoh.. lu yang bakal duluan gua kirim ke neraka” jawab siswa yang memakai ikat jidat hijau tak kalah emosi sembari melemparkan bertubi-tubi pukulan tangan.
“Jangan harap lu bisa bunuh gue, sebelum itu terjadi, nyawa lu yang bakal duluan melayang.” timpal siswa berikat jidat merah semabari menepis pukulan dan mencoba menyerang balik.
“cuih.. lu berani sama gue? Ini.. rasain tonjokan maut gue!! Paakkkkkk.........” siswa berikat jidat hijau menonjok perutnya, hingga membuat siswa berikat jidat merah tersungkur dan mengeluarkan cairan merah dari mulutnya.
“mampus !!” gerutunya.

Mereka berdua adalah kaptein dari kedua kubu, pimpinan kubu yang begitu terkenal akan kehebatannya dalam tauran, ini adalah kesekian kalinya mereka melakukannya, Fandi,  seorang pelajar yang memakai ikat jidat berwarna Merah, kaptein dari  SMK Harapan Bangsa, yang terkenal dengan wajah tampannya, namun ia berpenampilan cuek, tubuhnya yang cungkring dan memiliki warna kulit sawo matang membuat ia kelihatan sedikit kucel. sedangkan Jerian, pelajar yang memakai ikat  jidat hijau, kaptein  SMK Semangat Jaya, terkenal dengan tubuh yang sterek, otot-ototnya yang terlatih tampak kontrak saat ia menyerang hebat. Kulitnya lumayan bersih.

TIN... Tin... Tin... Suara klakson mobil dan motor beruntun mencoba mengusir mereka yang memang telah menghalangi jalan mereka dan menambah macet kondisi saat ini.
prak....  suara kaca mobil pecah karena terlempar batu pada sebuah mobil angkutan umum.
“heii... dasar anak-anak kurang ngajar, bisanya Cuma bikin ricuh.” Gerutu seorang supir angkot yang mobilnya terkena tadi sembari terus menelakson kesal.

Setengah jam kemudian, sebuah mobil polisi datang, alhasil para pelajar itu lari terbirirt-birit, namun naas kaptein dari kedua kubu itu yang diketahui bernama Fandi dan Jerian berhasil ditangkap.

“Ampun pak.. ampun” rengek Jerian yang tertangkap.
“kami janji tidak akan tauran lagi” Fandi pun ikut memohon.
“Kalian kira, kami akan percaya begitu saja? Lebih baik kalian ikut kami ke kantor sekarang!” ucap salah satu polisi yang berseragam lengkap dengan senjata pistolnya ditangannya. Tanpa ampun dan banyak ngomong Fandi dan Jerian dibawa ke kantor polisi. Sesampainya disana mereka langsung diintrogasi, berbagai pertanyaanpun dilontarkan hingga mereka berdua benar-benar terlihat pucat walaupun mereka mengaku pemberani namun tetap saja polisi adalah momok yang menakutkan untuk mereka.

Sudah 2 hari ini mereka berada dibalik jeruji, tiba-tiba waktu itu ada seorang wanita cantik berambut sebahu lurus dan hitam, dilihatnya oleh Fandi dan Jerian dari ujung kaki sampai ujung rambut, namun sepertinya ia bukan wanita biasa dia berseragam polisi dengan rok pendek selutut dan sebuah topi yang menempel rapih dikepalanya.

“apa benar kalian yang bernama Fandi dan Jerian?” tanya polisi wanita itu tegas membuyarkan lamunan mereka.
“Euh.. iya kenalin namaku Fandi Poly, si ganteng” ucap Fandi sembari mengulurkan tangannya.
“Kerenan gue kali, Jerian Pajri.” Sahut Jerian menapik tangan Fandi dan mengulurkan tangannya.
“siapa yang mau mengajak kalian kenalan? Sekarang kalian berdua cepat ikut saya!” ucap polisi itu dengan tegas dan sedikit galak.

Mereka berduapun ikut dengan polisi wanita itu kesuatu tempat, sesampainya di tempat tujuan, Fandi dan Jerian tertegun melihat tempat yang mereka datangi adalah sebuah makam pahlawan.

“Tugas kalian berdua adalah membersihkan makam ini dari dedaunan yang kering dan menaburi bunga” ucap polisi wanita itu sembari menepuk-nepukkan tongkat hitam ketangannya.
“hah? Gak salah? sampahnya kan banyak. Mana mungkin kita bisa menyelesaikannya kalo Cuma berdua gini?” ucap Jerian.
“Gimana kalo ngebersihin satu makam aja bu? Gak apa apa ya?” tawar Fandi.
“okeh.. kamu tinggal pilih mati menyusul mereka atau membersihkan makam ini?” tanya polisi itu dengan memandang tajam Fandi dan  Jerian.
“Busyet deh... cantik-cantik kaya srigala” batin Fandi.
“hah??” Jerian cengo mendengar ucapan polisi wanita barusan.
“iya deeeh.. kita bakal ngebersihin semuanya” ucap Fandi sambil melihat Jerian. Jerianpun hanya mengangguk angguk ragu.
“yasudah.. kalian berdua cepat kerjakan perintahku!” teriak polisi wanita itu keras.
Takut kena marah lagi mereka berduapun langsung mulai membersihkan makam tersebut, satu persatu mengecek makam dan mengambil dedaunan yang mengotori makam itu dan menaburi bunga-bunga yang segar ke makam itu.

Tugas pertama telah selesai, lalu polisi cantik itu menyuruh mereka untuk memberi hormat kepada sang saka merah putih yang berkibar disebuah tiang bendera didepan makam pahlawan tersebut

“kalian harus hormat selama 1 jam”
“what? Kurang lama keles...” gerutu Jerian.
“oh.. jadi kurang lama ya?” tanya  polwan itu mulai naik darah.
“ng.. nggak koq. udah  lama.. ya se jam udah lama koq” tambah Jerian.
“yaudah.. kalian jangan mengeluh, hormati bendera ini dengan sepenuh hati” ucap
polwan lembut, rupanya darahnya kembali stabil

Tugas kedua telah beres kemudian mereka disuruh menghafal ikrar sumpah pemuda, berhubung hari ini adalah hari Sumpah Pemuda.

1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu yaitu tumpah darah  Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia.

Seru Fandi dan Jerian kompak dan keras, ikrar sumpah pemuda ini menjadi penutup masa hukuman mereka berdua. Dan kini Fandi dan jerian akhirnya tersadar dari perbuatan konyol mereka selama ini. dan akhirnya mereka menjadi siswa yang mempunyai jiwa Nasionalisme yang tinggi, yang patuh terhadap semua peraturan yang ada dan selalu memperhatikan persatuan.
semoga dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua, dan semoga pemuda-pemudi yang sekarang mempunyai jiwa cinta tanah air yang tingi sehingga tidak ada lagi permasalahan seperti tauran tersebut. sekian !!!



#30DWC Hari ke 26

Rabu, 09 Maret 2016

Kejutan Tak Terlupakan

Ping..Ping..Ping..
Ponsel Rara berdering pelan,  namun bergetar cukup keras sehingga membuat Rara terbangun dari mimipinya pagi itu.
Rara segera meraih ponselnya terlihat remang-remang BBM dari Vio

“Ra.. lu masih dimana, gue baru datang nih. Tapi gue bingung harus masuk kelas yang mana. Hehe”  Sepontan mata sipit Rara melek lebar-lebar.

“Oh my god, gila... jam berapa ini?”
Rara segera melihat jam diponselnya. Ia segera bangun dari tempat tidurnya, namun “aw...” Rara menginjak sesuatu. Ternyata pecahan kaca dari beker Rara yang terjatuh semalam karena Rara yang tidurnya terlalu pulas sehingga tidak sengaja sampai menjatuhkan bekernya.

“pantes aja alarm gue gak bunyi, bekernya aja ancur gtu. Ih.. nyebelin”
Namun Rara tak menghiraukan bekernya itu, karena kejadian ini sering terjadi, paling-paling dia hanya ditegur oleh mamahnya nanti jika beliau tau.

“Vi, udah masuk belum?” Rara segera mengirim BBM kepada Vio.

“Emang lu masih dimana? Udah masuk 5 menit yang lalu.” Tak lama Vio membalasnya.

“gue kesiangan Vi,  Aul sama Wina udah dateng?” balas Rara.

“ yah.. dasar! Wina tadi bareng gue. Kayanya Aul juga kesiangan deh. Belum dateng juga soalnya, coba lu BBM  dia, gue ga enak nih ada panitia, ngeliatin.” Balas Vio.

Rarapun segera mengirim BBM kepada Aul, namun pasi ponsel Aul nonaktif. Rara mulai panik, dia tidak bisa membayangkan gimana wajah-wajah panitia yang melihat pesertanya terlambat, di hari pertama lagi. Ger..ger..

“De.. cepet jalannya!” terdengar suara lantang sie.keamanan dari kejauhan saat melihat Rara dimulut gerbang sekolah, Rara mempercepat langkahnya, bahkan Rara mulai berlari sambil terus menundukan kepala, karena dia nggak mau mukanya dikenal karena telat saat hari pertama ospek. Aduh.. No..No.. batinnya.


“Huh.. akhirnya. Thanks God!” Rara menghela nafas sebentar dan segera melanjutkan larinya, namun ‘Gubraakkk!’ Rara menabrak seseorang dari arah kanan. Lagi-lagi Rara tidak berani mengangkat kepalanya. Dia langsung spontan meminta maaf.

“maafin aku ka, aku nggak sengaja” ucap Rara.

Namun tidak ada sedikitpun ucapan dari orang tersebut, malah dia terbahak.

“Haahaahaa.. Lucu banget sih lu Ra’ “ ucap orang itu

Rara heran, “panitia koq tau nama gue? padahalkan nametag gue belum dipake?” Rarapun penasaran ingin melihat wajah panitia itu, namun sebelumnya Rara lebih heran juga saat melihat warna rok panitia itu yang berwarna biru. ‘lho.. koq biru?’ desah Rara.
‘kayaknya ini bukan panitia deh, ah.. konyol banget sih gue!’ Rara baru menyadari kekonyolannya.
Rara segera mengangkat wajahnya serentak, ternyata..

 “aduh  Aul, gue kira lu panitia ” ucap Rara.

“haha.. lagian lu nya sih haahaa” jawab Aul cengengesan

“koq lu disini?” tanya Rara

“hehe.. gue kesiangan Ra, gue baru aja dateng. Lu kesiangan juga?”

“iya nih, tadi gue BBM lu tapi handphone lu nonaktif” kata Rara

“handphone gue Low Ra, sorry”

“ah elu, yaudah yuk kita masuk kelas, mumpung gak ada panitia yang ngeliat kita” ajak Rara

“emang lu tau kelasnya?” tanya Aul.
Rara mengangguk pasti. Aulpun mengekor.


“Permisi.. maaf ka telat” ucap Rara beserta anggukan Aul.

“kalian telat 23 menit, untuk sekarang masih toleransi tapi untuk seterusnya jangan sampe terulang lagi, paham?” kata panitia serius.

Rara dan Aulpun hanya bisa mengangguk nurut mereka segera duduk dikursi belakang yang masih kosong.

Keesokan dan seterusnya Rara dan Aul tak lagi mengulangi kesalahannya, Wina dan Vio juga selalu on time.
Kegiatan ospek berlangsung selama tiga hari, di hari terakhir mereka melihat demonstrasi dari setiap organisasi yang ada. Riuh piuh suara peserta terdengar heboh, sepertinya mereka menikmati penampilan kaka kelasnya itu.

ɧ ɧ ɧ ɧ ɧ

“ini kelas kalian yang baru, kaka harap kalian bisa merawat kelas ini dengan baik”
Kata panitia yang mengantar mereka ke ruang kelas mereka yang sebenarnya. Yaitu kelas x adper 1 yang posisinya dekat dengan lab adper. Bangunan itu terpisah dari kelas yang lain. sehingga kondisi belajarpun lebih kondusif dan efektif.  Dan termasuk kelas satu-satunya yang nggak punya neighbour. wkwk
Byurr..  mereka langsung brdesak-desakan masuk kelas dan tentunya ‘perebutan kursi’ haha.. adat anak baru, mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan kursi paling depan. Tapi  tidak dengan Aul, dia lebih memilih kursi belakang katanya agar bisa becanda. Haha dasar!

