Kini aku telah berada di dalam pesawat bersama kekasihku. Ya.. disana kami duduk berdua, 10 hari ternyata mampu membuat hati aku memilih pasangannya. Aku memilih untuk duduk dekat jendela, agar aku bisa melihat pemandangan dibawah sana. Hatiku sangat senang, ternyata Negri Sakura merubah semuanya, kini aku tak lagi sesedih saat aku hendak berangkat, karena sekarang aku telah menemukan pengganti lelaki munafik itu. Dan yang paling penting, aku telah meraih murtel di JP yang sekaligus mendapatkan beasiswa di universitas Tokyo, oh.. betapa bahagianya aku Tuhan.. terimakasih atas semua yang telah Engkau berikan. Kini aku setuju dengan dalil yang banyak orang katakan, bahwa setelah mendung akan muncul pelangi.
“sayang?”
Ka Ripa membuyarkan lamunanku. ia memegang tanganku pelan.
Aku menoleh dan membalas pegangan tangannya.
“apa?”
“lagi mikirin apa? Serius banget!”
“aku kangen sama mamah” aku merebahkan kepalaku dipundaknya. Ia mengusap rambutku.
“sabar ya.. pasti kita akan ketemu mamah kamu. Mending sekarang kamu tidur. Istirahat ya ”
“gak ah.. aku kan udah tidur semaleman. Mending kamu aja” kataku
“terus yang jagain kamu siapa kalo aku tidur?”
“gpp koq. Lagian aku gak bakal kemana-mana. aku bakal disini terus deket kamu”
“yakin? Kalo ada apa-apa bangunin aku yaa?..”
Aku mengangguk.
“aku nyanyiin ya.. mau lagu apa?”
“hm.. boleh, terserah deh lagu apa aja”
“yaudah.. “ aku pun menyanyikan sebuah lagu dari sebuah band ternama ditanah air. Dan benar ka Ripa sudah tertidur pulas. Aku hanya tersenyum memperhatikan wajahnya.
Aku mengirim sebuah pesan kepada mamah
To : mamah
Mah.. manda udah on the way, entar mamah jemput aku ya di Bandara, sama paph juga. Manda kangen banget sama mamah papah. :)
From : Mamah
Maaf sayang, mamah gak bisa jemput kamu. Mamah sama papah lagi ada tugas diluar kota. Biar Naila aja ya yang jemput kamu di Bandara.
What? Mamah papah gak bisa jemput aku di Bandara? Sesibuk itukah mereka? Aku kan kangen banget sama mamah papah. Koq mereka tega sama manda?
Hikshiks.. tangisku mulai meleleh.
To : mamah
manda kangen sama mamah papah :(
from : mamah
kita ketemu dirumah aja ya. Entar mamah hubungi Naila supaya jemput kamu disana.maaf ya sayang. Mamah papah benerbener gak bisa. Kamu ngerti kan?”
nggakk… hiks hiks. Manda gak ngerti, kenapa mamah papah berubah gini sih? Kenapa kayaknya kalian gak peduli lagi sama Manda.? Apa Manda udah kalian lupain? Hiks hiks.. mamah papah jahaatt… hiks hiks
aku terus terisak tanpa membalas pesan mamah yang terakhir, tiba tiba sebuah pesan masuk.
From : Nailaa
Jangan sedih Manda sayang. Kan masih ada aku yang bisa jemput kamu. Aku tunggu ya..
Naila? Pasti mamah udah hubungi dia. Tapi ?? ah… mamah papah kenapa sih? Kenapa aku gak yakin kalo mereka bener-bener ada tugas keluar kota, tapi meskipun begitu, kecengenganku terus menjadi, aku tetap nangis terisak, karena aku gak mau ka Ripa bangun mendengar aku menangis. Tapi sial.. telinganya sangat peka, ia terbangun dan terperanjat melihat aku yang sedang menangis.
“Manda kamu kenapa? Kenapa nangis?”
“kenapa sayang? Kamu kenapa?” tanyanya lagi. Ia terlihat panik. Aku segera memperlihatkan sms dari mamah kepada ka Ripa. Ia segera membacanya.
Ka Ripa menghela nafas panjang.
“sabar sayang.. mungkin mamah papah kamu bener bener sibuk.”
“tapi kan aku kangen sama mereka.. hiks”
“ aku yakin mamah papah kamu bener bener sibuk, percaya ya sama aku. Pasti kamu bakal ketemu mamah papah kamu dirumah koq. Udah ya jangan nangis lagi. Kasian air mata kamu dari kemarin keluar mulu”
“kamu tuh ya.. koq malah kasian sama airmata aku dibanding perasaan aku?”
“bukan itu maksudnya. Aku Cuma gak mau kamu sedih mulu. Kan disini ada aku. Jadi kamu ga perlu nangis lagi. Lagian masih ada Naila kan yang jemput di bandara”
“iya sih..”
“apa perlu mamah aku suruh jemput kita juga?”
“apa? Malu ah, aku belum siap ketemu bu Okta”
“gpp kali. Lagian aku kan udah cerita sama mamah tentang hubungan kita..”
“apaa? Waktu kapan?’
“dua hari yang lalu..”
“oh my god honey, terus kata dia gimana?”
“mamah setuju koq, mamah juga bilang kalo kamu itu cocok buat aku.. cantik, baik, pinter lagi..”
“hah? Mamah kamu serius bilang aku pinter?”
“iya.. katanya setiap pelajaran mamahku, kamu pasti ke perpus buat cari bahan pelajaran sendiri..”
Aku melongo.
“koq begitu dibilang pinter?” tanyaku keheranan
“iyaa.. disaat siswa yang lain minta disuapin bahan pelajaran, kamu malah mencari dan mempelajarinya sendiri”
“ooohh..” aku nyengir mengingat kembali kelakuan yang sering keluar kelas saat jam pelajaran bu Okta.
XXXXX
Akhirnya pesawat mendarat dengan mulus di Bandara soekarno-hatta, akhirnya aku bisa kembali dengan harapan yang telah ku gapai. Walaupun masih dengan wajah sembab, aku menuruni anak tangga pesawat itu.
