Minggu, 13 Maret 2016

Satyaku Ku Dharmakan, Dharmaku Ku Baktikan

Malam itu aku sedikit gelisah, Udara juga terasa pengap sehingga membuatku sedikit gerah padahal  hujan turun deras dipekarangan. Aku segera membuka pr-ku yang harus segera kuselesaikan malam ini juga mengingat esok aku akan melakukan perkemahan pramuka selama tiga hari kedepan, maka dari itu aku harus mengumpulkannya lebih awal.

Setelah beberapa jam mengerjakan pr yang lumayan menguras tenaga, entah kenapa hati ini tetep gelisah. Aku terdiam sejenak, mengelus dada dan sedikit memutar otak, kenapa perasaanku segelisah ini? dan akhirnya aku memutuskan untuk mengambil wudhu dan mendirikan solat isya malam itu. Perasaanku sedikit lega, tapi setelah beberapa menit rasa gelisah itu datang lagi dan lama kelamaan gelisah itu semakin menjadi-jadi. Ya Allah, aku menghela nafas.

Jam telah menunjukan pukul 02.30 dinihari, tapi mataku samasekali tidak menegurku untuk tidur. Aku celengak celinguk dikamar, memejamkan mata, merasakan sepinya dunia saat sepertiga malam seperti ini , terdengar sedikit tetesan air hujan di luar. Untuk mengurangi kesepian malam, aku memutuskan untuk membaca ayat suci al-qur’an.

Setelah membaca al-qur’an mataku malah nambah  segar, maka dari itu kuniatkan untuk membaca sebuah novel yang bertemakan teknologi, aku terus membacanya dari halaman ke halaman, setelah lama membaca kulirik halaman bawah ternyata aku telah di halaman 72, oh tidak, kebetulan sekali ini kan tanggal  7 dan bulan 2. Pikirku asal. Setelah cengarcengir sendirian, tiba-tiba mataku diserang kantuk yang luar biasa, Akupun memutuskan untuk tidur.

***

Pagi itu suara ayam berhasil membangunkanku, rasanya hanya beberapa menit saja aku tertidur, aku memaksakan diri untuk beranjak dari tempat tidur meskipun tubuh ini terasa lemas. Setelah membereskan semuanya aku segera berangkat menuju sekolah, namun entah kenapa langkahku lunglai, berat sekali melangkahkan kaki ini, aku fikir mungkin ini karena aku kurang tidur semalam.

***

Akhirnya, ini waktunya aku dan teman-teman pramuka berangkat untuk berkemah. Dengan menggunakan satu truk kami berangkat dengan sorak kebahagiaan, aku memutuskan untuk berdiri dibagian kiri truk. Mataku menjelajahi keadaan truk ini, terlihat benang-benang yang menonjol didaerah ban menandakan truk ini sudah usang, aku sedikit khawatir mengingat ada sekitar 60 orang beserta barang-barang ditampung diatas truk. Namun aku hanya bisa berdoa semoga kami dapat sampai tujuan dengan selamat.
Setengah perjalanan terdengar suara krekk kreek dari truk ini, aku menyadari pasti truk ini terlalu banyak muatan sehingga sampai bersuara seperti itu. Dan entah kenapa saat mendengar suara itu aku ingin pindah ke bagian kanan truk, mungkin karena di bagian kiri truk terasa pengap rasanya karena terlalu banyak barang-barang.