Rara duduk dikursi paling depan bersama Tatu teman barunya. Sedangkan Vio dengan Nisa, Aul dengan Ai.  Sedangkan Wina, ia tidak mengambil jurusan yang sama dengan 3 sahabatnya itu. Dan udah pasti Wina nggak sekelas dengan mereka. Sebenarnya Rara sedikit kecewa kepada sahabatnya karena mereka sama sekali tidak mengajak Rara untuk duduk bersamanya, namun Rara tidak mau souzon kepada sahabatnya itu, di pikirannya ‘mungkin mereka ingin menambah teman’ biarlah. Desahnya.

ɧ ɧ ɧ ɧ ɧ

Awan gelap, cuaca tak lagi bersahabat, petirpun menyambar dahsyat. Saat itu Rara termenung. Mukanya mengisyaratkan kecemasan, kecemasan yang begitu dalam.
Rara segera mengambil dearynya.

“Mamah, aku nggak betah sekolah disana. Aku nggak enjoi mah. Pokonya aku mau pindah. Huhu “ tulis Rara.

Tak lama ponsel Rara berbunyi. ‘telpon dari Tatu’
“Halo Ra. Ganggu gak?” terdengar suara Tatu dari sebrang sana.
“iya Tat, ada apa? Gak ganggu koq” jawab Rara pelan
“koq suara kamu serak gtu? Abis nangis ya?”
“mm.. gak juga koq Tat, lagi batuk ja nih ehem..ehem” Jawab Rara berpura-pura.
“ kamu lagi sakit? Yaudah kamu cepet istirahat aja Ra. Cepet sembuh ya”
“lho? Gpp ko tat, oya kamu tumben telpon aku. Ada apa?”
“gak koq Ra. Nanti aja ngomongnya. Lagian gak begitu penting juga sih. Hehe. Yaudah udah dulu ya Ra. Maaf udah ganggu kamu” Nut,Nut,Nut
Tatu mengakhiri pembicaraan. Rara heran namun ia tidak begitu menghiraukan Tatu, karena Tatu ya Tatu, hanya temen duduk dikelas aja. Karena yang jadi masalah saat ini yaitu sahabat-sahabat Rara yang mulai berubah sikapnya. Heu

ɧ ɧ ɧ ɧ ɧ

“Ya Tuhan.. apa yang sebenarnnya terjadi? Apa salahku Tuhan? Kenapa kini mereka menjauh?” Rara bersungkur dihadapan sang maha kuasa.
Rara segera melepas mukena, dan kembali ke kelas. Namun dari kejauhan terlihat Aul sedang ngobrol asyik dengan  Ai. Sedangkan Vio baru saja keluar kelas bersama Nisa sambil cengengesan.
“tuh kan.. mereka udah asyik sama dunianya” gerutu Rara
“Sedangkan gue? Gak ada yang mau temenan sama gue? Padahal saat belajar mereka mau gabung sama gue? Aneh ” lagi-lagi Rara menggerutu sendiri.
Lalu menghela nafas panjang. “hm.. udahlah, mungkin ini dunia abu-abu. Dan mungkin gue yang harus lebih mendekatkan diri sama mereka. Hemhem baiklah come on!” Rara menyunggingkan bibirnya. Dan ia segera mempercepat langkahnya karena sebentar lagi bel pulang.

Kring... kring... (Bel pulang)
“asyik!  akhirnya pulang juga, udah sumpek gue dikelas. Ini saatnya gue pulang bareng lagi sama Wina, Aul dan Vio. Heehe. Syukurlah mereka masih mau pulang bareng gue” ucap Rara riang.
Rara segera mengemas ATK nya. Lalu segera keluar kelas. Terlihat Aul sedang berdiri sambil mainin ponselnya didepan kelas.
 “ul.. yuk kita pulang! Oya, Vio mana?”
“hm,, gak tau tuh” jawab Aul jutek yang masih mainin phonenya.
“lho.. kemana ya dia? Apa dia ada exul hari ini?” Rara mulai heran sambil matanya menjelajahi sekitar berharap ada Vio.
“mana gue tau! Yaudah deh Ra, gue duluan ya!” ucap Aul sambil meliahat arlojinya.
“koq? kita gak nunggu Vio dulu? Biar gue deh yang cari. Kasian tuh anak kalo ditinggal. Bentar ya Ul. Lu tunggu disini.” Ucap Rara masih sambil celengak-celinguk.
Rara segera pergi mencari Vio. Namun langkahnya terhenti saat Aul memanggilnya.
“Ra??”
“kenapa? Vio udah ada? Mana?”
“bukan.. udahlah Ra. Gue buru-buru nih. Gue duluan ya! Gue takut dia marah”
“takut dia marah? Siapa?” Rara mendekati Aul lagi heran.
“kayak gak tau aja lu. Yaudah deh duluan ya! Dah Rara” Aul segera meninggalkannya.
“eh.. eh.. tapi? Ul..” panggil Rara heran.
“aduh... Aul pulang bareng sama siapa ya kira-kira? Masa iya sih sama pacarnya? Gak mungkin deh. Hm.. Yaudeh deh gpp.
Vio mana lagi. Wina juga belum nongol. Oalah,, koq gue lagi-lagi sendirian gini?
Mending  gue cari Vio deh, kasian kalo dia nanti pulang sendirian.”
Rara langsung mengambil phonenya lalu call Vio.
“Ayo dong angkat Vi... lu dimana sih?
hemhem Apa dia di perpus? Dan apa mungkin dia gak angkat telpon gue karena dia lagi cari buku diperpus?.” Pikirnya.
Rara segera menuju perpus lumayan jauh sih dari kelasnya, namun hal itu nggak membuat Rara  males or cape yang jelas dipikirannya dia mau pulang bareng sama sahabatnya, walaupun Aul udah duluan, yang pentingkan masih ada Vio dan Wina. Pikirnya lagi-lagi.
Suasana sekolah udah sepi. Tapi Rara terus saja berjalan, walaupun dari kejauhan perpus udah keliatan sepi banget, Rara masuk ruang perpus.
“Vio mana ya? Koq gak ada siapa-siapa?”
Tiba-tiba bapak berparuh baya menepuk bahunya dari belakang.
“Neng,, cari siapa?” tanya bapak itu. Rara melonjak.
“aduh bapak ngagetin aja,”
“lagian bengong aja, sendirian lagi, emang neng lagi apa? Mau cari buku?” tanya pak Indra penjaga perpus.
“nggak koq pak. mmm.. saya lagi cari temen saya, kira-kira masih ada yang didalem gak pak?”
“aduh neng di perpus tuh udah nggak ada siapa-siapa sejak bel pulang tadi kecuali bapak. Emangnya temen neng bilang dia ada disini?
“gak sih pak, tapi biasanya dia ke perpus koq”
“tapi bapak yakin neng disini tuh udah nggak ada siapa-siapa. Sok.. liat aja kedalem kalo nggak percaya” jelas pak Indra, penjaga perpus.
“mm.. gak usah deh pak. Mungkin dia udah pulang. Makasih ya pak”
Rara segera keluar. Suasana sekolah semakin sepi, kalo tadi masih ada beberapa orang yang lewat, tapi sekarang nggak ada satupun siswa berlalu lalang, Cuma ada penjaga sekolah yang sedang mengecek kelas, anggota adiwiyata yang tugas juga udah gak keliatan.
“Hm.. Vio lu kemana sih?” desahnya.

Waktu sudah menunjukan pukul 3.13.
“gila.. udahh sejam nih. ApaVio udah sama Wina, yaudah deh mending gue kekelas Wina, mungkin aja Vio udah duluan nyamper Wina”
“oh my god.. hujann lagi.”  Tak lama Rara nyampe juga dikelas Wina. X AP 1.
tuktuk.. Rara mengetuk pintu kelas Wina yang udah tertutup
“gledekgledek.. bwerrr” suara petir menymabar pintu kelas Wina. Winna mental ikut tersambar.
“aw...........” Rara tersungkur.
“Aduh.. lutut gue” Ringisnya.
“neng.. kenapa?” kata Pak Indra dari kejauhan sambil berlari khawatir
“adduhh,,,”
“sini neng bapak bantu,” Pak Indra membantu Rara berdiri
“Neng gak apa-apa?” tanya pak Indra.
Rara menggeleng lemah.
“aduh neng koq belum pulang dari tadi? Masih nunggu temen?” tanya pak Indra khawatir.
“mm.. iya pak. aku lagi nunggu sahabat aku. Vio sama Wina,” jelas Rara
“sini neng duduk dulu.. “ Pak Indra membantu Rara duduk dikoridor sekolah.
“aduh neng coba mending ditelpon aja, sekarang udah sore, hujan deras lagi. Sok ditelpon aja,, gak baik neng diskolah jam segini sendirian”
“iya-iya pak aku akan coba nelpon mereka lagi” Rara menekan ponselnya lagi
“ahh..”
“gimana neng?”
“nomer Wina gak aktif pak,”
“coba nomer temen neng yang satu lagi”
“gak diangkat kalo Vio”
“hmm.. mungkin temen neng udah pada pulang! Yaudah neng mending pulang aja gih..”
“gak mungkin pak.. kita biasanya selalu pulang bareng, mereka gak mungkin pulang duluan.. aku yakin koq pak mereka masih ada disekolah ini. Mereka gak mungkin ninggalin aku. “
“oh gtu.. aduh gimana ya.” Pak Indra garuk-garuk kepala yang nggak gatal.
“yaudah coba di sms aja, bilang kalo neng masih disini. Mungkin temen neng gak berani nganggkat telponnya karena takut ada petir”
“iya pak,, aku BBM vio dulu.”
“Vi.. lu dimana? Lgi sama Wina gak? Sekarang gue masih didepan kelas Wina. Kalian dimna sih? Kalian gak pulang duluan kan? ” sending Vio.
“gimana neng? Udah dibales?”
Rara menggeleng sedih. “belum pak”
“Neng itu solid banget ya. Sampe segininya nungguin temen”
“mm.. bapak bisa aja” senyum rara mengembang.
“ini mah gak seberapa pak. Persahabatan kita tuh udah lammmaaa banget, dan hal ini tuh udah lumrah. Coba bayangin ya pak dulu kita tuh pernah ngelewatin peristiwa yang begitu berarti....” Rara mengingat kenangannya dengan para sahabatnya dulu. Dan mencoba menceritakannya kepada pak Indra.

