Sabtu, 12 Maret 2016

Aku benci Perceraian

          Kata cerai akan hadir jika sepasang suami istri sudah tidak bisa untuk bersatu. Dengan mudahnya mereka membuat keputusan yang demikian tanpa harus mereka tahu bagaimana posisi aku sebagai anak. Aku melihat pertengkaran hebat malam itu, aku hanya bisa memejamkan mataku saat papah sudah mulai main tangan terhadap mamah.  Aku enggak bisa menolong mamah, aku juga enggak bisa meredam amarah papah, aku hanya bisa nangis di pojokan, yang sesekali mengusap dada karena suara adu mulut mereka yang menggelegar membuat aku takut. Setelah pertengkaran itu papah langsung memanggilku.

“Anastasyaa... ayo ikut papah” mendengar teriakan papah, aku langsung berlari dan menuju gudang di belakang, aku masuk dan langsung mengunci diriku di dalam gudang tersebut, aku tidak mau ikut papah, aku juga enggak mau ninggalin mamah. Di dalam gudang aku bersimpu lemah, aku terus memikirkan kejadian tadi, aku harus menerima keadaan. kini keluargaku sudah tidak harmonis seperti dulu lagi, perceraian yang biasa terjadi di sinetron, kini menimpa orangtuaku. Aku menunduk, kepalaku penat, ingin rasanya aku berteriak, aku benci perceraian.

          Terdengar suara adzan berkumandang, aku terbangun dan ternyata aku masih berada di gudang, aku segera keluar dan menuju kamar mamah, saat aku membuka pintu sedikit mamah sedang menangis diatas sajadah, aku kembali meneteskan air mata. Menutup kembali pintu kamar mamah dan berlari menuju kamarku. Aku segera solat dan berdoa kepada Tuhan aku mau mamah bahagia, aku mau papah enggak menyakiti hati mamah lagi, aku mau ka Dani balik kerumah dan aku mau keluargaku kembali harmonis seperti dulu. Ku mohon Tuhan kabulkan doaku.
Tiba-tiba mamah membuka pintu kamarku.

“Sayang... anastsya alhamdulilah kamu enggak ikut papah” ucap mamah sambil mendekatiku, ia masih mengenakan mukena. Mamah langsung memeluk aku.
“mamah...sampai kapanpun aku enggak bakal ikut papah, aku mau sama mamah, jangan sedih ya. Aku bakal jagain mamah”
“makasih ya sayang. Oya, semalam kamu kemana? Koq enggak ada dikamar?”
“hm.. aku sembunyi mah, aku takut papah ajak paksa aku.. aku enggak mau mah” jawabku
“kamu sembunyi dimana sayang?”
“digudang belakang mah..”
“yaampun.. kasian anak mamah, pasti kamu kedinginan ya semalam?”
“enggak koq mah.. aku enggak apa-apa. “ aku kembali memeluk mamah. Oh Tuhan.. ijinkan aku bahagiakan mamah, aku mau suatu hari nanti aku melihat mamah terenyum dan alasan dibalik senyumnya tersebut adalah aku. Aamin

()()()()()

          Semenjak kejadian tersebut, papah tak lagi menginjakan kakinya kerumah. Aku mencoba menghubunginya tapi handphone papah tak pernah aktif. Selain itu, aku juga terus menelpon ka Dani, mengirim pesan kepadanya tapi tetap tak ada balasan.
Suatu hari saat aku sedang makan malam bersama mamah, aku mencoba menanyakan perasaan mamah terhadap papah.

“mah? Kenapa papah enggak pernah pulang?” tanyaku
Mamah melihatku lalu diam
“mah.. mamah sudah bercerai dengan papah?” tanyaku lagi
“hm.. nak, sebenarnya mamah enggak mau keluarga kita seperti ini, tapi sepertinya keputusan papah sudah bulat, papah telah menceraikan mamah” mamah mengeluarkan airmata
“mamah jangan sedih ya, suatu saat nanti pasti papah akan berubah fikiran. Dan keluarga kita akan kembali seperti dulu mah” aku meyakinkan mamah.
“mamah enggak apa-apa koq, mungkini ini sudah takdir Tuhan, mamah ikhlas. Tapi hanya satu pinta mamah, kamu tetap harus mengejar cita-cita kamu! Biarkan keluarga kita seperti ini, tapi semangat kamu harus terus ya nak, mamah yakin suatu hari nanti kamu akan membuat mamah bangga kan nak?”
“insyaallah mah, aku janji aku akan membuat mamah bangga” kataku.
“andai Dani ada kembali kerumah.. pasti mamah lebih bangga sama kalian berdua.”
“mamah kangen banget ya?”
“iya mamah kangen banget sama Dani.. Dani... diamana kamu nak?”
“mamah yang sabar yaa..  aku yakin ka Dani pasti pulang, dan aku bakal cari ka Dani”
“makasih ya sayang..” kata mamah.