“sayang.. udah lama banget gak pulang ke indonesia” kata ka Ripa
“kalo kita gak jadian, kamu gak bakal pulang ya sebelum kuliah kamu beres?” aku meliriknya
Ka Ripa Cuma tersenyum dan mencubit pipiku.
“aw.. sakit tau”
“Aku ke toilet dulu ya..”
“okeeh..”
“kamu tunggu dikursi sana ya..” kata ka ripa sambil menunjuk kursi yang ada di balik tiang”
“iya..” aku segera duduk dikursi sana.
Setelah beberapa menit ka Ripa datang bersama seseorang yang sangat aku rindukan. Mamah papah dan satu lagi, sensei vera.
Aku sangat bahagia, segera aku berlari memeluk mamah
“maaamaaahh…” air mataku meleleh lagi
“manda..” mamah menghelus kepalaku
“katanya mamah papah tugas keluar kota” aku menekuk bibirku dan melepaskan pelukan mamah
“kita sengaja, mau ngasih surprise buat kamu” kata papah mengelus pundakku.
“ah papaah.. “ aku memeluk papah
“selamat ya Manda..” kata sensei mendekatiku
“sensei? Iya.. makasih ya”
“kamu bener-bener hebat manda. Sensei sangat bangga sama kamu”
Aku tersenyum bahagia.
“ka?” aku menoleh kepada ka Ripa, ternyata aku baru sadar kalau mereka semua datang bersama ka Ripa.
“iya sayang.. kita udah merencanakan ini sama Ripa” mamah menjelaskan
“kapan?” aku tidak percaya
“ada deh..” papah menimpali.
“Ah.. kaka kenapa ga bilang sih.” Aku menyiku lengan ka Ripa
“Kalo bilang, buka surprise dong namanya” ucap ka Ripa menatapku jail
“manda.. kamu boleh istirahat dulu satu hari. Hari rabu kamu baru masuk sekolah.” Kata sensei
“bener sensei?”
“iyaa.. yaudah sensei pamit dulu ya.. sampai ketemu hari rabu disekolah”
“iya..” aku tersenyum. Oh Tuhan terimakasih atas semuanya. Sensei pun berlalau
XXXXX
Bleekk.. aku merebahkan tubuhku dikamar. Indah sekali hari ini, tapi kenapa serasa ada yang kurang yaa.. oya. Naila? Koq Naila gak jemput aku di Bandara? Aku segera mengirim bbm kepada Naila.
Ternyata saat aku mengaktifkan bbm ku, ada bm dari Naila.
Nailalala
Selamat datang kembali di indonesia Manda-san. Congratulation :)
Manda R K
Gak ikut jemput aku di bandara?
Nailalala
MAAF manda :(
Manda R K
Mau alaesan apa? :/
Nailalala
Masih disekolah nih :D
Manda R K
Tumben.. ada apa?
Nailalala
Ada kumpulan osis..
Manda R K
Ada acara? Koq aku gak dikasih tau?
Nailalala
Kumpulan biasa aja koq. Ciyee.. RK? Apa itu?
Manda R K
Kepo :P
Nailalala
Jahat nih gak cerita :(
Manda R K
Entar aku certain semuanya semuanya semuanya
Nailalala
Rabu yaa?
Manda R K
Kalo besok? Gak bisa yaa?
Nailalala
Kamu kan harus istirahat dulu mandaa :)
Manda R K
Aku gpp koq, kerumah yaa besok titik
Nailalala
Gpp gimana? Rabu aja ya.. okeeh
Manda R K
Oke deh :)
XXXXX
Esoknya, saat aku membuka mata, waktu sudah menunjukan pukul 08.00. Tubuhku kembali fresh. Aku segera mandi dan keluar kamar.
Seperti ada suara diruang tamu, siapa yang bertamu Pagi pagi gini?
aku penasaran. Saat aku keruang tamu, ternyata disana ka Ripa bersama dua orang berparuh baya. Ternyata Bu Okta. Apaa? Ka Ripa ngajak bu Okta? Dan itu pasti suaminya bu Okta? Beliau mirip banget sama ka Ripa. Aduhhh…
“pagi manda..”
“ibu….kapan kesininya bu?” tanyaku yang langsung menyalaminya sopan
“baru aja koq, selamat ya Manda”
“oh.. hm.. iya bu. Maksih ya”
Aku menoleh ke ka Ripa. Dia Cuma tersenyum.
Tak lama mamah datang.
“kamu udah bangun sayang? Gimana udah fresh lagi kan?” Tanya mamah
“hehe.. koq mamah gak bangunin aku kalo ada tamu?”
“mana berani kita bangunin kamu. Kamu pasti lelah banget kan” lanjut papah
“papah tau aja..” aku nyengir dan langsung mengambil posisi duduk dekat papah.
Disana keluargaku dan keluarga ka Ripa berbincang, mereka sangat mendukung hubungan kami. Tentu aku sangat bahagia dengan kenyataan ini, begitupun dengan ka Ripa.
XXXXX
Hari ini aku berangkat sekolah, setelah sekitar dua minggu lamanya. Dengan langkah ceria aku memasuki gerbang sekolah. Namun saat aku berada di bibir gerbang. Sebuah kejutan yang tidakku duga sebelumnya menyambut kehadiranku pagi itu. Semua siswa berjejer, karpet merah tergelar layaknya untuk model yang siap beraksi. Aku sangat terperangah, sangat takjub atas aspirasi mereka semua.
Aku langkahkan kaki ini sedikit demi sedikit. Memberikan senyuaman termanis untuk semua siswa yang telah menyambutku seperti ini, setelah ku telusuri tenyata guru-guru juga ikut berbaris menyambutku,, oh.. betapa bangganya aku mendapat sambutan semeriah ini, mereka terus bersorak “Manda Manda Manda”, aku pun segera menyalami guru-guru kutercinta. Dan terakhir kepala sekolah, ia memelukku layaknya anak dan ayah, aku sangat bahagia , ternyata aku bisa membuat semua orang senang, oh Terimakasih Tuhan.