ɳ ɳ ɳ ɳ ɳ

saat  perkemahan.
“aduh.. gue cape banget nih Ra. Berenti lagi yuk!” rengek Vio yang lagi-lagi minta berenti.
“iya nih Ra, gue juga udah nggak kuat lagi” lanjut Wina
“yaudah.. kita istirahat dulu, tapi 10 menit aja ya, soalnya sebentar lagi hari akan gelap, sedangkan kita belum nemuin perkampungan warga. Kita gak mungkinkan tidur ditengah hutan” ucap Rara sambil mulai meng-on kan stopwatchnya.
“siapp ketua!” dukung Zena semangat. Ia sahabat mereka juga, namun saat kelulusan ia tidak mendaftar pada sekolah yang sama, ia lebih memilih sekolah di sma pilihan ibunya, padahal tidak bisa dipungkiri sebenarnya ia sangat menginginkan satu sekolah dengan yang lain. mungkin orangtuanya punya niat lain. may be!
“yah,,, minum gue abis nih” rengek Wina.
“yaudah nih minum aja yang gue.” Rara menyodorkan minumannya kepada Wina.
“nanti lu gimana Ra?” tanya Wina.
“gak apa-apa koq Win, lu cepet minum aja. Lagian gue nggak haus.”
“tapi kan perjalanan kita masih panjang Ra. Lu yakin nggak bakal minum lagi?” tanya Aul khawatir.
“hmm.. udah tenang aja temen-temen. Ayah aku udah bawain aku minum yang banyyakk banget.. nihh.. anggap aja ini bekel kita. Gimana?” kata Vio sambil memperlihatkan 2 buah aqua botol yang berukuran besar.
“pantes Vi, ransel lu gede banget. Ternyata minum semua toh” sindir Aul
“hehe..makanya gue ngajak berenti mulu, abisnya  pegel banget nih pundak gue” rengek Vio sambil memegang pundaknya kesakitan.
Yang lain tertawa.
“hehe.. Vio-Vio.. yaudah sini gue pijitin” kata Wina. Hehe Wina emang berbakat dalam masalah kesehatan sampe-sampe memijitpun dia bisa.
“aduh,, pelan-pelan dong Wina” kata Vio sambil becanda.
Sedangkan Rara hanya senyum-senyum sendiri melihat sahabatnya itu, tak lupa ia sambil melihat dan meraba-raba peta yang ia dapat dari pembina perkemahan ini.
“masih jauh banget ya Ra?” tanya Zena.
“iya nih Zen.” Muka Rara terlihat tak enak.
“kenapa Ra?” tanya Aul heran
“mm.. lihat deh Ul. Kita harus ngelewatin jalan stapak.” Kata Rara sambil memperlihatkan petanya.
“wahh.. kayaknya seru tuh..” sambar Wina.
Memang, Wina adalah orang yang suka rintangan, sudah terlihat dari cara ia berpakaian sedikitpun dia tidak memperdulikan penampilannya. Walaupun begitu dia tetep terlihat menarik dengan switter khasnya. Kelebihannya dia teliti dan men-detail banget dalam menghadapi rintangan apapun.
“ hah? Jalan setapak? Emang gak ada jalan lagi selain jalan stapak? Aduhh,, gue gak berani ah.. ayah,,, tolongin aku!” rengek Vio. Vio ini orangnyya cukup manja. Dia selalu bersih dan paling anti sama yang namaya kotor. Dia selalu memperhatikan penampilannya. Namun gayanya yang terlalu kekanak-kanakan membuat perfomensnya sometimes  gak berarti sama sekali.
“nggak ada jalan lain selain jalan setapak ini Vi.”  Ucap Rara lemah.
“aduh teman-teman.. kita tuh nggak usah takut. Kalian inget gak kata pak Acep pemandu perjalanan kita waktu sebelum pemberangkatan? Kita harus yakin, bahwa setiap rintangan atau cobaan pasti ada jalan keluarnya. Dan kita sebagai tim harus saling berkerjasama dan saling merangkul agar kita bisa menghadapi rintangan ini. Aku yakin kita bisa! Semangat.. dan kamu Vi, kamu nggak usah takut ya? Kan disini kita ber-4, kita pasti bakal nolongin satu sama lain jika nanti ada apa-apa. Kamu bisa kan Vi ngelanjutin perjalanan ini?”tanya Winna.
“dasar anak manja. Ngerepotin mulu” ucap Aul.
Untung saja suara ia tidak terlalu keras. Hanya Rara yang mendengar ucapannya itu, dan walupun Winna tak terlalu jelas mendengar ucapan Aul, namun ia paham apa yang diucapkan Aul. Rara segera memberi isyarat kepada Aul, tentu saja muka kecut Aul tak banyak berubah.
“mmm.. iya Winn. Makasih ya teman-teman, aku mau koq ngelanjutin perjalanan ini, aku juga nggak takut, karena aku tau aku punya teman-teman yang hebat kaya kalian.” ucap Vio.  Rara menoleh kepada Aul, meyakinkan bahwa Vio sudah bisa diajak kerjasama. Aul mengangkat bahu acuh. Dan kahirnya Mereka saling merangkul. Tak lama wajah Rara mulai cemas kembali ketika melihat arlojinya.
“ada apa lagi Ra?” tanya Winna. Yang lain juga ikut panik.
“sekarang sudah jam 5 sore, sedangkan untuk melewati jalan setapak  butuh waktu satu setengah  jam. Kita gak mungkin saat waktu magrib ada di pertengahan jalan setapak itu, dan kita juga gak mungkin nunggu waktu setelah magrib. Kita pasti bakal kemalaman banget.” Jelas Rara mulai pasrah.
“ah.. sial. Kita kejebak nih” ucap Zena kesal.
“iya juga sih.. terus kalo udah kaya gini gimana? Kita juga nggak mungkin kan stay disini semalaman, nunggu besok pagi baru kita nyebrangin jalan setapak itu. Mana hutan ini serem banget lagi. Ih... coba aja tadi kita nggak banyak berhenti, pasti kita masih punya waktu buat ngelewatin ini. ” tambah Aul mulai emosi.
Winna terperangah mendengar ucapan Aul, ia segera memberi isyarat pada Aul agar tidak melanjutkan ucapannya, dan segera melihat Vio meyakinkan bahwa ini bukan salah dia sepenuhnya, namun sikap Vio yang kekanak-kanakan membuat muka Vio langsung memerah padam. Sedangkan muka Rara nambah mengkerut, kepasrahan akan kondisi mulai memuncak dimukanya. Namun Zena hanya menggeleng-geleng.
“maafin aku ya teman-teman, aku tau ini salah aku. Nggak seharusnya aku selalu merengek minta berhenti istirahat, jadi, waktu perjalanan kita terhambat deh, kalo aja aku tadi tidak minta berhenti mulu, pasti masih ada waktu untuk kita nyebrangin jalan setapak itu. Maafin aku ya?” Vio mulai meneteskan air matanya. Tampaknya Ia merasa bersalah atas kelakuannya yang terlalu kekanak-kanakan itu.
 “aduh Vi.. udah nggak usah nangis kaya gtu. Ini bukan sepenuhnya kesalahan kamu koq, mungkin kita juga yang terlalu berleha-leha. Udahlah.. kita nggak usah mikirin waktu, yang jelas, aku mau nanya dulu sama kalian. Kalian sanggup melanjutkan perjalanan ini? ” tanya Rara semngat.
Yang lain saling pandang, karena melihat semangat sang ketua tim, semangat mereka langsung memuncak signifikan.
“kami siap” jawab mereka kompak. Rara tersenyum puas. Dan ia kembali bertanya.
“kalian siap juga melewati jalan itu walaupun matahari mulai tenggelam?”
“kami siap!!” nambah lantang.
“baik.. terimaksih teman-teman! Aku yakin kita pasti bisa melewati semua ini. Pesan dari aku. Camkan baik-baik. Nanti  jika dijalan setapak itu ada sesuatu yang membuat kita takut. kalian jangan langsung panik. Tenangkan diri kalian, karena jika kita panik konsentrasi kita untuk menyebrangi jalan setapak itu akan buyar. Sedangkan kita semua sama-sama tau. Kanan kiri kita dalah jurang. Jurang yang sangat dalam dan  berbahaya.
 disana kita bersama-sama. Kita akan bersatu melawan rintangan ini, dan satu lagi.”kita punya Allah” yakinlah Allah akan menolong kita. Kalian mengerti?”  tanya Rara gemetar.
“kita mengerti Ra” ucap mereka lebih gemetar. Seakan hati mereka tahu, bahwa saat ini adalah kondisi yang sangat menegangkan, kalo saja tidak berhat-hati dalam mengambil keputusan, mungkin nyawa yang akan jadi taruhannya.

Pukul 05.17 mereka berangkat, namun sebelumnya mereka memanjatkan doa terlebih dahulu untuk keselamatan mereka semua. Mereka berjalan berbanjar. Tentu saja baris pertama didahului oleh Rara, sang ketua tim, disusul oleh Aul, lalu Vio si manja yang ingin selalu ditengah. Kemudian Zena, Dan yang terakhir adalah Winna sang wonderwomen. Hehe.

“kal ian siap?” tanya Rara mengecek.
“siap!” serempak
“ingat! Kalian harus pintar-pintar jaga keseimbangan!” Rara kembali mempringati.
“siap ketua!” ucap mereka spirit.
Merekapun melanjutkan kembali perjalanannya yang sempat tertunda lama itu, setelah beberapa menit, mereka sampai dijalan setapak.
“Ini Ra tempatnya?” tanya Aul sedikit berbisik.
“Iya Ul. Kayanya senter kita perlu ditambah buat jaga-jaga” saran Rara
“oke” Aul segera mengambil senter di ranselnya.
“di pegang sama siapa Ra kira-kira?” tanya Aul
“sama Zena aja Ul. Kasian yang belakang kalo harus ngandelin senter Winna aja. Kamu masih bisa ikut senter aku kan?”
“sipsip! Lagian Vio nggak mungkin pegang senter, jalan aja masih blepotan”ucap Aul.
“Hust!!” kata Rara mempringati.
“sorry, becanda koq” ucap Aul dan ia segera memberikan senternya kepada Zena.

