Kamis, 10 Maret 2016

Kami Berjanji Untuk Bangsa



Sang raja siang telah memancarkan sinarnya yang terasa panas dikulit, ditambah suasana kota yang macet, karena lagi-lagi terlihat pemandangan senonoh yang tidak semestinya terjadi, sekelompok pelajar SMA yang saling adu kekuatan satu sama lain, terlihat beberapa anak saling melempar batu, kejar-kejaran. Adapula yang saling beradu mulut, bahkan terlihat dua orang pelajar saling adu jotos. parahnya terlihat seorang siswa cungkring yang memakai ikat jidat merah menonjok lawannya yang memakai ikat jidat hijau.

“Mati loe... mati loe.. haha.” kata siswa yang memakai ikat jidat merah.
“nggak segampang itu bodoh.. lu yang bakal duluan gua kirim ke neraka” jawab siswa yang memakai ikat jidat hijau tak kalah emosi sembari melemparkan bertubi-tubi pukulan tangan.
“Jangan harap lu bisa bunuh gue, sebelum itu terjadi, nyawa lu yang bakal duluan melayang.” timpal siswa berikat jidat merah semabari menepis pukulan dan mencoba menyerang balik.
“cuih.. lu berani sama gue? Ini.. rasain tonjokan maut gue!! Paakkkkkk.........” siswa berikat jidat hijau menonjok perutnya, hingga membuat siswa berikat jidat merah tersungkur dan mengeluarkan cairan merah dari mulutnya.
“mampus !!” gerutunya.

Mereka berdua adalah kaptein dari kedua kubu, pimpinan kubu yang begitu terkenal akan kehebatannya dalam tauran, ini adalah kesekian kalinya mereka melakukannya, Fandi,  seorang pelajar yang memakai ikat jidat berwarna Merah, kaptein dari  SMK Harapan Bangsa, yang terkenal dengan wajah tampannya, namun ia berpenampilan cuek, tubuhnya yang cungkring dan memiliki warna kulit sawo matang membuat ia kelihatan sedikit kucel. sedangkan Jerian, pelajar yang memakai ikat  jidat hijau, kaptein  SMK Semangat Jaya, terkenal dengan tubuh yang sterek, otot-ototnya yang terlatih tampak kontrak saat ia menyerang hebat. Kulitnya lumayan bersih.

TIN... Tin... Tin... Suara klakson mobil dan motor beruntun mencoba mengusir mereka yang memang telah menghalangi jalan mereka dan menambah macet kondisi saat ini.
prak....  suara kaca mobil pecah karena terlempar batu pada sebuah mobil angkutan umum.
“heii... dasar anak-anak kurang ngajar, bisanya Cuma bikin ricuh.” Gerutu seorang supir angkot yang mobilnya terkena tadi sembari terus menelakson kesal.

Setengah jam kemudian, sebuah mobil polisi datang, alhasil para pelajar itu lari terbirirt-birit, namun naas kaptein dari kedua kubu itu yang diketahui bernama Fandi dan Jerian berhasil ditangkap.

“Ampun pak.. ampun” rengek Jerian yang tertangkap.
“kami janji tidak akan tauran lagi” Fandi pun ikut memohon.
“Kalian kira, kami akan percaya begitu saja? Lebih baik kalian ikut kami ke kantor sekarang!” ucap salah satu polisi yang berseragam lengkap dengan senjata pistolnya ditangannya. Tanpa ampun dan banyak ngomong Fandi dan Jerian dibawa ke kantor polisi. Sesampainya disana mereka langsung diintrogasi, berbagai pertanyaanpun dilontarkan hingga mereka berdua benar-benar terlihat pucat walaupun mereka mengaku pemberani namun tetap saja polisi adalah momok yang menakutkan untuk mereka.

Sudah 2 hari ini mereka berada dibalik jeruji, tiba-tiba waktu itu ada seorang wanita cantik berambut sebahu lurus dan hitam, dilihatnya oleh Fandi dan Jerian dari ujung kaki sampai ujung rambut, namun sepertinya ia bukan wanita biasa dia berseragam polisi dengan rok pendek selutut dan sebuah topi yang menempel rapih dikepalanya.