“aku kangen banget sama kamu manda…” Naila memelukku
“aku juga Nai.. kamu sehat kan?”
“seperti yang kamu lihat manda.. kamu sendiri gimana? Betah gak disana?”
“iyaa.. aku betah koq”
“oya.. bentar ya Manda.. aku ketoilet dulu. kebelet nih!”
“yaudah.. aku tunggu disini ya. Awas jangan lama-lama”
“sip” Naila terbirit-birit.
Setelah Naila menghilang dari pandanganku,kini aku duduk sendiri di kursi taman. Aku masih sibuk memberikan senyuman untuk semua orang yang menyapaku. Tidak jarang mereka meminta fhoto bareng dan meminta tanda tangan, udah kayak artis aja.. batinku.
Namun saat aku menyadari, kalo aku sedang duduk diatas kursi yang sangat menyimpan beribu kenangan, aku menunduk, sedikit mengingat masa itu. Namun tiba-tiba seseorang duduk disebelahku.
“Manda” ucapnya lirih
Aku mengira itu Naila, spontan aku memegang tangannya dan berkata
“Nai.. aku kangen sama Taufan. Dia kemana sih?”
serentak aku kaget bukan kepalang, ternyata itu bukan Naila yang aku kira, tapi Taufan, lelaki yang sangat aku cintai dulu, lelaki yang pernah menggoreskan luka, lelaki munafik. Ah.. aku segera melepaskan peganganku
“Manda?” gantian ia yang memegang tanganku
Aku tak menjawabnya. Aku hanya tertunduk diam. Aku biarkan ia memegang tanganku.
“maafin aku manda.. maafin aku”
Aku masih tetap diam
“aku juga kangen sama kamu..” ia melanjutkan ucapannya.
Aku menoleh kepadanya. Menatap matanya tajam. Terlihat sorotan matanya yang mengisyaratkan penyesalan yang begitu dalam, tapi tidak.. aku menarik lenganku cepat.
“aku kangen sama kamu manda!”
“stop.. stop Fan! Kamu gak berhak kangen sama aku”
“MANDA? Aku tau aku salah.. tapi aku kangen sama kamu. Aku sayang sama kamu manda..”
“apa? Kangen? Sayang? Apa aku gak salah denger? Emangnya kamu siapa sih? Haaah?”
“oke… aku akan jelasin semuanya ke kamu”
“fuih.. sayangnya aku udah gak butuh semua penjelasan kamu!”
Aku segera berdiri dan lekas meninggalkannya.
Namun ia memegang lenganku.
“Manda? Pleas dengerin aku dulu…”
“stoooooooop! Denger ya Taufan. Sadar dong.. aku bukan siapa siapa kamu! Dan cukup.. anggap aja kita ga pernah kenal samasekali.” Aku melepaskan tangannya kasar dan segera berlari karena aku tidak mau dia menarik lenganku lagi, karena aku telah muak melihat wajahnya yang munafik itu.
Aku segera menuju toilet sekolah, ternyata Naila mengikutiku.
“kamu kenapa manda?”
“naila hiks hiks” aku memeluk Naila
“kenapa? Cerita sama aku yaa”
“Tauafan Nai.. tadi dia minta maaf sama aku.”
“berarti bagus dong.. terus kenapa nangis?”
“gak semudah itu Nai.. hik hiks hiks”
“coba deh denger penjelasan dia dulu“
“tapi kan? Ah.. aku gak mau ngeliat dia lagi”
“yakin? bukannya Taufan cinta pertama kamu?”
“tapi kan? Dia itu udah nyakitin aku.. lagian sekarang aku udah punya Ka Ripa”
“kamu kan belun ngedenger penjelasan Taufan, siapa tau dia emang punya alesan yang bener bener logis”
“gak tau dehh..”
“yaudah jangan nangis napa.. yaudah sekarang aku mau nanya, sebenernya kamu lebih suka sama Taufan apa ka Ripa?”
Aku terdiam. Entah. Padahal ka Ripa adalah pacarku, tapi kenapa untuk menjawab pertanyaan Naila, aku sedikit bingung untuk meberikan jawabannya, apa aku masih suka kepada Taufan? Ahhhhhhh…
XXXXX
“say?”
“iya..”
“entar malem jalan ya”
“kemana?”
“kita nonton okeeh”
“iya”
“jam tujuh ya say”
“iya..”
Aku menutup telepon dari ka Ripa. Tapi tiba-tiba Taufan mengirim bbm kepadaku
Miss TM
Manda? Aku tunggu ya di taman kota jam 7
Apa? Taufan merubah nama bm nya Miss Tm? Oh.. dasar cowok munafik, siapa lagi tuh Tm? pake nunggu di taman lagi. Aku kan udah janji sama ka Ripa, aduh,, kenapa semuanya rumit gini? Tapi rumit? Rumit kenapa manda? Harusnya ini bukan pilihan yang bikin aku rumit, ini pilahan yang sangat mudah sekali, seharusnya aku gak perlu pusing., kenapa aku harus bingung? Ka Ripa kan pacar aku, udah tentu akau bakal menemui dia dan jalan bersama dia malam ini. Bukan ciowok munafik seperti taufan.
Oke.. aku gak akan bales bbm dari dia. Fuih
Malam ini aku memakai jeans dan baju kaos biasa, aku tidak terlalu memperhatikan penampilanku, karena dalam fikiranku masih ada bayangan lelaki munafik itu. Yang sampai sekarang membuat mood aku jelek.
Setelah menunggu selama setengah jam, ka Ripa belum juga menjemputku. Segera aku menelponnya. Ga aktif..
Kemana dia? Koq belum jemput aku? Padahal ini udah Jam setengah delapan.
Aku pun megirim bbm kepadanya
Manda R K
Sayang? Jadi jemput aku ga? :(
Gak ada balasan
Handphone ku bordering lagi.
Miss TM
Aku nunggu kamu disini. Ada yang harus aku jelasin sama kamu.