Setelah itu mereka memulai perjalanan dijalan setapak yang lebarnya kira-kira 30 cm. Dengan hati-hati mereka melangkahkan kakinya perlahan. Setelah sekitar 8 meter mereka sukses berjalan tanpa ada kendala sedikitpun, namun menginjak meter ke 9, Vio tiba-tiba  merengek kesakitan.
“duhduh.. aww” desah Vio
“kamu kenapa Vi?” tanya Zena pelan.
“kaki aku sakit Zen, aduhhhh........”
 “Ra.. berhenti dulu, kaki Vio tuh Ra.” kata Aul dengan sangat berhati-hati.
Dan akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti “kenapa Vio?” tanya Rara cemas.
“kayaknya kaki Vio keram”
“aduhh.... ayah. Kaki aku.. aduh sakit banget.. huhu” Vio merengek kesakitan.
“hust!! Jangan nangis Vi. Yaudah kita obatin dulu ya,”
“huhu... “ Vio tetp nangis kesakitan.
Rara mulai bingung. Pukul sudah mnunjukan 06.17.
“Winn.. keluarin kotak  p3k nya.”
“ini.. “
Zena segera mengobati kaki Vio dengan cepat.  Setelah beberapa menit akhirnya selesai juga, Vio juga sudah merasa mendingan. Sehingga pukul 06.25 mereka melanjutkan perjalanannya kembali, namun kali ini harus lebih pelan, karena kondisi kaki Vio yang dibalut yang tidak bisa bergerak cepat.
Setelah beberapa menit tak diduga Aul terpeleset. Gubraggg...
“aww...”
“Ya Allah Aul....” ucap Zena
“Astagfirullah Aul...” Rara berteriak
“tolong.. kalian tolongin aku!”
“astaga.. pegangan Ul” teriak Winna.
“Ra.. tolongin aku Ra.. aku nggak mau masuk jurang, Rara cepet! Aku nggak mau mati Ra.. tolong aku!”
“ya Ampun Ul.. kamu jangan bicara seperti itu, kita pasti bakaal bantu kamu!”
“Ra.. ini Tali.. “
“disitu ada akar yang kuat gak Winn?”
“ada-ada Ra.. biar aku ikat disini aja ya?”
“iya.. ikat mati Wiinn..”
“Zen.. kamu  bantu Winna. Vio kamu terus bantu pegangin tangan Aul. Awas jangn sampe lepas!”
“kamu Ul.. kamu jangan panik, inget pesan aku, panik itu hanya akan membuat tenaga kamu abis. Sekarng lepas tas kamu pelan-pelan, aku yang kan mengambilnya karena untuk meringankan saat narik kamu. Ayo Ul pelan-pelan psati kamu bisa”
“aku nggak berani Ra,, aku takutt.. Rara cepetan tolong aku, aku udah nggak kuat lagi.. Rara. Huhu” jerit Aul, dia benar-benar ketakutan.
“Iya.. makanya kamu lepas tas kamu pelan-pelan. Disini aku bakal mengambilnya,
Jererjet.
“aw.... tangan kiri Aul terlepas dari gengaman Vio dan dari akar-akaran juga,
“Vii... terus tarik”
“aku udahh nggak kuat Ra,, tangan aku gemeteran.”
“Zen.. tarik lengan Aul. Raih Zenn,, ayo,,
“iya Ra.. aku dapt.. pegangan Ul..
“huppp... aduuhhh.. “ akhirnya Rara berhasil meraih ransel Aul.
Setelah di ikat di akar yang lumayan kuat, tali tersebut mereka lilitkan pada tubuh Winna, Zenna dan Rara, Vio tidak ikut dililit tubuhnya kerena kondisi Vio yang mnegkhawatirkan.
“sekarang lebih tenang Ul.. kita bakal narik kamu. Pegang talinya.
“Vi.. kamu obatin tangan kamu sendiri ya. Kamu bisa kan?
“iya Ra.. gpp. Aku bisa koq”
“kalian terus tarikk.. cepett!, aku Cuma pegangan sama tali doang tau.. kalian awas jangan sampe lepas! Aku nggak mau..”
“iya Ul.. pegangan awas”
Winn,, pastiin akarnya gak lepas.
“siap..”
“tarrrrrrrrrrrrrrrrriiiiiiiiiiiiiiikkkkkkkkkkkk....... terus tarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrriiiiiikkkkkkkkk. Ayo tarikkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk,,,,,,,,,, bntar lagi tarikkkkkkkkkkkkkkk.......
Tak diduga akar yang dikira kuat copot sehingga membuat Aul semakin mendekati Jurang dan semakin jauh dari teman-temannya, kalo tadi keberadaan Aul sekitar 4 m. Sekarng sekitar 9 meteran.
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa............ kalian aduh,, tolong,, huhu.. tolong aku... huhu.. kalian jahat, kenapa lepasin talinya sihh... huhu”
“iya-iya Ul sabar.. Akarnya copot Ul.. kamu bertahan ya.. pegangan yang kuat,, kita bakal cari akar yang lain..
“aw... aduhh.,, kaki aku..sakit”
“masya allah Winn, kaki kamu digiggit ular..” sini aku ikat
Zenna segera mengambil tali dari renselnya dan mengingatkan kepada kaki Winna.
“apa? Uler? Nggakkkk ,,,,,,,,,,,,,”
“Ya Allah Winna,, kamu bertahan ya?”
“huhu... sakittttttt. Brengsek banget ular sialan itu. Fuih”
“nih,,, aku bawa garam” Vio segera menyiramkan sekeliling dengan garam yang ia bawanya.
“kamu gpp winn? Kamu bisa bertahankan?
“iya Ra.. insyaalah,, kaki aku udah diikat koq, mudah-mudahan aja racunnya belum merambat”
“Ra..  cepet tarik,,, pliss Ra, tolongin aku. Aaaaaaaaa........Ada uler. Ayahhhhhhhhhhhh.. tolongg!! Huhu... aku nggak mau mati....... cepet tarik.woii.. tarik talinya. Kalian tega ngeliat gua kaya gini? Hah?.”
“iya Ul,, bntar”
“oke,, zen kamu cari akar yang kuat disitu ada gak? Coba tuuh yang dipinggir kiri kamu.. “
“iya Ra,, kayaknya ini kuat.” Zena segera mengikatkan tali itu..
“kalian ikut bantu tarik ya,” perintah Rara
“Ra,,.. lilit ketubuh aku juga, aku mau bantu Aul” pinta Vio
“kamu yakin kamu bisa?” tanya Rara
“iya Raa.. aku bisa. Sinii,,,,,,,,,,,,” Vio segera melilitkan talinya ketubuhnya dengan kuat.
“1 2 3......... tarrriiiiiiiiiiiiiiiiikkkkkkkkkkkkkk......... teriiiiiiiiiiiiiikkkkkkkkkkkk...........tariiiiiiiiiiiiiiiiiiiiikkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk. sekali lagi tariiiiiiiiiiiiiiiikkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
Euuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhh,,,,,,,,,,,,,,,,, ayo temen-temen sekali lagi terik yang kenceng........ tarrrrrrrrrrrriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiikkkkkkkkkkk...............
Heupppppppppppppppppppppp......... alhamdulilah.. YA ALLAH terimaksih. Alhamdulilahirobilalamin,,,,,,,,,,,,,,,,, subhanallah,,, akhirnya kamu selamat juga.
“iya........ maksih ya semua, Ra.. maksih ya udah bantu aku, : Aul memeluk Rara sedih, Rara nangis. Semuanya ikut nagis, ya Allah vi, makasih ya,, Zenn, Winn maksh banget ya,,”
“iya,, yudah lepas dulu talinya,, masukin Zen ke renesel” ucap Rara
“awwwwwww” desah Winna,
“kamu kenapa Winn?”
“Wina tadi dipatuk uler” kata zena
“Ya Allah.. nih,, aku bawa penawar sementara, mana Ra rensel aku? Tanya Aul. Aul segera mengambil obat penawar sementara. Nihhh coba minum obatnya.”
“Ini Winn airnya” vio menyodorkan mineral
“msksih ya UL, Vi,,,”
“udah ga perlu makasih kita kan disini satu tim....” ucap vio
“Yaudah.. Wina? Vio? Zena? Aul? kalian siap melanjutkan perjalanan kita?”
“iya Ra,, kita lanjut.. lagian ini udah jam 7.50, ayo kita lanjut” kata Wina
Akhirnya setelah banyak rintangan yang mereka lewati mereka berniat untuk melanjutkan perjalaannannya,.. dan akhirnya mereka mampu menyelesaikan rintangan perjalanan tersebut dan berhasil menjadi tim yang paling solid dibanding yang lain

ɧ ɧ ɧ ɧ ɧ

“Waahh... kalian emang kompak yaa” Rara pun tersenyum. Namun tiba-tiba Byuuurrr.. Ternyat Vio, Wina, Zena dan Aul menyiram Rara, ini suprise buat Rara, karena hari ini ulangtahun Rara. Dan sepertinya Rara lupa akan tanggal ini.
“yaampunn.. kaliann”
“tuhkan pak.. mereka sahabat aku yang baik kan” ucap Rara meyakinkan pak Indra.
“happy birthday Raraaaa... maafin kita ya, kita sengaja rencanain ini semua buat kamu”
“iyaa makasih ya semuanya. Suprise nya bener-bener berhasil deh”
“tapi kamu ga marah kan Ra, gegara tadi gue ninggalin??” tanya Aul
“iyaa Ul gapapa koq.”
“hahaa.. bagus ul actingnya...” kata Wina
“Zen.. kamu pulang sekolah langsung kesini?” tanya Rara
“iya dong Ra...” kata Zena..
Merekapun langsung berpelukan...
#30DWC hari ke 25

Selasa, 08 Maret 2016

Sabar, Sabar, Sabar


Malam bertabur bintang, gemerlap sinarnya tak sedikitpun membuat aku tesenyum, aku terus menukik bibirku. Entah kenapa aku gelisah seperti ini? padahal besok aku akan berangkat ke jakarta karena aku berhasil diterima di universitas pilihanku. Aku menengok ke arah meja belajar, disana terdapai frame mamah, aku mengambilnya dan lekas memperhatikan wajah mamah, ku peluk photo itu lekat-lekat, tak terasa air mataku meleleh, aku terisak. Hati aku sedih, aku yakin di sana pasti aku akan sangat merindukan mamah. Kesedihanku tak dapat aku bendung, aku menangis pelan aku tak mau keluargaku mendengar tangisanku ini. tak lama ada seseorang masuk ke kamarku, aku lupa mengunci pintu kamarku, ternyata itu mamah. Mamah duduk disampingku, aku masih memeluk fhoto mamah. 
“kamu kenapa nangis nak?” tanya mamah sambil mengusap rambutku
Aku menggeleng pelan, aku tak mau mamah tahu kalo aku nangis karena aku akan merindukan mamah disana nantinya.
Mamah mengambil fhoto dipelukanku, aku menunduk malu. Mamah langsung memelukku. Aku pun kembali memeluk mamah, tangiskupun kembali meleleh
“Mahh... aku nggak mau jauh dari mamah” bisikku pelan
“mamah ngerti nak, tapi ini saatnya kamu tunjukin ke mamah, bahwa putri mamah yang satu ini udah dewasa, udah mandiri, kamu gaperlu khawatir, kalo kamu kangen sama mamah kamu tinggal telpon aja.”
Aku memluk mamah nambah erat, berada dipelukan mamah memang tenang dan damai, aku merasa aku adalah anak yang paling bahagia bisa mempunyai mamah yang baik seperti ini.
“mah maafin aku ya, aku masih aja manja kaya gini. Padahal adik aja ga manja kaya aku gini ya mah.. hehe” aku menertawai diriku sendiri
“gapapa nak, mamah ngerti. Ini kan anak putri mamah yang paling manja, mamah udah biasa dengan kemanjaan kamu koq”
“ah mamah... “ aku mencium kening mamah
“tapi nanti aku bakal kangen sama mamah “ aku cemberut
“yang sabar sayang.. kamu tahu? Kalo kamu sabar Allah akan menggantikan kesabaranmu dengan sesuatu yang luar biasa”
“oke oke.. aku bakal sabar selama empat tahun.. sabar jauh dari mamah.“
“sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar nak” ucap mamah. aku tersenyum. Ku niatkan dalam hati bahwa aku harus sabar, aku yakin aku pasti bisa melewati hari selama empat tahun tanpa mamah

*****
Esoknya aku dan mamah langsung berangkat, menuju kostan dekat kampus. Setelah merapikan semuanya. Mamah pamit pulang dan disinilah aku kembali meneteskan air mata. Mamah kembali menasehatiku. Sabar sabar sabar.. akan ada masanya kita sendiri  tanpa satu orangpun. Aku pun kembali meyakinkan hati bahwa kini aku bukanlah gadis manja yang harus ditemani mamah setiap harinya. Aku akan buktiin ke mamah kalo aku bisa. Mamahpun lekas meninggalkanku. 
Kini hari hari ku tak lagi bersama sosok yang luar biasa itu. Aku mencoba terus menyesuaikan diri dengan keadaan yang sekarang, kesendirian yang sepi. 
Satu tahun berlalu, aku mulai mengerti arti dari kemandirian ini,aku sudah mulai terbiasa, namun ada masalah lain yang membuat aku sedih setiap malam, aku tak mempunyai teman, aku kemana-mana sendiri dan selalu sendiri. Aku heran kenapa tak ada satupun yang mau berteman denganku, padahal aku udah mulai gabung kepada mereka tapi? Ah.. aku rindu sahabatku disana, aku pun menceritakan semuanya kepada mamah. Tapi apa jawaban mamah? Aku harus kembali sabar. Kata itu yang kadang membuat aku kembali percaya, karena aku tahu jika aku sabar pasti Allah bersamaku. 

Dua tahun berjalan, akhirnya aku menemukan jawaban dari nasehat mamah, aku tetap sabar menjalani kesendirian namun ternyata kesabaranku membuahkan hasil, kini aku mempunyai banyak teman, aku senang, karena mereka lah yang mengisi hariku, hari hariku penuh warna dengan canda tawa mereka.
Setelah itu masalahku tak selesai disini, di tahun ketiga aku mulai peka dengan perasaanku, bagaimana tidak, teman teman ku semuanya telah mempunyai kekasih, sedangkan aku? Masih tetap sendiri.. sifat manjaku masih tetap ada, aku mencoba menceritakan semuanya kepada mamah, apa daya. Aku harus sabar katanya. Heuuu... aku muak sebenernya mendengar kata sabar. 
Memaknai kata sabar memang tidak ada batasannya, kata sabar yang melatihku untuk tetap berfikir positif atas masalah yang aku terima. Pernah suatu hari, aku memfokuskan diriku untuk memaknai nasehat mamah yang tiada lain aku harus sabar, sabar, sabar ...
Lalu, diawal tahun ada seseorang yang mendekatiku, entah siapa itu namun setelah berjalannya waktu kami merasa nyaman dan at leats, aku menceritakan semuanya kepada mamah.. mamah senang mendengarnya karena kata mamah aku sudah menemukan ari dari kesabaran ini, aku benar-benar bahagia mempunyai mamah yang telah mengajarkanku arti dari kesabaran selama ini, ah mamah.. makasih atas semua nasehat yang engkau berikan, aku tidak tahu akan jadi apa aku tanpamu.