()()()()()

           Permintaan mamah saat makan malam itu membuat aku berfikir, bahwa kini hanya aku yang menjadi masa depan mamah, hanya aku harapan mamah. Aku harus membuktikan ke mamah. Bahwa aku pasti mampu membuat mamah bangga terhadapku. Aku berjanji!

()()()()()

          Hari hari aku berjalan dengan penuh cobaan, saat ada kepentingan sekolah yang membutuhkan kehadiran papah, aku hanya bisa menangis, teman-temanku menanyakan kehadiran papahku. Aku hanya bisa diam dan terus mencoba menghubungi papah dengan harapan ada kaejaiban nomor papah akan aktif. namun nihil, nomor papah tetap tak bisa dihubungi.

()()()()()

10 tahun kemudian

          Satu bulan lagi, aku akan wisuda, aku telah berhasil menempuh pendidikan S1. Tapi sampai saat ini ka Dani belum saja pulang kerumah. aku terus mencarinya, menanyakannya kembali kepada teman-teman ka Dani, setelah seminggu aku berhasil mendapatkan no handphone terbarunya, aku dapat dari sahabatnya.
Aku langsung menelpon nomor tersebut, harap harap cemas aku menunggu jawaban dan ternyata telponnya diangkat.

 “Assalamualaikum... ?”
“walaikumsalam, ini siapa ya?”
“apa benar ini ka Dani?”
“iya, ini siapa ya?”
“yaampun kaa.. ka Dani kemana aja selama ini? Ka Dani udah lupa sama aku dan mamah?”
“Tasya?”
“iya kaa ini aku Anastasya. Kaka dimana sekarang? Kenapa selama ini enggak ada kabar?”
“kamu apa kabar Tasya? Mamah sehat? Maafin kaka tasyaa...”
“aku baik ka, mamah juga baik, kami disini sangat merindukan kaka. Kaka tega ninggalin mamah gitu aja. Cerita sama aku kenapa kaka kaya gini?”
“kaka sekarang di Paris. Kaka udah menikah dan sekarang kaka udah jadi seorang ayah. Maafin kaka, kaka kaya gini ada alasannya. Kamu jaga baik-baik mamah ya, jangan sampe mamah disakitin papah lagi.”
“kakak tahu darimana mamah dan papah sudah bercerai?”
“kaka tahu,  kaka pernah memergoki papah sedang bersama perempuan lain dan karena alasan itulah kaka pergi dari rumah. ”
“apa? Yaa Tuhan.. aku baru tahu ternyata itu alasan papah menceraikan mamah, aku benar-benar enggak nyangka ka”
“maafin kaka ya tasya, kaka bukan kaka yang baik buat kamu. Oya, kamu sekarang kerja apa gimana? Kaka kangen sama kamu dan mamah”
“aku kuliah ka, dan tiga minggu lagi akan wisuda. Kaka bisa kan hadir di acara wisuda aku?” tanyaku
“aku mohon ka, aku dan mamah sangat merindukan kaka, kaka pulang ya, istri sama anak kaka juga, pasti mamah seneng mendengarnya.”
“iyaa.. kaka akan pulang bersama istri dan anak kaka. Kamu jangan dulu bilang mamah ya, aku mau beri kejutan buat mamah. Janji?”
“alhamdulilah.. iya kaa. Aku janji..”

()()()()()

“aku menyesal.. aku menyesal telah meningalkan istri dan anakku. Mah, maafin papah yaa”
Ucap papah, papah baru menyadari bahwa selama 10 tahun ini ia telah salah meninggalkan keluarga demi perempuan jahat itu, ternyata perempuan itu hanya ingin menguasai harta papah, dan papah berasil  mengetahuinya sebelum perempuan itu berhasil mengusai seluruh harta papah, dan kini papah telah menceraikan perempun itu.

()()()()()

Saat aku sedang menunggu kedatangan ka Dani di bandara, tiba-tiba ada telpon masuk dari nomor yang tidak dikenal. Aku menganggkatnya.
“maaf ini siapa ya?” tanyaku
“ini papah sayang” ucapnya dari sebrang sana
Tangisku meleleh
“papah? Papah apa kabar?”
“papah baik nak, kamu sendiri gimana? Gimana kabar kamu sama mamah?”
“aku sama mamah baik pah. Papah dimanas sekarang?kenapa papah baru hubungi tasya?”
“maafin papah.. papah menyesal sudah meninggalkan kamu dan mamah. Papah sayang kalian”
“pah, asal papah tahu, selama ini mamah dan aku merindukan papah, dan selalu berdoa kepada Tuhan, semoga papah sadar dan kembali lagi kerumah”
“hiks hiks.. iya nak, tapi papah sudah terlambat. Pasti mamah kamu enggak bakal nerima papah lagi”
“papah jangan putus asa kaya gitu, papah harus kuat, papah harus buktiin ke mamah, kalo selama ini papah menyesal dan mau kembali bersama mamah lagi”
“hmm.. kamu dimana sekarang nak?”
“aku masih dibandara pah. Dua minggu lagi aku aka wisuda. Papah datang ya, aku mohon”
“Selamat ya sayang.. sekali lagi maafin papah yaa nak”
“dari dulu aku udah maafin papah, tapi Cuma satu pinta Tasya. Walaupun mamah marah sama papah, tapi Tasya tau pah, mamah sangat mencintai dan mengharapkan papah kembali. Tasya mau keluarga kita kaya dulu lagi pah”
“papah akan coba nak, doain papah ya. Pasti papah bakal datang kehari bahagia kamu”
“makasih ya pah.. aku seneng banget kalo papah dan mamah bisa kembali lagi”