Fuih.. gak tau malu banget ya itu lelaki. Aku kan udah bilang, jangan ganggu aku lagi, tapi kenapa dia terus memaksaku sih? Ih..
Aku tak menghiraukan bbm dari Taufan, dan terus bersabar menunggu ka Ripa diberanda rumah. Dengan muka sedikit kecewa aku terus melihat pintu gerbang, berharap ka Ripa akan datang menjemputku malam ini sesuai yang ia bilang tadi siang.
Tapi naas, sampai pukul delapan ka Ripa tidak juga datang.
XXXXX
Ka Ripa sudah siap untuk menjemput Manda, namun tiba-tiba suara bel berbunyi.terdengar teriakan dari mamah.
“Ripaa..” ada temen kamu nih
“temen? Siapa?” ka Ripa pun penasaran dan segera menemui orang itu.
Dan ternyata setelah ia menutruni anak tangga dan menuju ruang tamu. Terlihat seorang wanita cantik nan anggun yang duduk manis disofa.
“Ripaa?”
“Nita ya?’
“aduh.. kamu udah gede banget. Nambah ganteng ;lagi” kata perempuan itu yang langsung cepeka-cepiki terhadap ka Ripa
“ah.. bisa aja kamu nit. Kamu tau dari mana aku ada di indo?”
“aku liat status kamu di tweeter kemarin.”
“oh.. kamu lagi libur kuliah?”
“aku ijin satu minggu buat berobat”
“berobat? Kamu sakit apa?”
“kamu tau sendiri kan, kanker aku belum juga sembuh dan kayaknya ga akan pernah sembuh pa”
“hey.. kamu jangan bicara seperti itu. Aku yakin kamu bakal sembuh koq”
“makasih ya Ripaa”
“yaudah kamu mau minum apa?”
“gausah reptrepot deh.. kita ke taman belakang aja yuk.. udah lama aku gak main kesitu”
“okeeh.. aku juga udah lama banget nih”
“kamu baru pulang kali ini doang yaa? Setelah pemberangkatan pertama itu?”
“heem”
“pantesan, muka kamu udah kaya orang jepang gitu”
“hehe.. iya dong.”
Ditaman ka Ripa asyik berbincang bincang dengan temannya waktu sma itu, maklum, saat pelulusan sma mereka belum pernah bertemu kembali.
“Kamu sekarang masih sama Ashraf?”
“Maafin aku Ripaa” ka Nita tiba-tiba memeluk ka Ripa
Ka Ripa tak membalas pelukannya.
“Maafin aku, yang udah ninggalin kamu dulu.. ternyata Ashraf tak sebaik yang aku bayangkan. Aku nyesel udah milih Ashraf disbanding kamu”
“Nit…” Ka Ripa melepaskan pelukan nya ka Nita
“yang dulu biarlah berlalu. Aku udah lupain semua itu koq. Aku ngerti waktu itu kamu lebih memilih Ashraf, dan aku bisa terima itu. Aku nyadar Nit.. aku nggak pantes buat kamu. Makanya aku nyerah dan biarin kalian bahagia” jelas Ka Ripa
“Tapi Ripaa. Kenyataannya setelah kami jadian, ia malah selingkuh dibelakang aku”
Dan setelah aku berfikir, ternyata hati ini masih mencintai kamu” ucapnya sambil memeluk ka Ripa lagi. Namun dengan cepat ia melepaskan pelukan ka Nita.
XXXXX
Saat aku lihat handphone, ternyata ada bbm lagi dari taufan
Miss TM
Pleas mandaaa :(
Akhirnya aku merasa iba kepada Taufan, teringat mimik wajahnya tadi siang. Oh.. aku sedikit mengingat-ingat kembali masalaluku bersamanya. Air mataku lagi lagi meleleh. Sebenernya aku juga kangen sama kamu.
Dan akhirnya aku memutuskan untuk menemui Taufan ditaman kota, letaknya tidak jauh dari komplek rumahku.
XXXX
Disana, ditaman aku melihat seorang lelaki yang termenung dikursi, ia tertunduk lemah. Aku yakin itu Taufan. Aku duduk disebelahnya. Ia menoleh kepadaku.
“Manda? Ucapnya tak percaya melihat kehadiranku
“jelasin semuanya!”
“sebelumnya makasih banget ya kamu udah mau datang. Disini aku akan jelasin semuanya ke kamu, terserah kamu mau percaya apa nggak. Aku Cuma nggak mau kita salah paham.”
Aku tetap memasang wajah cuek. Padahal dalam hatiku. Aku sangat merindukannya.
“dari awal.. aku udah jatuh cinta sama kamu manda.. kita sempet deket kan? Kamu tau apa yang aku rasain? Aku seneng banget, bersamamu membuatku merasa sempurna, walaupun aku tau saat itu aku belum resmi jadi pacar kamu. Serontak aku menoleh kepadanya.
“manda..” taufan memegang tanganku
“aku sayang sama kamu.. maafin aku yang udah melukai hati kamu. Tentang endaru itu, itu semua bohong, itu Cuma sandiwara..
“sandiwara?” aku melongo
“Iya.. sebenernya aku gak ada hubungan apa-apa sama endaru, itu Cuma sandiwara” jelasnya
“Tapi untuk apa?apa kamu sengaja mau bikin aku sakit? Kamu jahat fan”
ucapku tak percaya
“aku ngelakuin itu semua Karena aku gak mau kamu sedih” jelas Taufan
“fuih… konyol. Asal kamu tau.. sejak kejadian itu aku nyaris putus asa fan.. kamu gakpernah tau.. betapa sakitnya hati aku.. kamu jahat fan, kenapa kamu lakuin itu semua sih? Kamu tau kan perasaanku gimana ke kamu?. Saat itu Aku juga sayang sama kamu fan.. tapi kamu gak menyadari itu semua! Hikshisk”
Rasanya aku ingin pergi saja dari pandangannya, karena penjelasan dia samasekali gak masuk akal. Dengan polosnya dia bilang semua itu hanya sandiwara. Aneh, memangnya aku anak kecil yang bisa ia bohongi. Tapi lengannya masih terus memegangku. Tapi kenapa tangan taufan sedingin ini ya? Masa iya dia kedinginan? Padahalkan suhu malam ini gak terlalu dingin menurutku, ah.. Aku tak menghiraukannya
“maafin aku manda.. aku tau kamu gak bakal percaya. Tapi maaf kamu jangan nangis ya..”