Sekian
#30DWC hari ke 24

Long Distance Relationship part 3

Kini aku telah berada di dalam pesawat bersama kekasihku. Ya.. disana kami duduk berdua, 10 hari ternyata mampu membuat hati aku memilih pasangannya. Aku memilih untuk duduk dekat jendela, agar aku bisa melihat pemandangan dibawah sana. Hatiku sangat senang, ternyata Negri Sakura merubah semuanya, kini aku tak lagi sesedih saat aku hendak berangkat, karena sekarang aku telah menemukan pengganti lelaki munafik itu. Dan yang paling penting, aku telah meraih murtel di JP yang sekaligus mendapatkan beasiswa di universitas Tokyo, oh.. betapa bahagianya aku Tuhan.. terimakasih atas semua yang telah Engkau berikan. Kini aku setuju dengan dalil yang banyak orang katakan, bahwa setelah mendung akan muncul pelangi. 
“sayang?”
Ka Ripa membuyarkan lamunanku. ia memegang tanganku pelan.
Aku menoleh dan membalas pegangan tangannya.
“apa?” 
“lagi mikirin apa? Serius banget!”
“aku kangen sama mamah” aku merebahkan kepalaku dipundaknya. Ia mengusap rambutku.
“sabar ya.. pasti kita akan ketemu mamah kamu. Mending sekarang kamu tidur. Istirahat ya ”
“gak ah.. aku kan udah tidur semaleman. Mending kamu aja” kataku
“terus yang jagain kamu siapa kalo aku tidur?”
“gpp koq. Lagian aku gak bakal kemana-mana. aku bakal disini terus deket kamu” 
“yakin? Kalo ada apa-apa bangunin aku yaa?..”
Aku mengangguk.
“aku nyanyiin ya.. mau lagu apa?”
“hm.. boleh, terserah deh lagu apa aja” 
“yaudah.. “ aku pun menyanyikan sebuah lagu dari sebuah band ternama ditanah air. Dan benar ka Ripa sudah tertidur pulas. Aku hanya tersenyum memperhatikan wajahnya.

Aku mengirim sebuah pesan kepada mamah
To : mamah
Mah.. manda udah on the way, entar mamah jemput aku ya di Bandara, sama paph juga. Manda kangen banget sama mamah papah. :)

From : Mamah
Maaf sayang, mamah gak bisa jemput kamu. Mamah sama papah lagi ada tugas diluar kota. Biar Naila aja ya yang jemput kamu di Bandara. 

What? Mamah papah gak bisa jemput aku di Bandara? Sesibuk itukah mereka? Aku kan kangen banget sama mamah papah. Koq mereka tega sama manda? 
Hikshiks.. tangisku mulai meleleh.

To : mamah
manda kangen sama mamah papah :(

from : mamah
kita ketemu dirumah aja ya. Entar mamah hubungi Naila supaya jemput kamu disana.maaf ya sayang. Mamah papah benerbener gak bisa. Kamu ngerti kan?”

nggakk… hiks hiks. Manda gak ngerti, kenapa mamah papah berubah gini sih? Kenapa kayaknya kalian gak peduli lagi sama Manda.? Apa Manda udah kalian lupain? Hiks hiks.. mamah papah jahaatt… hiks hiks
aku terus terisak tanpa membalas pesan mamah yang terakhir, tiba tiba sebuah pesan masuk.

From : Nailaa
Jangan sedih Manda sayang. Kan masih ada aku yang bisa jemput kamu. Aku tunggu ya..

Naila? Pasti mamah udah hubungi dia. Tapi ?? ah… mamah papah kenapa sih? Kenapa aku gak yakin kalo mereka bener-bener ada tugas keluar kota, tapi meskipun begitu, kecengenganku terus menjadi, aku tetap nangis terisak, karena aku gak mau ka Ripa bangun mendengar aku menangis. Tapi sial.. telinganya sangat peka, ia terbangun dan terperanjat melihat aku yang sedang menangis.
“Manda kamu kenapa? Kenapa nangis?”
“kenapa sayang? Kamu kenapa?” tanyanya lagi. Ia terlihat panik. Aku segera memperlihatkan sms dari mamah kepada ka Ripa. Ia segera membacanya.
Ka Ripa menghela nafas panjang.
“sabar sayang.. mungkin mamah papah kamu bener bener sibuk.”
“tapi kan aku kangen sama mereka.. hiks”
“ aku yakin mamah papah kamu bener bener sibuk, percaya ya sama aku. Pasti kamu bakal ketemu mamah papah kamu dirumah koq. Udah ya jangan nangis lagi. Kasian air mata kamu dari kemarin keluar mulu”
“kamu tuh ya.. koq malah kasian sama airmata aku dibanding perasaan aku?” 
“bukan itu maksudnya. Aku Cuma gak mau kamu sedih mulu. Kan disini ada aku. Jadi kamu ga perlu nangis lagi. Lagian masih ada Naila kan yang jemput di bandara”
“iya sih..”
“apa perlu mamah aku suruh jemput kita juga?”
“apa? Malu ah, aku belum siap ketemu bu Okta”
“gpp kali. Lagian aku kan udah cerita sama mamah tentang hubungan kita..”
“apaa? Waktu kapan?’
“dua hari yang lalu..”
“oh my god honey, terus kata dia gimana?”
“mamah setuju koq, mamah juga bilang kalo kamu itu cocok buat aku.. cantik, baik, pinter lagi..”
“hah? Mamah kamu serius bilang aku pinter?”
“iya.. katanya setiap pelajaran mamahku, kamu pasti ke perpus buat cari bahan pelajaran sendiri..”
Aku melongo.
“koq begitu dibilang pinter?” tanyaku keheranan
“iyaa.. disaat siswa yang lain minta disuapin bahan pelajaran, kamu malah mencari  dan mempelajarinya sendiri”
“ooohh..” aku nyengir mengingat kembali kelakuan yang sering keluar kelas saat jam pelajaran bu Okta.

XXXXX

Akhirnya pesawat mendarat dengan mulus di Bandara soekarno-hatta, akhirnya aku bisa kembali dengan harapan yang telah ku gapai. Walaupun masih dengan wajah sembab, aku menuruni anak tangga pesawat itu. 
“sayang.. udah lama banget gak pulang ke indonesia” kata ka Ripa
“kalo kita gak jadian, kamu gak bakal pulang ya sebelum kuliah kamu beres?” aku meliriknya
Ka Ripa Cuma tersenyum dan mencubit pipiku.
“aw.. sakit tau”
“Aku ke toilet dulu ya..”
“okeeh..”
“kamu tunggu dikursi sana ya..” kata ka ripa sambil menunjuk kursi yang ada di balik tiang”
“iya..” aku segera duduk dikursi sana.
Setelah beberapa menit ka Ripa datang bersama seseorang yang sangat aku rindukan. Mamah papah dan satu lagi, sensei vera.
Aku sangat bahagia, segera aku berlari memeluk mamah
“maaamaaahh…” air mataku meleleh lagi
“manda..” mamah menghelus kepalaku
“katanya mamah papah tugas keluar kota” aku menekuk bibirku dan melepaskan pelukan mamah
“kita sengaja, mau ngasih surprise buat kamu” kata papah mengelus pundakku.
“ah papaah.. “ aku memeluk papah
“selamat ya Manda..” kata sensei mendekatiku
“sensei? Iya.. makasih ya”
“kamu bener-bener hebat manda. Sensei sangat bangga sama kamu”
Aku tersenyum bahagia.
“ka?” aku menoleh kepada ka Ripa, ternyata aku baru sadar kalau mereka semua datang bersama ka Ripa.
“iya sayang.. kita udah merencanakan ini sama Ripa” mamah menjelaskan
“kapan?” aku tidak percaya
“ada deh..” papah menimpali.
“Ah.. kaka kenapa ga bilang sih.” Aku menyiku lengan ka Ripa
“Kalo bilang, buka surprise dong namanya” ucap ka Ripa menatapku jail
“manda.. kamu boleh istirahat dulu satu hari. Hari rabu kamu baru masuk sekolah.” Kata sensei
“bener sensei?”
“iyaa.. yaudah sensei pamit dulu ya.. sampai ketemu hari rabu disekolah”
“iya..” aku tersenyum. Oh Tuhan terimakasih atas semuanya. Sensei pun berlalau

XXXXX

Bleekk.. aku merebahkan tubuhku dikamar. Indah sekali hari ini, tapi kenapa serasa ada yang kurang yaa.. oya. Naila? Koq Naila gak jemput aku di Bandara? Aku segera mengirim bbm kepada Naila.
Ternyata saat aku mengaktifkan bbm ku, ada bm dari Naila.

Nailalala
Selamat datang kembali di indonesia Manda-san. Congratulation :)

Manda R K
Gak ikut jemput aku di bandara?

Nailalala
MAAF manda :(

Manda R K
Mau alaesan apa? :/

Nailalala
Masih disekolah nih :D

Manda R K
Tumben.. ada apa?

Nailalala
Ada kumpulan osis..

Manda R K
Ada acara? Koq aku gak dikasih tau?

Nailalala
Kumpulan biasa aja koq. Ciyee.. RK? Apa itu?

Manda R K
Kepo :P

Nailalala
Jahat nih gak cerita :(

Manda R K
Entar aku certain semuanya semuanya semuanya

Nailalala
Rabu yaa?

Manda R K
Kalo besok? Gak bisa yaa?

Nailalala
Kamu kan harus istirahat dulu mandaa :)

Manda R K
Aku gpp koq, kerumah yaa besok titik

Nailalala
Gpp gimana? Rabu aja ya.. okeeh

Manda R K
Oke deh :)

XXXXX

Esoknya, saat aku membuka mata, waktu sudah menunjukan pukul 08.00. Tubuhku kembali fresh. Aku segera mandi dan keluar kamar.
Seperti ada suara diruang tamu, siapa yang bertamu Pagi pagi gini?
aku penasaran. Saat aku keruang tamu, ternyata disana ka Ripa bersama dua orang berparuh baya. Ternyata Bu Okta. Apaa? Ka Ripa ngajak bu Okta? Dan itu pasti suaminya bu Okta? Beliau mirip banget sama ka Ripa. Aduhhh…
“pagi manda..”
“ibu….kapan kesininya bu?” tanyaku yang langsung menyalaminya sopan
“baru aja koq, selamat ya Manda”
“oh.. hm.. iya bu. Maksih ya”
Aku menoleh ke ka Ripa. Dia Cuma tersenyum.
Tak lama mamah datang.
“kamu udah bangun sayang? Gimana udah fresh lagi kan?” Tanya mamah
“hehe.. koq mamah gak bangunin aku kalo ada tamu?”
“mana berani kita bangunin kamu. Kamu pasti lelah banget kan” lanjut papah
“papah tau aja..” aku nyengir dan langsung mengambil posisi duduk dekat papah.

Disana keluargaku dan keluarga ka Ripa berbincang, mereka sangat mendukung hubungan kami. Tentu aku sangat bahagia dengan kenyataan ini, begitupun dengan ka Ripa.

XXXXX

Hari ini aku berangkat sekolah, setelah sekitar dua minggu lamanya. Dengan langkah ceria aku memasuki gerbang sekolah. Namun saat aku berada di bibir gerbang. Sebuah kejutan yang tidakku duga sebelumnya menyambut kehadiranku pagi itu. Semua siswa berjejer, karpet merah tergelar layaknya untuk model yang siap beraksi. Aku sangat terperangah, sangat takjub atas aspirasi mereka semua. 
Aku langkahkan kaki ini sedikit demi sedikit. Memberikan senyuaman termanis untuk semua siswa yang telah menyambutku seperti ini, setelah ku telusuri tenyata guru-guru juga ikut berbaris menyambutku,, oh.. betapa bangganya aku mendapat sambutan semeriah ini, mereka terus bersorak “Manda Manda Manda”, aku pun segera menyalami guru-guru kutercinta. Dan terakhir kepala sekolah, ia memelukku layaknya anak dan ayah, aku sangat bahagia , ternyata aku bisa membuat semua orang senang, oh Terimakasih Tuhan.

