Sabtu, 05 Maret 2016

My Promise

“Kok bisa hobi nulis?... “
tiba-tiba pertanyaan itu dilontarkan oleh mentor saya. saya tersenyum dan kembali mengingat ingat kenapa saya jadi hobi nulis seperti ini.

“Berawal dari masa smp, karena saat itu saya menjadi ketua osis, banyak yang berpandangan bahwa saya adalah typical orang yang berani, bijaksana dan tegas. Padahal, jujur.. saya typical orang yang penakut dan pendiam. Penakut disini, untuk berbicara saja saya harus memikirkan baik atau buruknya kata yang akan saya lontarkan. Memang, disekolah saya bisa mengatasi semua permasalahan siswa, tapi sejujurnya saya takut untuk menentukan jalan hidup saya sendiri yang entah tidak tahu kemana ujungnya akan berlabuh. Pendiam? Ya.. dirumah saya selalu menutup diri, maksudnya saya samasekali tidak akan bercerita tentang masalah saya, karena saya tahu, pasti mereka juga punya masalahnya masing-masing, saya tidak mau membuat fikiran mereka nambah ruwet dengan masalah saya ini. dan karena itulah saya mencurahkan semua masalah, semua ketakutan dan keresahan kepada buku diary saya. sebenernya saya udah mulai nulis diary sejak kelas empat sekolah dasar, namun saya mulai rutin menulis diary sejak mask smp, setiap menjelang tahun saya pasti membeli diary baru. Dan hampir keseluruhan saya sering menulis saat menjelang tidur. Dengan menulis hati saya merasa lega, rasanya masalah itu hilang dan dapat teratasi dengan sendirinya.

Saat masa smp itulah saya dipertemukan oleh sosok guru bahasa indonesia yang hebat, beliau lah yang membangun motivasi saya untuk berani terjun ke dunia tulis yang sesungguhnya, saya dibekali ilmu ilmu yang bermanfaat, di ikutsertakan dalam beberapa perlombaan nulis karena beliau yakin bahwa saya mempunyai bakat, untuk itu beliau mengarahkan saya  kearah yang sebenarnya saya inginkan juga. Saya mulai fokus menulis. Setiap hari saya mencoba mencicil kisah yang rencanaya akan saya buat novel pribadi, novel ini membutuhkan waktu sekitar 5 bulan. Setelah selesai, tadinya saya mau mengirimnya ke penerbit, namun saya tidak yakin, saya ragu akan tulisan saya sendiri hingga sekarang saya hanya bisa mempostingnya di blog pribadi saya. beginilah... saat hendak mencoba hal baru saya selalu membatasi diri dengan alasan “tapi” saya tau dan sadar bahwa hal ini tidak baik, tapi apa daya? Saya sendiri belum sepenuhnya mampu percaya diri dengan tulisan ini. oh..

Namun ternyata Tuhan memberikan saya kesempatan untuk menetahui arti dari nulis yang sesungguhnya, saya mengikuti program #30DWC ini, disini saya benar-benar ditabrakan oleh masalah-masalah yang dulu menghambat jalan saya, beserta solusi yang menjawab semua tanda tanya besar dihati saya. disini juga saya mengenal banyak orang-orang hebat serta saya diberi kesempatan untuk tahu bagaimana cara mengirim tulisan ke penerbit. Dan dari situlah saya meyakinkan diri, bahwa saya pasti bisa, tulisan saya pasti layak untuk diterbitkan, saya akan berusaha lebih kuat dari apa yang saya punya! I Promise...” ucap saya  dengan penuh percaya diri.

Mentor saya tersenyum melihat ambisi saya seperti ini. ia berkata “ usaha yang besar akan menuai hasil yang banyak” Lagi lagi saya  tersenyum untuk kesekian kalinya saat mentorku melontarkan kata kata hebat nan bijak, saya hanya bisa berdoa dan berusaha untuk mewujudkan semuanya.

Sekian !

#30 DWC hari ke 21

2 komentar:

  1. Wah keren udah istiqomah nulis sejak SD..
    semoga bukunya bisa segera terbit ya mba Nia (y)

    BalasHapus
  2. Baca tulisan ini, jadi makin termotivasi lagi buat nulis, apalagi setelah ingat-ingat apa alasan awal buat nulis, hehe.. Keep Istiqomah kak^^

    BalasHapus

MODUL 4 PPKN KELAS IV (Empat)

Rabu, 10 Februari 2021 Hallo, selamat pagi. semoga semuanya selalu dalam keadaaan sehat. Silahkan pelajari unit 2 bagian B ya tentang Sika...