“terus? Sekarang kamu sama siapa?” tanyaku to the point.
“sejak kepergian kamu ke jepang. Aku selalu sendiri. Merenungi semua kesalahanku”
“Bener kamu Cuma sandiwara?” aku masih belum percaya
“Iya.. maafin aku jelek” dia mencoba menghiburku
“Tapi kenapa kamu melakukan semua itu fan?”
“Karena aku terlalu sayang sama kamu,. Aku gak mau kamu sedih Karena aku.”
“haah? Cuma Karena itu?. Tapi itu gak mungkin, pasti ada yang kamu sembunyiin dari aku.”
Taufan terdiam, aku memandangnya ragu. Dia menoleh dan menatap wajahku. Suasana kali ini mengingatkanku dulu saat ditepi danau, tapi tak lama dia menjuil hidungku.
“aw.. Taufan sakit tau”
“jelek weee”
“ah…”
“beli ice cream yuk. Kamu yang teraktir yaa”
“loh.. koq aku?” tanyaku
“iya lah.. kan kamu berhasil jadi murtel di JP”
“ah.. kamu tuh ya..”
“yukk” Taufan menarik lenganku.
Kami segera menuju sebuah toko ice cream, padahal awalnya Taufan tidak suka makan ice cream, tapi setelah ia mengenalku, kami sering kali makan ice cream bareng. Dan sekarang Taufan malah hobby makan ice cream, aneh banget kan? Hehe
XXXXX
“Sayang.., maafin aku ya.. ,malem ini kita gak bisa jalan, ada temen sekolahku ke rumah. “
Ada pesan msuk dari ka ripa
“sms dari siapa?” tanya taufan
“hm.. dari operator fan.” Ucapku asal
“ciee.. setia banget ya operator. Tau aja sama orang cantik.”
“iyalah.. daripada kamu nggak pernah sms aku”
“emang kamu mau aku sms?”
“gak...”
“serius?”
“iyaa... gak salah lagi maksudnya. Hehe”
“dasar jeleekkkk....”
Kini aku dan taufan sudah tidak lagi marahan, aku merasa bahagia, bisa baikan lagi sama Taufan. Walaupun ia pernah menyakitiku.
Setelah selesai, kamipun memutuskan untuk pulang. Taufan mengantarku.
“aku masuk dulu yaa” ucapku pada Taufan yang mengantarku sampai depan rumah
“iyaa.. selamat malam Manda” ucapnya
Aku hanya tersenyum dan Taufan berlalu
XXXX
Aku segera merebahkan tubuhku diatas kasur, rasanya senang sekali. Namun seketika aku mengingat Ka ripa. Aku segera menelponnya.
Nut..nut..nut..
“halo...” terdengar suara perempuan dari sebrang sana
“iya.. “
“siapa yaaa?” tanyanya
Siapa ini? apa ini teman ka ripa? Kenapa dia yang ngangkat telponnya? Kemana ka ripa? Dan kenapa selarut ini, temennya masih ada dirumah ka Ripa? gerutuku
“haloo.. ini siapa yaa?”
“ummm...”
“maaf ya.. ripa nya lagi istirahat. Jangan ganggu!” nut..nut...
“apaa? Berani banget dia bicara sepert itu? Harusnya aku yang bicara kaya gitu sama dia? Ngapain coba dia lama-lama dirumah ka Ripa? Ah nyebelin...”
Dengan kesal aku segera membanting telepon dan don’t care. Aku langsung tidur...
XXXX
MissTM
“pagi manda.. pasti belum bangun ya?”
Ada bbm dari Taufan
Manda R K
“baru aja.. pagi juga Taufan :) “
MissTM
Mandi dulu sana jelek :P
Manda R K
Iya bawel. Hey.. kenapa nama bbm kamu “MissTM”? :D
MissTM
Hehe.. kepo juga ya kamu :P
Mnnda R K
:(
MissTM
Aih? Koq ngambek?
Manda R K
-__---------------- ??
MissTM
Kamu tuh yaa.. sini biar aku kasih tau
Miss : Rindu T: taufan M : manda
Manda R K
:)
MissTM
:)
Kamu sendiri R K itu apa?
Manda R K
Aku mandi dulu yaa..
Sengaja aku tak menjawab pertanyaan Taufan.
XXXX
Pagi itu, ponsel Ripa berdering, bertanda ada telpon masuk.
“pagi sayang..” ucap ka Ripa spontan mengangkat telponnya
“sayang? Um.. makasih ya ripa.. dari awal, aku yakin kalo kamu itu masih suka sama aku. Aku juga masih suka sama kamu koq. tenang aja.”
“Nitaa?” serontak mata ka Ripa melek, dan ia segera melihat siapa yang menelponnya. Ternyata itu bukan Manda pacarnya, melainkan teman sma nya nita.
“kamu kenapa Ripaa? Koq kaget gitu sih?” tanya Nita
“um.. gpp koq nit. Maaf ya”
“iya gpp.. kamu baru bangun ya?”
“hm.. iiiya...”
“yaudah gih, cepet mandi.. kita jalan ya hari ini.. ntar aku kerumah kamu.. bye” nut...nut
“eehhh... tapi.. nit?”
Ah... sial.. dia salah paham nih. Gerutu ka Ripa
XXXX
Ada telpon masuk dari ka Ripa
“Halo...” kataku
“sayang... kamu dimana sekarang?” Tanyanya
“um.. dirumah. Ada apa?”
“aku ke rumah kamu ya..”