“aku kangen banget sama kamu manda…” Naila memelukku
“aku juga Nai.. kamu sehat kan?”
“seperti yang kamu lihat manda.. kamu sendiri gimana? Betah gak disana?”
“iyaa.. aku betah koq” 
“oya.. bentar ya Manda.. aku ketoilet dulu. kebelet nih!”
“yaudah.. aku tunggu disini ya. Awas jangan lama-lama”
“sip” Naila terbirit-birit.

Setelah Naila menghilang dari pandanganku,kini aku duduk sendiri di kursi taman. Aku masih sibuk memberikan senyuman untuk semua orang yang menyapaku. Tidak jarang mereka meminta fhoto bareng dan meminta tanda tangan, udah kayak artis aja.. batinku.

Namun saat aku menyadari, kalo aku sedang duduk diatas kursi yang sangat menyimpan beribu kenangan, aku menunduk, sedikit mengingat masa itu. Namun tiba-tiba seseorang duduk disebelahku.
“Manda” ucapnya lirih
Aku mengira itu Naila, spontan aku memegang tangannya dan berkata
“Nai.. aku kangen sama Taufan. Dia kemana sih?”
serentak aku kaget bukan kepalang, ternyata itu bukan Naila yang aku kira, tapi Taufan, lelaki yang sangat aku cintai dulu, lelaki yang pernah menggoreskan luka, lelaki munafik. Ah.. aku segera melepaskan peganganku
“Manda?” gantian ia yang memegang tanganku
Aku tak menjawabnya. Aku hanya tertunduk diam. Aku biarkan ia memegang tanganku.
“maafin aku manda.. maafin aku”
Aku masih tetap diam
“aku juga kangen sama kamu..” ia melanjutkan ucapannya.
Aku menoleh kepadanya. Menatap matanya tajam. Terlihat sorotan matanya yang mengisyaratkan penyesalan yang begitu dalam, tapi tidak.. aku menarik lenganku cepat.
“aku kangen sama kamu manda!”
“stop.. stop Fan! Kamu gak berhak kangen sama aku”
“MANDA? Aku tau aku salah.. tapi aku kangen sama kamu. Aku sayang sama kamu manda..”
“apa? Kangen? Sayang? Apa aku gak salah denger? Emangnya kamu siapa sih? Haaah?”
“oke… aku akan jelasin semuanya ke kamu”
“fuih.. sayangnya aku udah gak butuh semua penjelasan kamu!”
Aku segera berdiri dan lekas meninggalkannya.
Namun ia memegang lenganku.
“Manda? Pleas dengerin aku dulu…”
“stoooooooop! Denger ya Taufan. Sadar dong.. aku bukan siapa siapa kamu! Dan cukup.. anggap aja kita ga pernah kenal samasekali.” Aku melepaskan tangannya kasar dan segera berlari karena aku tidak mau dia menarik lenganku lagi, karena aku telah muak melihat wajahnya yang munafik itu.

Aku segera menuju toilet sekolah, ternyata Naila mengikutiku.
“kamu kenapa manda?”
“naila hiks hiks” aku memeluk Naila
“kenapa? Cerita sama aku yaa”
“Tauafan Nai.. tadi dia minta maaf sama aku.”
“berarti bagus dong.. terus kenapa nangis?”
“gak semudah itu Nai.. hik hiks hiks”
“coba deh denger  penjelasan dia dulu“
“tapi kan? Ah.. aku gak mau ngeliat dia lagi”
“yakin? bukannya Taufan cinta pertama kamu?”
“tapi kan? Dia itu udah nyakitin aku.. lagian sekarang aku udah punya Ka Ripa”
“kamu kan belun ngedenger penjelasan Taufan, siapa tau dia emang punya alesan yang bener bener logis”
“gak tau dehh..”
“yaudah jangan nangis napa.. yaudah sekarang aku mau nanya, sebenernya kamu lebih suka sama Taufan apa ka Ripa?”
Aku terdiam. Entah. Padahal ka Ripa adalah pacarku, tapi kenapa untuk menjawab pertanyaan Naila, aku sedikit bingung untuk meberikan jawabannya, apa aku masih suka kepada Taufan? Ahhhhhhh… 

XXXXX

“say?”
“iya..”
“entar malem jalan ya”
“kemana?”
“kita nonton okeeh”
“iya”
“jam tujuh ya say”
“iya..”
 Aku menutup telepon dari ka Ripa. Tapi tiba-tiba Taufan mengirim bbm kepadaku

Miss TM
Manda? Aku tunggu ya di taman kota jam 7

Apa? Taufan merubah nama bm nya Miss Tm? Oh.. dasar cowok munafik, siapa lagi tuh Tm? pake nunggu di taman lagi. Aku kan udah janji sama ka Ripa, aduh,, kenapa semuanya rumit gini? Tapi rumit? Rumit kenapa manda? Harusnya ini bukan pilihan yang bikin aku rumit, ini pilahan yang sangat mudah sekali, seharusnya aku gak perlu pusing., kenapa aku harus bingung? Ka Ripa kan pacar aku, udah tentu akau bakal menemui dia dan jalan bersama dia malam ini. Bukan ciowok munafik seperti taufan.
Oke.. aku gak akan bales bbm dari dia. Fuih

Malam ini aku memakai jeans dan baju kaos biasa, aku tidak terlalu memperhatikan penampilanku, karena dalam fikiranku masih ada bayangan lelaki munafik itu. Yang sampai sekarang membuat mood aku jelek.
Setelah menunggu selama setengah jam, ka Ripa belum juga menjemputku. Segera aku menelponnya.  Ga aktif..
Kemana dia? Koq belum jemput aku? Padahal ini udah Jam setengah delapan. 
Aku pun megirim bbm kepadanya

Manda R K
Sayang? Jadi jemput aku ga? :(

Gak ada balasan
Handphone ku bordering lagi.

Miss TM
Aku nunggu kamu disini. Ada yang harus aku jelasin sama kamu.

Fuih.. gak tau malu banget ya itu lelaki. Aku kan udah bilang, jangan ganggu aku lagi, tapi kenapa dia terus memaksaku sih? Ih..

Aku tak menghiraukan bbm dari Taufan, dan terus bersabar menunggu ka Ripa diberanda rumah. Dengan muka sedikit kecewa aku terus melihat pintu gerbang, berharap ka Ripa akan datang menjemputku malam ini sesuai yang ia bilang tadi siang.
Tapi naas, sampai pukul delapan ka Ripa tidak juga datang.

XXXXX

Ka Ripa sudah siap untuk menjemput Manda, namun tiba-tiba suara bel berbunyi.terdengar teriakan dari mamah.
“Ripaa..” ada temen kamu nih
“temen? Siapa?” ka Ripa pun penasaran dan segera menemui orang itu.
Dan ternyata setelah ia menutruni anak tangga dan menuju ruang tamu. Terlihat seorang wanita cantik nan anggun yang duduk manis disofa.
“Ripaa?”
“Nita ya?’ 
“aduh.. kamu udah gede banget. Nambah ganteng ;lagi” kata perempuan itu yang langsung cepeka-cepiki terhadap ka Ripa
“ah.. bisa aja kamu nit. Kamu tau dari mana aku ada di indo?”
“aku liat status kamu di tweeter kemarin.”
“oh.. kamu lagi libur kuliah?”
“aku ijin satu minggu buat berobat”
“berobat? Kamu sakit apa?”
“kamu tau sendiri kan, kanker aku belum juga sembuh dan kayaknya ga akan pernah sembuh pa”
“hey.. kamu jangan bicara  seperti itu. Aku yakin kamu bakal sembuh koq”
“makasih ya Ripaa”
“yaudah kamu mau minum apa?”
“gausah reptrepot deh.. kita ke taman belakang aja yuk.. udah lama aku gak main kesitu”
“okeeh.. aku juga udah lama banget nih”
“kamu baru pulang kali ini doang yaa? Setelah pemberangkatan pertama itu?”
“heem”
“pantesan, muka kamu udah kaya orang jepang gitu”
“hehe.. iya dong.”
Ditaman ka Ripa asyik berbincang bincang dengan temannya waktu sma itu, maklum, saat pelulusan sma mereka belum pernah bertemu kembali.
“Kamu sekarang masih sama Ashraf?”
“Maafin aku Ripaa” ka Nita tiba-tiba memeluk ka Ripa
Ka Ripa tak membalas pelukannya.
“Maafin aku, yang udah ninggalin kamu dulu.. ternyata Ashraf  tak sebaik yang aku bayangkan. Aku nyesel udah milih Ashraf disbanding kamu”
“Nit…” Ka Ripa melepaskan pelukan nya ka  Nita
“yang dulu biarlah berlalu. Aku udah lupain semua itu koq. Aku ngerti waktu itu kamu lebih memilih Ashraf, dan aku bisa terima itu. Aku nyadar Nit.. aku nggak pantes buat kamu. Makanya aku nyerah dan biarin kalian bahagia” jelas Ka Ripa
“Tapi Ripaa. Kenyataannya setelah kami jadian, ia malah selingkuh dibelakang aku”
Dan setelah aku berfikir, ternyata hati ini masih mencintai kamu” ucapnya sambil memeluk ka Ripa lagi. Namun dengan cepat ia melepaskan pelukan ka Nita.