“apa benar kalian yang bernama Fandi dan Jerian?” tanya polisi wanita itu tegas membuyarkan lamunan mereka.
“Euh.. iya kenalin namaku Fandi Poly, si ganteng” ucap Fandi sembari mengulurkan tangannya.
“Kerenan gue kali, Jerian Pajri.” Sahut Jerian menapik tangan Fandi dan mengulurkan tangannya.
“siapa yang mau mengajak kalian kenalan? Sekarang kalian berdua cepat ikut saya!” ucap polisi itu dengan tegas dan sedikit galak.

Mereka berduapun ikut dengan polisi wanita itu kesuatu tempat, sesampainya di tempat tujuan, Fandi dan Jerian tertegun melihat tempat yang mereka datangi adalah sebuah makam pahlawan.

“Tugas kalian berdua adalah membersihkan makam ini dari dedaunan yang kering dan menaburi bunga” ucap polisi wanita itu sembari menepuk-nepukkan tongkat hitam ketangannya.
“hah? Gak salah? sampahnya kan banyak. Mana mungkin kita bisa menyelesaikannya kalo Cuma berdua gini?” ucap Jerian.
“Gimana kalo ngebersihin satu makam aja bu? Gak apa apa ya?” tawar Fandi.
“okeh.. kamu tinggal pilih mati menyusul mereka atau membersihkan makam ini?” tanya polisi itu dengan memandang tajam Fandi dan  Jerian.
“Busyet deh... cantik-cantik kaya srigala” batin Fandi.
“hah??” Jerian cengo mendengar ucapan polisi wanita barusan.
“iya deeeh.. kita bakal ngebersihin semuanya” ucap Fandi sambil melihat Jerian. Jerianpun hanya mengangguk angguk ragu.
“yasudah.. kalian berdua cepat kerjakan perintahku!” teriak polisi wanita itu keras.
Takut kena marah lagi mereka berduapun langsung mulai membersihkan makam tersebut, satu persatu mengecek makam dan mengambil dedaunan yang mengotori makam itu dan menaburi bunga-bunga yang segar ke makam itu.

Tugas pertama telah selesai, lalu polisi cantik itu menyuruh mereka untuk memberi hormat kepada sang saka merah putih yang berkibar disebuah tiang bendera didepan makam pahlawan tersebut

“kalian harus hormat selama 1 jam”
“what? Kurang lama keles...” gerutu Jerian.
“oh.. jadi kurang lama ya?” tanya  polwan itu mulai naik darah.
“ng.. nggak koq. udah  lama.. ya se jam udah lama koq” tambah Jerian.
“yaudah.. kalian jangan mengeluh, hormati bendera ini dengan sepenuh hati” ucap
polwan lembut, rupanya darahnya kembali stabil

Tugas kedua telah beres kemudian mereka disuruh menghafal ikrar sumpah pemuda, berhubung hari ini adalah hari Sumpah Pemuda.

1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu yaitu tumpah darah  Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia.

Seru Fandi dan Jerian kompak dan keras, ikrar sumpah pemuda ini menjadi penutup masa hukuman mereka berdua. Dan kini Fandi dan jerian akhirnya tersadar dari perbuatan konyol mereka selama ini. dan akhirnya mereka menjadi siswa yang mempunyai jiwa Nasionalisme yang tinggi, yang patuh terhadap semua peraturan yang ada dan selalu memperhatikan persatuan.
semoga dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua, dan semoga pemuda-pemudi yang sekarang mempunyai jiwa cinta tanah air yang tingi sehingga tidak ada lagi permasalahan seperti tauran tersebut. sekian !!!



#30DWC Hari ke 26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MODUL 4 PPKN KELAS IV (Empat)

Rabu, 10 Februari 2021 Hallo, selamat pagi. semoga semuanya selalu dalam keadaaan sehat. Silahkan pelajari unit 2 bagian B ya tentang Sika...