“emangnya mau apa sih?” tanyaku kesel
“koq kamu nanya gitu say? Kamu ga suka aku main kerumah kamu?” ka Ripa heran
“aku Cuma tanya aja, kamu mau apa sih?”
“aku pengen ketemu kamu lah...”
“ketemu? Buat apa?”
“kamu kenapa sih sayang?” nadanya mulai meninggi
“aku gpp. Aku Cuma nggak suka, kalo harus nunggu.”
“maksud kamu?” Ka Ripa nmbah heran
“dan satu lagi, aku gak suka sama orang yang ingkar janji, ngerti?” nut..nut
Sengaja aku matikan telponnya. Males banget kalo aku inget kejadian semalem. Huh... dasar cowok!
XXXX
Setelah lama, rasanya aku ingin sms Taufan, Cuma dia yang bisa ngerti perasaanku saat ini.
“Fan?” Aku mengirim pesan kepada Taufan
“apaa Manda?” balasnya cepat. Aku tersenyum .
“lagi sibuk ga?”
“nggak koq.. ada apa jelek?”
“lagi sedih nih..”
“sedih kenapa?”
“ada masalah. :( “
“coba cerita..”
“susah fan”
“yaudah.. biar aku kerumah kamu”
“serius?”
“iyaa ;)”
“5 menitt yaa!”
“ha?? Dasar jeleeeeekkkkkkk!”
“HAHA”
XXXX
Tuk..tuk..tukk... terdengar ketukan pintu dari luar, aku segera membukanya.
“eh kamu Fan..”
“huh... pas kan 5 menit?” katanya sambil ngos ngosan
“mm.. lebih 1 detik”
“yachh :( maafin aku yaa”
“yaelah fan.. gpp kali. Aku kan Cuma becanda.”
“serius kamu? Oyah, nih aku beliin coklat” menyodorkan sebatang coklat silverquen
“baik banget sih kamu”
“biar mood kamu bagus lagi. Gak sedih mulu”
“ah dasar.. duduk fan” aku mempersilahkan ia duduk dikursi beranda rumah.
“iyaa..”
“mau minum apaa?”
“apa aja deh.. yang penting halal”
“bentar bentar.. koq muka kamu pucet gitu? Kamu sakit?” aku mendekati wajahnya.
Dia menghindar
“aku gpp koq.kan tadi abis lari. Makanya keliatan pucet.”
“serius?”
“iya bener serius”
“awas ya kalo bohong!”
“iya.. iya kali ini serius aku gak bohong”
“oh..oke. bentar ya aku ambilin minum dulu”
Aku pun segera ke dapur untuk membuatkannya minuman.
“maafin aku manda.. sebenarnya ini efek kanker otak yang terus menggerogoti tubuhku.. maafin aku” ucap Taufan dalam hati setelah aku lekas pergi kedapur”
Aku pun datang membawa secangkir coklat hangat.
“ini fan, aku buatin coklat hangat buat kamu.. biar gak pucet lagi tuh bibir kamu”
Kataku sambil menyodorkan minumannya
“perhatian banget sih kamu makasih ya manda.. hehe.. “
“gimana enak ga?”
“pasti enak lah.. o yah coba cepet cerita! Aku penasaran nih, apa sih yang udah bikin kamu sedih?”
“umm.. gpp sih fan, aku Cuma kesel aja sama seseorang”
“seseorang? siapa?”
Aku pun menceritakan semuanya kepada Taufan, dan dengan sabar Taufan mendengarkan semuanya. Ia mencoba menghiburku agar aku tida sedih lagi, dan akhirnya dia berhasil. Aku merasa lega. Sangat lega.
“yaudah.. aku pulang dulu ya.. sampai ketemu besok ” ucapnya
XXXX
Pagi ini, aku bangun dengan tubuh yang lumayan segar, aku segera bersiap-siap untuk berangkat sekolah, dan ternyata ka Ripa, sudah menungguku diberanda rumah.
“pagi sayang...” sapanya saat aku membuka pintu rumah
“kaka ngapain pagi-pagi gini kerumah? hari ini kan aku sekolah!”
“aku kan mau anter kamu ke sekolah”
“haa?” aku terkejut
“kenapaa? Kamu gak mau aku antar ya? Apa kamu udah janjian sama temen kamu?”
“hhh... gak sih. Yaudah deh iya”
“oke.. yaudah yuk. udah siang, entar kamu telat lagi”
Akupun masuk ke mobil ka Ripa
Setelah mobil itu melaju, aku sedkitpun tak memulai pembincaraan. Setelah lama, akhirnya ka Ripa memulai percakapan kami.
“sayang?”
“hm...”
“kamu udah sarapan?”
“udah..”
“waktu kapan?”
“tadi,,”
“say, jangan bohong ah. Jelas-jelas tadi kamu belum sempet sarapan kaan!”
“udah koq..”
“sarapan apa coba tadi?”
“hmm.. udah deh. Bawel banget”
“lhoo? Kamu koq marah?”
“aku gak marah!”
Tiba-tiba ka ripa memberhentikan mobilnya.
Kiikkkk..........
“hey.. apa apa an sih kamu? Udah gila yaa?”
“kamu berubah manda!”
“terserah apa katamu!” ...
“kamu kenapa sih? Aku salaha pa? Kenapa sikap kamu dingin begitu kepadaku?”
“Ka Ripa... aku gak akan begini, kalo kamu gak duluin begitu!”
“aku begitu gimana?”
“siapa yang main kerumah kamu sampe larut malam? Dan ia berani-berani nya ngangkat telpon aku, dan bilang, jangan ganggu kamu lagi! Siapa itu? Pacar baru kamu? Hah?” aku emosi
“dia bilang kaya gitu ke kamu? Gak mungkin!”
“TERSERAH! AKU CAPE !!!”
“dia orangnya baik manda, dia gak mungkin kaya gitu.. mana berani dia ngangkat telpon aku.”
“oh gitu ya.. bagus! sudah kuduga. Kamu bakal ngomong kaya gini!”
“emang kenyataannya kaya gini, dia itu temen sma aku, kita Cuma temenan”
“aku bukan anak kecil ka!”