XXXXX

Saat aku lihat handphone, ternyata ada bbm lagi dari taufan

Miss TM
Pleas mandaaa :(

Akhirnya aku merasa iba kepada Taufan, teringat mimik wajahnya tadi siang. Oh.. aku sedikit mengingat-ingat kembali masalaluku bersamanya. Air mataku lagi lagi meleleh. Sebenernya aku juga kangen sama kamu.
Dan akhirnya aku memutuskan untuk menemui Taufan ditaman kota, letaknya tidak jauh dari komplek rumahku.
XXXX
Disana, ditaman aku melihat seorang lelaki yang termenung dikursi, ia tertunduk lemah. Aku yakin itu Taufan. Aku duduk disebelahnya. Ia menoleh kepadaku.
“Manda?  Ucapnya tak percaya melihat kehadiranku
“jelasin semuanya!”
“sebelumnya makasih banget ya kamu udah mau datang. Disini aku akan jelasin semuanya ke kamu, terserah kamu mau percaya apa nggak. Aku Cuma nggak mau kita salah paham.”
Aku tetap memasang wajah cuek. Padahal dalam hatiku. Aku sangat merindukannya.
“dari awal.. aku udah jatuh cinta sama kamu manda.. kita sempet deket kan? Kamu tau apa yang aku rasain? Aku seneng banget, bersamamu membuatku merasa sempurna, walaupun aku tau saat itu aku belum resmi jadi pacar kamu. Serontak aku menoleh kepadanya.
“manda..” taufan memegang tanganku
“aku sayang sama kamu.. maafin aku yang udah melukai hati kamu. Tentang endaru itu, itu semua bohong, itu Cuma sandiwara..
“sandiwara?” aku melongo
“Iya.. sebenernya aku gak ada hubungan apa-apa sama endaru, itu Cuma sandiwara” jelasnya
“Tapi untuk apa?apa kamu sengaja mau bikin aku sakit? Kamu jahat fan” 
 ucapku tak percaya
 “aku ngelakuin itu semua Karena aku gak mau kamu sedih” jelas Taufan
“fuih… konyol. Asal kamu tau.. sejak kejadian itu aku nyaris putus asa fan.. kamu gakpernah tau.. betapa sakitnya hati aku.. kamu jahat fan, kenapa kamu lakuin itu semua sih? Kamu tau kan perasaanku gimana ke kamu?. Saat itu Aku juga sayang sama  kamu fan.. tapi kamu gak menyadari itu semua! Hikshisk”
Rasanya aku ingin pergi saja dari pandangannya, karena penjelasan dia samasekali gak masuk akal. Dengan polosnya dia bilang semua itu hanya sandiwara. Aneh, memangnya aku anak kecil yang bisa ia bohongi. Tapi lengannya masih terus memegangku. Tapi kenapa tangan taufan sedingin ini ya? Masa iya dia kedinginan? Padahalkan suhu malam ini gak terlalu dingin menurutku, ah.. Aku tak menghiraukannya
“maafin aku manda.. aku tau kamu gak bakal percaya. Tapi maaf kamu jangan nangis ya..”
“terus? Sekarang kamu sama siapa?” tanyaku to the point.
“sejak kepergian kamu ke jepang. Aku selalu sendiri. Merenungi semua kesalahanku”
“Bener kamu Cuma sandiwara?” aku masih belum percaya
“Iya.. maafin aku jelek” dia mencoba menghiburku
“Tapi kenapa kamu melakukan semua itu fan?”
“Karena aku terlalu sayang sama kamu,. Aku gak mau kamu sedih Karena aku.”
“haah? Cuma Karena itu?. Tapi itu gak mungkin, pasti ada yang kamu sembunyiin dari aku.”
Taufan terdiam, aku memandangnya ragu. Dia menoleh dan menatap wajahku. Suasana kali ini mengingatkanku dulu saat ditepi danau, tapi tak lama dia menjuil hidungku.
“aw.. Taufan sakit tau”
“jelek weee”
“ah…”
“beli ice cream yuk. Kamu yang teraktir yaa”
“loh.. koq aku?” tanyaku
“iya lah.. kan kamu berhasil jadi murtel di JP”
“ah.. kamu tuh ya..”
“yukk” Taufan menarik lenganku.
Kami segera menuju sebuah toko ice cream, padahal awalnya Taufan tidak suka makan ice cream, tapi setelah ia mengenalku, kami sering kali makan ice cream bareng. Dan sekarang Taufan malah hobby makan ice cream, aneh banget kan? Hehe
XXXXX
“Sayang.., maafin aku ya.. ,malem ini kita gak bisa jalan,  ada temen sekolahku ke rumah. “
Ada pesan msuk dari ka ripa
“sms dari siapa?” tanya taufan
“hm.. dari operator fan.” Ucapku asal
“ciee.. setia banget ya operator. Tau aja sama orang cantik.” 
“iyalah.. daripada kamu nggak pernah sms aku”
“emang kamu mau aku sms?”
“gak...”
“serius?”
“iyaa... gak salah lagi maksudnya. Hehe”
“dasar jeleekkkk....”
Kini aku dan taufan sudah tidak lagi marahan, aku merasa bahagia, bisa baikan lagi sama Taufan. Walaupun ia pernah menyakitiku. 
Setelah selesai, kamipun memutuskan untuk pulang. Taufan mengantarku.
“aku masuk dulu yaa” ucapku pada Taufan yang mengantarku sampai depan rumah
“iyaa.. selamat malam Manda” ucapnya
Aku hanya tersenyum dan Taufan berlalu

XXXX

Aku segera merebahkan tubuhku diatas kasur, rasanya senang sekali. Namun seketika aku mengingat Ka ripa. Aku segera menelponnya.
Nut..nut..nut..
“halo...” terdengar suara perempuan dari sebrang sana
“iya.. “ 
“siapa yaaa?” tanyanya
Siapa ini? apa ini teman ka ripa? Kenapa dia yang ngangkat telponnya? Kemana ka  ripa? Dan kenapa selarut ini, temennya masih ada dirumah ka Ripa? gerutuku
“haloo.. ini siapa yaa?”
“ummm...”
“maaf ya.. ripa nya lagi istirahat. Jangan ganggu!” nut..nut...
“apaa? Berani banget dia bicara sepert itu? Harusnya aku yang bicara kaya gitu sama dia? Ngapain coba dia lama-lama dirumah ka Ripa? Ah nyebelin...”
Dengan kesal aku segera membanting telepon dan don’t care. Aku langsung tidur...
XXXX
MissTM
“pagi manda.. pasti belum bangun ya?”
Ada bbm dari Taufan

Manda R K
“baru aja.. pagi juga Taufan :) “

MissTM
Mandi dulu sana jelek :P

Manda R K
Iya bawel. Hey.. kenapa nama bbm kamu “MissTM”? :D

MissTM
Hehe.. kepo juga ya kamu :P

Mnnda R K
:( 

MissTM
Aih? Koq ngambek?

Manda R K
-__---------------- ??

MissTM
Kamu tuh yaa.. sini biar aku kasih tau
Miss : Rindu T: taufan M : manda

Manda R K
:)

MissTM
:) 
Kamu sendiri  R K  itu apa?

Manda R K
Aku mandi dulu yaa..
Sengaja aku tak menjawab pertanyaan Taufan.
XXXX
Pagi itu, ponsel Ripa berdering, bertanda ada telpon masuk.
“pagi sayang..” ucap ka Ripa spontan mengangkat telponnya
“sayang? Um..  makasih ya ripa.. dari awal, aku yakin kalo kamu itu masih suka sama aku. Aku juga masih suka sama kamu koq. tenang aja.”
“Nitaa?” serontak mata ka Ripa melek, dan ia segera melihat siapa yang menelponnya. Ternyata itu bukan Manda pacarnya, melainkan teman sma nya nita.
“kamu kenapa Ripaa? Koq kaget gitu sih?” tanya  Nita
“um.. gpp koq nit. Maaf ya”
“iya gpp.. kamu baru bangun ya?”
“hm.. iiiya...”
“yaudah gih, cepet mandi.. kita jalan ya hari ini.. ntar aku kerumah kamu.. bye” nut...nut
“eehhh... tapi.. nit?”
Ah... sial..  dia salah paham nih. Gerutu ka Ripa
XXXX

Ada telpon masuk dari ka Ripa
“Halo...” kataku
“sayang... kamu dimana sekarang?” Tanyanya
“um.. dirumah. Ada apa?”
“aku ke rumah kamu ya..”
“emangnya mau  apa sih?” tanyaku kesel
“koq kamu nanya gitu say? Kamu ga suka aku main kerumah kamu?” ka Ripa heran
“aku Cuma tanya aja, kamu mau apa sih?”
“aku pengen ketemu kamu lah...” 
“ketemu? Buat apa?”
“kamu kenapa sih sayang?” nadanya mulai meninggi
“aku gpp. Aku Cuma nggak suka, kalo harus nunggu.”
“maksud kamu?” Ka Ripa nmbah heran
“dan satu lagi, aku gak suka sama orang yang ingkar janji, ngerti?” nut..nut
Sengaja aku matikan telponnya. Males banget kalo aku inget kejadian semalem. Huh... dasar cowok!

XXXX
Setelah lama, rasanya aku ingin sms Taufan, Cuma dia yang bisa ngerti perasaanku saat ini. 
“Fan?” Aku mengirim pesan kepada Taufan
“apaa Manda?” balasnya cepat. Aku tersenyum .
“lagi sibuk ga?”
“nggak koq.. ada apa jelek?”
“lagi sedih nih..”
“sedih kenapa?”
“ada masalah. :( “
“coba cerita..”
“susah fan”
“yaudah.. biar aku kerumah kamu”
“serius?”
“iyaa ;)”
“5 menitt yaa!”
“ha?? Dasar jeleeeeekkkkkkk!”
“HAHA”

XXXX
Tuk..tuk..tukk...  terdengar ketukan pintu dari luar, aku segera membukanya.
“eh kamu Fan..”
“huh... pas kan 5 menit?” katanya sambil ngos ngosan
“mm.. lebih 1 detik”
“yachh :( maafin aku yaa”
“yaelah fan.. gpp kali. Aku kan Cuma becanda.”
“serius kamu? Oyah, nih aku beliin coklat” menyodorkan sebatang coklat silverquen
“baik banget sih kamu”
“biar mood kamu bagus lagi. Gak sedih mulu”
“ah dasar.. duduk  fan” aku mempersilahkan ia duduk dikursi beranda rumah.
“iyaa..”
“mau minum apaa?”
“apa aja deh.. yang penting halal”
“bentar bentar.. koq muka kamu pucet gitu? Kamu sakit?” aku mendekati wajahnya.
Dia menghindar
“aku gpp koq.kan tadi abis lari. Makanya keliatan pucet.”
“serius?”
“iya bener serius”
“awas ya kalo bohong!”
“iya.. iya kali ini serius aku gak bohong”
“oh..oke. bentar ya aku ambilin minum dulu”
Aku pun segera ke dapur untuk  membuatkannya minuman.
“maafin aku manda.. sebenarnya ini efek kanker otak yang terus menggerogoti tubuhku.. maafin aku” ucap Taufan dalam hati setelah aku lekas pergi kedapur”
Aku pun datang membawa secangkir coklat hangat.
“ini fan, aku buatin coklat hangat buat kamu.. biar gak pucet lagi tuh bibir kamu”
Kataku sambil menyodorkan minumannya
“perhatian banget sih kamu makasih ya manda.. hehe.. “ 
“gimana enak ga?”
“pasti enak lah.. o yah coba cepet cerita! Aku penasaran nih, apa sih yang udah bikin kamu sedih?”
“umm.. gpp sih fan, aku Cuma kesel aja sama seseorang”
“seseorang? siapa?”
Aku pun menceritakan semuanya kepada Taufan, dan dengan sabar Taufan mendengarkan semuanya. Ia mencoba menghiburku agar aku tida sedih lagi, dan akhirnya dia berhasil. Aku merasa lega. Sangat lega.
“yaudah.. aku pulang dulu ya.. sampai ketemu besok ” ucapnya

XXXX
Pagi ini, aku bangun dengan tubuh yang lumayan  segar, aku segera bersiap-siap untuk berangkat sekolah, dan ternyata ka Ripa, sudah menungguku diberanda rumah.
“pagi sayang...” sapanya saat aku membuka pintu rumah
“kaka ngapain pagi-pagi gini kerumah? hari ini kan aku sekolah!”
“aku kan mau anter kamu ke sekolah”
“haa?” aku terkejut
“kenapaa? Kamu gak mau aku antar ya? Apa kamu udah janjian sama temen kamu?”
“hhh... gak sih. Yaudah deh iya”
“oke.. yaudah yuk. udah siang, entar kamu telat lagi”
Akupun masuk ke mobil ka Ripa
Setelah mobil itu melaju, aku sedkitpun tak memulai pembincaraan. Setelah lama, akhirnya ka Ripa memulai percakapan kami.
“sayang?”
“hm...”
“kamu udah sarapan?”
“udah..”
“waktu kapan?”
“tadi,,”
“say, jangan bohong ah. Jelas-jelas tadi kamu belum sempet sarapan kaan!”
“udah koq..”
“sarapan apa coba tadi?”
“hmm.. udah deh. Bawel banget”
“lhoo? Kamu koq marah?”
“aku gak marah!”
Tiba-tiba ka ripa memberhentikan mobilnya.
Kiikkkk..........
“hey.. apa apa an sih kamu? Udah gila yaa?”
“kamu berubah manda!”
“terserah apa katamu!” ...
“kamu kenapa sih? Aku salaha pa? Kenapa sikap kamu dingin begitu kepadaku?”
“Ka Ripa... aku gak akan begini, kalo kamu gak duluin begitu!”
“aku begitu gimana?”
“siapa yang main kerumah kamu sampe larut malam? Dan ia berani-berani nya ngangkat telpon aku, dan bilang, jangan ganggu kamu lagi! Siapa itu? Pacar baru kamu? Hah?” aku emosi
“dia bilang kaya gitu ke kamu? Gak mungkin!”
“TERSERAH! AKU CAPE !!!”
“dia orangnya baik manda, dia gak mungkin kaya gitu.. mana berani dia ngangkat telpon aku.”
“oh gitu ya.. bagus! sudah kuduga. Kamu bakal ngomong kaya gini!”
“emang kenyataannya kaya gini, dia itu temen sma aku, kita Cuma temenan”
“aku bukan anak kecil ka!”
“aku gak ngerti sama kamu!
“memang! Kamu gakpernah ngerti perasaanku. Sedikitpun! Asal kamu tahu Aku kaya gini karena aku CEMBURU! Puas?”
Aku pun segera keluar dari mobil ka Ripa dan segera naik taxi
“manda..... tunggu!”
“sayang., kenapa kamu kaya gini sih?padahalkan aku Cuma temenan dengan Nita,  Maafin aku sayang.. aku kira kamu nggak bakal cemburu akan hadirnya Nita, ternyata kamu ada  benarnya juga Manda. Akhir-akhir ini, waktuku banyak bersama Nita, dibanding pacarku sndiri. Ya Tuhan.. maafkan aku manda” desah ka Ripa menyesali semuanya.