Saat pukul telah menunjukan 14.00, truk kami akan melintasi jalanan menurun, turunan ini begitu tajam, konon katanya turunan ini menyimpan banyak cerita. Jika lengah sedikit, kendaraan yang melintas akan sekonyong-konyong masuk jurang. Ah horor memang, namun saat truk akan hendak mulai melintasi turunan ini suara itu kembali berbunyi, kali ini lebih keras. Dan setelah itu truk melaju kencang tak terkendali, semuanya berteriak, truk ini benar-benar kencang sehingga ban yang kiri dan kanan seperti berlomba untuk meginjak ke jalanan, pasti telah terjadi sesuatu pada truk ini, aku ikut berteriak saat satu persatu dari kami terpental ke jalanan, aku memegang keras bagian kiri truk, teman-temanku yang berdiri dibagian kanan banyak yang teroental dan langsung masuk jurang, aku takut.. namun Braaakkk.. truk ini menabrak tiang listrik dan memuntahkan semua isi truk, truk ini berguling tiga kali lalu terhenti dengan melintang ditengah jalanan, aku terpental jauh sekitar 30 meter, aku langsung tak sadarkan diri.
Saat aku terbangun, nafas ini terasa sesak, kepalaku berat, tubuhku lemas namun aku terus memaksa membuka mataku, remang dan setelah beberapa menit aku melihat dengan jelas pemandangan mengerikan ini, aku melihat teman temanku tergeletak dijalanan dengan bersimbah darah, aku terperangah saat seseorang telah ditutupi koran, aku melihat kearah kiri, truk yang tadi kami tumpangi kini telah ringsek parah dibagian depan, ada kaki yang tergencit truk dan terus berteriak minta tolong. Nafasku kembali sesak aku mencoba untuk bangun namun punggungku berat dan sakit ternyata tabung gas dan beberapa tas menimpa punggungku. Belum lagi aspal jalanan yang membuat wajahku berlumuran darah. Disitulah aku memanjatkan doa kepada sang ilahi, berharap Allah memberiku sedikit kekuatan untuk bangun dan membantu teman-temanku. Dan alhamdulilah.. aku berhasil mengangkat tubuh, kepala ini terasa sangat pusing namun tiba-tiba ada seorang kakek yang membantuku berdiri, ia membawaku ke depan rumah warga disana. Tangisku meleleh melihat temanku yang kepalanya terlepas, aku baru menyadari bahwa rombongan perkemahan kami mengalami kecelakaan saat melintasi jalalan menurun ini, aku terisak. Mohon ampun kepada Allah, takdir Allah memang benar adanya, kecelakaan akan tiba kapan saja tanpa kita ketahui sebelumnya. Kakek itu menenagkanku, menasehatiku agar terus beristigfar kepada sang ilahi, bahwa hanya Allah lah yang akan menolong teman-temanku.
Setelah beberapa menit, aku langsung dibawa ke ambulance dan dilarikan ke sebuah puskesmas terdekat. Disana aku melihat supir dan kenektur telah terbujur kaku disebuah ruangan khusus, aku kembali beristigfar dan aku segera diobati, wajahku terasa sangat sakit, aku mencoba memegangnya pelan dan ternyata wajahku mengalami luka cukup serius.
Tiba-tiba mamah dan ka Dedi datang. mamah langsung memelukku, beliau menangis melihat keadaanku, ka Dedi ikut memegangi tanganku, ia sangat khawatir setelah itu aku langsung di bawa pulang.
Sesampainya dirumah, tubuhku kembali lemas dan kini aku kembali tak sadarkan diri, itu membuat keluargaku panik bukan kepalang mereka langsung melarikanku kerumah sakit, disana aku langsung ditangani oleh dokter.
Aku baru sadarkan diri setelah tiga jam pingsan, saat aku membuka mata keluargaku sedang mengaji diruanganku, aku langsung memanggil mamah, mamah menghampiriku dengan wajah sembab. Mamah menayakan keadaanku terlihat wajah mamah begitu cemas. Ternyata aku mengalami retak dibagian punggung sebelah kana, ipi kananku juga bengkak, kata dokter untuk beberapa hari aku harus dirawat karena perlu penanganan khusus.
Esoknya papah datang, beliau baru pulang karena kemarin ia masih ada tugas diluar kota. Papah mencium keningku, beliau sangat mengkhawatirkanku. aku senang melihat papah mencemaskan putrinya ini.
Sorenya tim pramuka di sekolah menjenguk aku dan teman-teman yang lain dirumah sakit, karena hampir keseluruhan semuanya di rawat dirumah sakit yang sama. Mereka meminta maaf atas kecerobohan memilih truk yang usang untu transportasi perkemahan pramuka kemarin, aku hanya bisa diam dan sesekali tersenyum kecil karena pipiku masih kaku. Mamah dan papah yang banyak berbincang disana.
Tiga hari kemudian aku sudah mulai bisa menggerakan tubuhku, mencoba untuk duduk, dan mamah membisikku bahwa ada temanku yang masih koma sampai saat ini, aku meminta mamah untuk membawaku keruangan temanku itu, mamahpun menuruti apa kataku, aku melihat temanku Sofie, ia koma sudah tiga hari, rambutnya dipotong habis, aku meneteskan air mata mengingat saat berangkat perkemahan waktu itu kami sangat antusias menghafal materi bersama, dalam benak kami, kami ingin menjadi anggota pramuka yang benar-benar paham betul dan menguasai seluruh bidang materi, namun kecelakaan hebat itu menghalang mimpi kami, kami harus tertidur lemah dirumah sakit akibat luka yang menimpa kami. Mungkin ini merupakan perjuangan kami untuk menemukan arti dari pramuka itu sendiri, karena didalam pramuka terdapat seuah janji, satya ku dharmakan, dharma ku baktikan.

Sekian!!!
#30DWC hari ke 28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MODUL 4 PPKN KELAS IV (Empat)

Rabu, 10 Februari 2021 Hallo, selamat pagi. semoga semuanya selalu dalam keadaaan sehat. Silahkan pelajari unit 2 bagian B ya tentang Sika...