“aku gak ngerti sama kamu!
“memang! Kamu gakpernah ngerti perasaanku. Sedikitpun! Asal kamu tahu Aku kaya gini karena aku CEMBURU! Puas?”
Aku pun segera keluar dari mobil ka Ripa dan segera naik taxi
“manda..... tunggu!”
“sayang., kenapa kamu kaya gini sih?padahalkan aku Cuma temenan dengan Nita, Maafin aku sayang.. aku kira kamu nggak bakal cemburu akan hadirnya Nita, ternyata kamu ada benarnya juga Manda. Akhir-akhir ini, waktuku banyak bersama Nita, dibanding pacarku sndiri. Ya Tuhan.. maafkan aku manda” desah ka Ripa menyesali semuanya.
XXXX
Hari ini aku putuskan untuk tidak sekolah, taxi yang kutumpangi balik arah dan behenti disebuah danau. Dari kejauhan tampak lelaki tinggi sedang duduk dibawah pohon. Aku mendekatinya.
‘Taufan?” dugaku
Setelah kudekati ternyata benar dia Taufan, rupanya ia juga tidak sekolah sama sepertiku
Kututup matanya dengan tanganku.
“hey.. Manda ya?” tebak Taufan
“ah,, koq kamu tau sih?” aku cemberut dan segera duduk disebelahnya
“hey jelek. Koq kamu gak sekolah?”
“kesiangan fan. Kamu sendiri? Koq disini?”
“aku lagi males sekolah.”
“lho? Kenapa?” tanyaku heran
“karena,, aku udah tahu kalo kamu gak bakal sekolah juga?”
“hehe.. dasar!”
“fan? Koq kamu pucet?”
“pucet? mana? Aku gpp koq manda.. kamu lebay ah!”
“koq lebay sih ? liat deh, bibir kamu pucet”
“hehe.. mungkin karena belum sarapan kali. Hehe”
“nih, aku bawa bekel. Kamu makan ya”
“boleh-boleh..”
Aku mengambil bekalku ditas, dan saat aku hendak memberikannya kepada Taufan, terlihat darah mengucur dari hidungnya
“Taufan? Hidung kamu berdarah?”
“apa?oh.. oh ini mimisan, tenang tenang.. aku lap dulu ya”
Hati aku mulai tak karuan
“fan, jujur sama aku. Kamu sebenarnya kenapa?”
“jujur apa manda? Aku gpp koq.. nih liat aku seger gini”
“gak mungkin, aku tau, pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari aku”
“nggak koq...”
Saat kulihat, darahnya mengalir semakin banyak. Dan aku segera memeluknya
“Taufan.......”
Taufan memelukku kembali.
“cerita sama aku.pleas”
Taufan tetap diam dia hanya mengelus rambutku
“aku gak mau kamu kenapa-napa”
Saat kulihat matanya, ternyata dia menetesakn air mata. Aku semakin yakin kalo dia menyimpan sesuatu dariku.
“Manda... kamu mau janji dua hal sama aku?’
“maksud kamu? Janji untuk apa?”
“kamu harus janji kalo kamu harus bahagia terus dan gak boleh cengeng”
“fan? Maksud kamu apa?”
“dan yang ke-dua.. aku mau kamu tahu manda, aku samasekali tidak pernah bermaksud menyakiti kamu, karena aku sayang kamu”
Aku melepaskan pelukannya
“kamu bilang apa fan?”
“Maafin aku manda... aku tau sekarang kamu udah milik ka ripa. Tapi aku cuma mau jujur, kalo aku sayang dan cinta sama kamu”
Hati aku tak karuan, aku sendiri juga bingung apa yang aku rasakan saat ini. bimbang? Penasaran? Ah.. tak berpikir lama aku segera meninggalkan Taufan. Entah.. kakiku spotan untuk meninggalkannya.
“Manda.....” terdengar Taufan memanggil namaku
Aku tetap lari dan menjauh darinya.
“Maafin aku manda. Sebenarnya aku mengidap kanker otak. Maafin aku yang sudah jujur tentang perasaanku. Aku sayang kamu manda”
XXXX
Ya Tuhan.. aku bingung, kenapa Taufan berbicara seperti itu? Padahal ? dia tau sendiri kalo aku masih sama ka Ripa. Tapi kenapa aku sedih? Ah.. aku sedih melihat keadaan Taufan kaya tadi, tapi kenapa aku lari meninggalkannya? Kebimbangan ini membuat aku lepas kendali Tuhan.. ohh.. aku tidak tau harus bagaimana...
Aku segera mengusap air mataku saat mamah mengetuk pintu.
“iya mah...” aku segera membuka pintu, ternyata ka Ripa sudah menungguku diruang tamu.
“ada apa ka?” tanyaku langsung
“Manda.. kenapa kamu bicara seperti itu?”
“udahlah kak. Kaka mau ngapain kesini?”
“kaka minta maaf soal kemarin sayang. Kamu mau kan maafin aku?”
Aku menunduk.. lagi lagi air mataku menetes
“kamu kenapa sayang?”
Aku berusaha menyembunyikan air mataku
“manda.. maafin aku. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi”
“maaf ka.. aku lagi gamau bicara sama kaka dulu, aku masih kefikiran sama cewe itu.”
“kita Cuma temenan mandaa...”
“aku serius! Kasih aku waktu sendiri, pleas..”
aku segera masuk kamar dan meninggalkan ka Ripa begitus aja.
XXXX
What? Aku bertengkar dengan ka Ripa? Ya Tuhan,, apa sebenarnya yang aku mau? Kenapa aku tega seperti ini? hiks hiks.. apa ini menandakan bahwa aku masih memedulikan perasaan Taufan kemarin? Atau apa aku masih cemburu dengan teman sma ka Ripa itu, Ah.. aku sendiri bingung
Aku segera menelepon Taufan.
Tak ada balasan. Fan.. kamu kemana sih? Maafin aku fan,, angkat telpon aku, aku terus menghubunginya tapi tetap saja, tak ada jawaban. Oh god.. kenapa perasaan aku gelisah seperti ini? ada apa dengan Taufan sebenarnya? Aku bergegas menuju rumah Taufan.