XXXX
Hari ini aku putuskan untuk tidak sekolah, taxi yang kutumpangi balik arah dan behenti disebuah danau. Dari kejauhan tampak lelaki tinggi sedang  duduk dibawah pohon. Aku mendekatinya.
‘Taufan?” dugaku
Setelah kudekati ternyata benar dia Taufan, rupanya ia juga tidak sekolah sama sepertiku
Kututup matanya dengan tanganku.
“hey.. Manda ya?” tebak Taufan
“ah,, koq kamu tau sih?” aku cemberut dan segera duduk disebelahnya
“hey jelek. Koq kamu gak sekolah?”
“kesiangan fan. Kamu sendiri? Koq disini?”
“aku lagi males sekolah.”
“lho? Kenapa?” tanyaku heran
“karena,, aku udah tahu kalo kamu gak bakal sekolah juga?”
“hehe.. dasar!”
“fan? Koq kamu pucet?”
“pucet? mana? Aku gpp koq manda.. kamu lebay ah!”
“koq lebay sih ? liat deh, bibir kamu pucet”
“hehe.. mungkin karena belum sarapan kali. Hehe”
“nih, aku bawa bekel. Kamu makan ya”
“boleh-boleh..”
Aku mengambil bekalku ditas, dan saat aku hendak memberikannya kepada Taufan, terlihat darah mengucur dari hidungnya
“Taufan? Hidung kamu berdarah?”
“apa?oh.. oh ini mimisan, tenang tenang.. aku lap dulu ya”
Hati aku mulai tak karuan
“fan, jujur sama aku. Kamu sebenarnya  kenapa?”
“jujur apa manda? Aku gpp koq.. nih liat aku seger gini”
“gak mungkin, aku tau, pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari aku”
“nggak koq...”
Saat kulihat, darahnya mengalir semakin banyak. Dan aku segera memeluknya
“Taufan.......”
Taufan memelukku kembali.
“cerita sama aku.pleas”
Taufan tetap diam dia hanya mengelus rambutku
“aku gak mau kamu kenapa-napa”
Saat kulihat matanya, ternyata dia menetesakn air mata. Aku semakin yakin kalo dia menyimpan sesuatu dariku.
“Manda... kamu mau janji dua hal sama aku?’
“maksud kamu? Janji untuk apa?”
“kamu harus janji kalo kamu harus bahagia terus dan gak boleh cengeng”
“fan? Maksud kamu apa?”
“dan yang ke-dua.. aku mau kamu tahu manda, aku samasekali tidak pernah bermaksud menyakiti kamu, karena aku sayang kamu”
Aku melepaskan pelukannya
“kamu bilang apa fan?”
“Maafin aku manda... aku tau sekarang kamu udah milik ka ripa. Tapi aku cuma mau jujur, kalo aku sayang dan cinta sama kamu”
Hati aku tak karuan, aku sendiri juga bingung apa yang aku rasakan saat ini. bimbang? Penasaran? Ah..  tak berpikir lama aku segera meninggalkan Taufan. Entah.. kakiku spotan untuk meninggalkannya.
“Manda.....” terdengar Taufan memanggil namaku
Aku tetap lari dan menjauh darinya.
“Maafin aku manda. Sebenarnya aku mengidap kanker otak. Maafin aku yang sudah jujur tentang perasaanku. Aku sayang kamu manda”

XXXX
Ya Tuhan.. aku bingung, kenapa Taufan berbicara seperti itu? Padahal ? dia tau sendiri kalo aku masih sama ka Ripa. Tapi kenapa aku sedih? Ah.. aku sedih melihat keadaan Taufan kaya tadi, tapi kenapa aku lari meninggalkannya? Kebimbangan ini membuat aku lepas kendali Tuhan.. ohh.. aku tidak tau harus bagaimana...
Aku segera mengusap air mataku saat mamah mengetuk pintu.
“iya mah...” aku segera membuka pintu, ternyata ka Ripa sudah menungguku diruang tamu.
“ada apa ka?” tanyaku langsung
“Manda.. kenapa kamu bicara seperti itu?”
“udahlah kak. Kaka mau ngapain kesini?”
“kaka minta maaf soal kemarin sayang. Kamu mau kan maafin aku?”
Aku menunduk.. lagi lagi air mataku menetes
“kamu kenapa sayang?”
Aku berusaha menyembunyikan air mataku
“manda.. maafin aku. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi”
“maaf ka.. aku lagi gamau bicara sama kaka dulu, aku masih kefikiran sama cewe itu.”
“kita Cuma temenan mandaa...”
 “aku serius! Kasih aku waktu sendiri, pleas..”
aku segera masuk kamar dan meninggalkan ka Ripa begitus aja.

XXXX
What? Aku bertengkar dengan ka Ripa? Ya Tuhan,, apa sebenarnya yang aku mau? Kenapa aku tega seperti ini? hiks hiks.. apa ini menandakan bahwa aku masih memedulikan perasaan Taufan kemarin? Atau apa aku masih cemburu dengan teman sma ka Ripa itu,  Ah.. aku sendiri bingung
Aku segera menelepon Taufan.
Tak ada balasan. Fan.. kamu kemana sih? Maafin aku fan,, angkat telpon aku, aku terus menghubunginya tapi tetap saja, tak ada jawaban. Oh god.. kenapa perasaan aku gelisah seperti ini? ada apa dengan Taufan sebenarnya? Aku bergegas menuju rumah Taufan.

XXXX
Saat aku mencoba menelpon taufan kembali, ternyata kali ini diangkat
“Malam Manda..”
“fan? Kamu dimana?”
“aku disini, aku seneng kamu nelpon aku”
“dimana fan? Kamu baik-baik aja kan?”
“tenang, aku akan selalu baik.. maafin aku ya soal kemarin di danau”
“iya gpp.. tapi bener kan baik-baik aja?”
“iya manda.. kamu lagi dimana emang? Koq berisik?”
“aku lagi dijalan nih.. mau  kerumah kamu”
“kamu mau kerumah aku? Ada apa emangnya?
“hm.. aku Cuma mau mastiin kalo kamu baik-baikaja”
“kamu kangen sama aku ya?’
“hmm.. nggak lah”
“cie.. yaudah. Aku tunggu kamu ya. Hati hati manda”
“iya..”
Tak lama aku sampai dirumah Taufan.

“Ke taman samping aja”
Ada pesan masuk dari Taufan

Aku tersenyum.
Terlihat Taufan telah duduk di kursi taman.
Aku langsung duduk disampingnya. 
“hey.. manda”
Aku tersenyum
“kamu sama siapa?”
“Sendiri” jawabku
Dianterin supir kamu?
Iya..
“tumben kamu kesini. Ada apa?
“emang gak boleh ya?”
“boleh lah.. kata siapa gak boleh”
“abisnya kamu nanya gitu, aku Cuma mau mastiin kalo kamu bak baika aja”.
“iya.. iya. Seperti yang kamu liat. Kalo aku baik-baik aja”
“oyah. Mata kamu sembab. Abis nangis ya?”
“hm.. nggak koq, sok tau kamu.. oya tumben kamu pake topi begini?” tanyaku. Karena yang aku tau, Taufan jarang sekali memakai Topi, apalagi topi seperti itu. Kaya orang sakit aja
“heehe,, gatau nih. Aku nyaman aja pake topi beginian” jawabnya
“manda, jujur sama aku. Kamu nangis kenapa? Gara-gara aku kemarin ya? Maafin aku manda”
“aku bertengkar dengan ka Ripa”
“koq bisa? Kenapa?”
Aku mengagkat bahu
“kalo emang gara-gara aku. Aku benar-benar minta maaf, kemarin  aku Cuma mau jujur tentang perasaanku ke kamu manda”
“bukan gara-gara kamu koq.. ini gara-gara perasaanku”
“maksud kamu?”
Aku tersenyum
Taufan menatapku.
“Manda.. dulu aku emang suka sama kamu. Tapi sekarang perasaanku berubah saat aku tau kamu sudah milik ka Ripa”
Aku terdiam. Sakit rasanya mendengar apa yang diucapkan oleh Taufan.
 “makasih ya manda.. “
“untuk apa?” tanyaku heran
“untuk pertemanan kita selama ini. dalam hidupku kamu adalah teman terbaikku.”
“iya.. aku juga” aku meneteskan air mata.
Tiba-tiba ada telpon masuk, dari papah. Ternyata papah menyuruhku pulang cepat.
“fan.. aku pulang dulu ya. Tadi papah nelpon”
“iya.. kamu hati-hati yaa”
“oke.. daahh”
Setelah aku beberapa langkah, Taufan memanggilku lagi
“Manda...” aku menoleh
“aku akan selalu ingat kamu dan kenangan pertemanan kita”
Aku hanya tersenyum dan segera berlalu

Saat aku sampai rumah, aku disuruh papah untuk siap-siap ke acara ulangtahun bu okta. Aduhh aku sampai lupa hari ini ada perayaan ultah bu Okta.
Sesampainya dirumah bu Okta, ka Ripa menyambutku. Ia tersenyum dan kata yang pertama kali terucap ialah kata maaf, aku pun memaafkannya. Setelah acara party berlangsung sekitar dua jam. Tiba-tiba ada sms dari Naila
“Mndaa,, kamu bisa kerumah Tufan sekarang? Taufan udah ninggalin kita semua “
Aku sontak tak percaya, dengan spontan aku langsung berlari, namun ka Ripa langsung mengejarku. Sesampainya dirumah Taufan, langkahku gemetar dan saat itu pulla aku melihat tubuh Taufan terbujur kaku. Aku menangis sejadi-jadinya.. aku memeluk mayat Taufan, menanangis sesunggukan tak peduli semua orang memperhatikanku. Ka Ripa melihatku, ia membiarkanku melepas kepergian Taufan, karena ia sudah tahu semuanya dari Naila,Naila telah menceritakan semuanya kepada ka Ripa. Sehingga ka Ripa tak marah atau cemburu, ia benar-benar memahami posisi Manda..

XXXXX

Setelah seminggu berada di Indonesia, Kini ka Ripa kembali ke Jepang, melanjutkan kuliahnya yang tersisa satu tahun lagi. Sekarang aku akan kesepian,  setelah kehilangan Taufan dan kini harus menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasihnya, ka Ripa.
Manda sadar, ia benar-benar memilki kekasih yang luar biasa seperti ka Ripa dan teman yang luar biasa juga seperti Taufan, dua lelaki itu telah berhasil membuat sejarah dalam hidupnya. 
Akhirnya aku dan Ka Ripa harus mampu bertahan dengan hubungan jarak jauh ini.
“hm.. jaga diri kamu baik-baik yaa sayang” ucap ka Ripa
“iaa.. kamu hati hati yaa honey” kataku
“iyaa.. manda. Kita bakal LDR an dong ya selama setahun. Kamu gapapa kan?”
“iya kaa, aku gapapa ko walaupun kita Long Distance Relationship”
Ka Ripa memelukku, akupun membalas pelukannya.
Akhirnya disini kami harus berpisah, ka Ripa masuk ke area penerbangan lalu pesawat yang ka Ripa tumpangi lepas landas.

SELESAI

#30DWC hari ke 23

MODUL 4 PPKN KELAS IV (Empat)

Rabu, 10 Februari 2021 Hallo, selamat pagi. semoga semuanya selalu dalam keadaaan sehat. Silahkan pelajari unit 2 bagian B ya tentang Sika...