()()()()()

“Tasyaa...” panggil ka Dani
“ka Dani??” aku langsung memeluknya
“kamu kenapa nangis?” tanya ka Dani
Akupun langsung menceriakan semuanya ke ka Dani. Akhirnya ka Dani menerimanya, ia mau
memaafkan papah.

()()()()()

          Sesampainya dirumah, mamah langsung membukakan pintu, dilihatanya lelaki tinggi besar disana, sosok yang mamah rindukan, ia ka Dani. Mamah langsung memeluknya. Ka Dani sesunggukan, menyesali perbuatannya.
Aku ikut menangis, tapi tangisanku bahagia, aku senang melihat mamah bahagia melepas rindu dengan ka Dani. Aku menghepaskan tubuhku kekasur, usahaku berbuah hasil, doa disetiap malamku dikabulkan oleh Allah, mimpi kecilku mengembalikan keluargaku seperti dulu kini hampir sempurna, oh ya.. papah? Aku segera men calling papah. Tapi tidak aktif. tak lama bel rumahku berbunyi, aku langsung membuka pintu ternyata papah, aku langsung memeluknya.
“papah.. Tasya kangen banget sama papah”
Papah kembali memelukku. Setelah itu aku langsung mempersilahkan papah masuk.
“Tasya, siapa yang datang?” teriak mamah dari dalam
“hm.. ini mah, papah”
Mamah segera menghampiriku.
“apaa?” mamah segera menghampiri kami. Wajah mamah merah padam, dadanya menggejolak, rasa kecewa dan marah terlihat di raut wajah mamah.
“ada apa lagi kamu mas? Kamu masih berani menginjakan kaki kamu kesini?” kata mamah dengan nada tinggi
“maafin aku asna.. aku menyesal”
“mudah sekali kamu berbicara seperti itu setelah apa yang kamu lakukan semuanya kepada aku. Aku kecewa mas, hati aku telah sakit karena kamu! Liat mas, Tasya yang kamu tinggalin sejak kecil, dia harus rela menanggung malu terhadap teman-temannya karena kamu sebagai papahnya tidak ada disaat dia membutuhkan!” bentak mamah sambil mennjuk nunjuk papah.
“maafin aku Asna, aku benar-benar menyesal, selama ini aku buta, aku khilaf” papah memohon. Ka Dani yang baru selesai mandi keluar.
“papah..” panggil ka Dani
“Dani? Kamu sudah kembali nak?” tanya papah
“udah pah.. papah gimana sehat?”
Ka Dani pun memeluk papah, terjadi gejolak rindu dan emosi disana dan lagi lagi papah hanya bisa meminta maaf, ka Dani pun kembali meminta maaf. Dan aku kembali terharu, namun sedih saat melihat mamah marah atas kehadiran papah. Aku mendekati mamah.
“mah.. “
Mamah memelukku.
“mamah udah gabisa nerima papah kamu lagi, hati mamah sudah terlanjur sakit”
Aku hanya terdiam dan menenangkan emosi mamah yang masih menggejolak.
Setelah lama melepas rindu dengan ka Dani, papah kembali angkat bicara kepada mamah, mamah hanya bisa diam yang sesekali menetekan air mata.
“Asna.. aku mohon, maafkan aku dan beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya”
“maaf mas! Aku sudah tidak bisa menerima kamu lagi” mamah langsung masuk ke kamar, aku menyusul mamah. Ternyata untuk mengembalikan keluargaku seperti dulu tidak semudah yang aku bayangkan. Aku menghela nafas.
Namun aku terus berjanji pada diri, bahwa aku akan terus berusaha semampu aku untuk membuat keluargaku kembali seperti dulu. Aku juga akan berusaha membuat hati mamah kembali terbuka untuk papah, permudah aku Tuhan, ku mohon permudah aku untuk mengembalikan semuanya.

Sekian

#30DWC hari ke 27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MODUL 4 PPKN KELAS IV (Empat)

Rabu, 10 Februari 2021 Hallo, selamat pagi. semoga semuanya selalu dalam keadaaan sehat. Silahkan pelajari unit 2 bagian B ya tentang Sika...