XXXX
Saat aku mencoba menelpon taufan kembali, ternyata kali ini diangkat
“Malam Manda..”
“fan? Kamu dimana?”
“aku disini, aku seneng kamu nelpon aku”
“dimana fan? Kamu baik-baik aja kan?”
“tenang, aku akan selalu baik.. maafin aku ya soal kemarin di danau”
“iya gpp.. tapi bener kan baik-baik aja?”
“iya manda.. kamu lagi dimana emang? Koq berisik?”
“aku lagi dijalan nih.. mau kerumah kamu”
“kamu mau kerumah aku? Ada apa emangnya?
“hm.. aku Cuma mau mastiin kalo kamu baik-baikaja”
“kamu kangen sama aku ya?’
“hmm.. nggak lah”
“cie.. yaudah. Aku tunggu kamu ya. Hati hati manda”
“iya..”
Tak lama aku sampai dirumah Taufan.
“Ke taman samping aja”
Ada pesan masuk dari Taufan
Aku tersenyum.
Terlihat Taufan telah duduk di kursi taman.
Aku langsung duduk disampingnya.
“hey.. manda”
Aku tersenyum
“kamu sama siapa?”
“Sendiri” jawabku
Dianterin supir kamu?
Iya..
“tumben kamu kesini. Ada apa?
“emang gak boleh ya?”
“boleh lah.. kata siapa gak boleh”
“abisnya kamu nanya gitu, aku Cuma mau mastiin kalo kamu bak baika aja”.
“iya.. iya. Seperti yang kamu liat. Kalo aku baik-baik aja”
“oyah. Mata kamu sembab. Abis nangis ya?”
“hm.. nggak koq, sok tau kamu.. oya tumben kamu pake topi begini?” tanyaku. Karena yang aku tau, Taufan jarang sekali memakai Topi, apalagi topi seperti itu. Kaya orang sakit aja
“heehe,, gatau nih. Aku nyaman aja pake topi beginian” jawabnya
“manda, jujur sama aku. Kamu nangis kenapa? Gara-gara aku kemarin ya? Maafin aku manda”
“aku bertengkar dengan ka Ripa”
“koq bisa? Kenapa?”
Aku mengagkat bahu
“kalo emang gara-gara aku. Aku benar-benar minta maaf, kemarin aku Cuma mau jujur tentang perasaanku ke kamu manda”
“bukan gara-gara kamu koq.. ini gara-gara perasaanku”
“maksud kamu?”
Aku tersenyum
Taufan menatapku.
“Manda.. dulu aku emang suka sama kamu. Tapi sekarang perasaanku berubah saat aku tau kamu sudah milik ka Ripa”
Aku terdiam. Sakit rasanya mendengar apa yang diucapkan oleh Taufan.
“makasih ya manda.. “
“untuk apa?” tanyaku heran
“untuk pertemanan kita selama ini. dalam hidupku kamu adalah teman terbaikku.”
“iya.. aku juga” aku meneteskan air mata.
Tiba-tiba ada telpon masuk, dari papah. Ternyata papah menyuruhku pulang cepat.
“fan.. aku pulang dulu ya. Tadi papah nelpon”
“iya.. kamu hati-hati yaa”
“oke.. daahh”
Setelah aku beberapa langkah, Taufan memanggilku lagi
“Manda...” aku menoleh
“aku akan selalu ingat kamu dan kenangan pertemanan kita”
Aku hanya tersenyum dan segera berlalu
Saat aku sampai rumah, aku disuruh papah untuk siap-siap ke acara ulangtahun bu okta. Aduhh aku sampai lupa hari ini ada perayaan ultah bu Okta.
Sesampainya dirumah bu Okta, ka Ripa menyambutku. Ia tersenyum dan kata yang pertama kali terucap ialah kata maaf, aku pun memaafkannya. Setelah acara party berlangsung sekitar dua jam. Tiba-tiba ada sms dari Naila
“Mndaa,, kamu bisa kerumah Tufan sekarang? Taufan udah ninggalin kita semua “
Aku sontak tak percaya, dengan spontan aku langsung berlari, namun ka Ripa langsung mengejarku. Sesampainya dirumah Taufan, langkahku gemetar dan saat itu pulla aku melihat tubuh Taufan terbujur kaku. Aku menangis sejadi-jadinya.. aku memeluk mayat Taufan, menanangis sesunggukan tak peduli semua orang memperhatikanku. Ka Ripa melihatku, ia membiarkanku melepas kepergian Taufan, karena ia sudah tahu semuanya dari Naila,Naila telah menceritakan semuanya kepada ka Ripa. Sehingga ka Ripa tak marah atau cemburu, ia benar-benar memahami posisi Manda..
XXXXX
Setelah seminggu berada di Indonesia, Kini ka Ripa kembali ke Jepang, melanjutkan kuliahnya yang tersisa satu tahun lagi. Sekarang aku akan kesepian, setelah kehilangan Taufan dan kini harus menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasihnya, ka Ripa.
Manda sadar, ia benar-benar memilki kekasih yang luar biasa seperti ka Ripa dan teman yang luar biasa juga seperti Taufan, dua lelaki itu telah berhasil membuat sejarah dalam hidupnya.
Akhirnya aku dan Ka Ripa harus mampu bertahan dengan hubungan jarak jauh ini.
“hm.. jaga diri kamu baik-baik yaa sayang” ucap ka Ripa
“iaa.. kamu hati hati yaa honey” kataku
“iyaa.. manda. Kita bakal LDR an dong ya selama setahun. Kamu gapapa kan?”
“iya kaa, aku gapapa ko walaupun kita Long Distance Relationship”
Ka Ripa memelukku, akupun membalas pelukannya.
Akhirnya disini kami harus berpisah, ka Ripa masuk ke area penerbangan lalu pesawat yang ka Ripa tumpangi lepas landas.
SELESAI
#30DWC hari ke 23