Aku terus memperhatikannya, wajahnya begitu indah. Dengan telaten ia mengobati luka di lenganku. Sesekali ia menengok kearahku, aku langsung memutar mataku cepat, tak ingin ia mengetahuinya. "Next time.. kamu hati hati ya. Aku antar paulang sekarang" ucapnya lembut. Aku mengangguk, rasanya seperti terbang, aku sangat senang melihat Tris memperlakukanku lembut seperti itu.
Sesampainya dirumah, Tris menggandengku perlahan masuk. Setelah itu ia pamit pulang. Aku tersenyum kepadanya.
Didalam kamar aku melampiaskan kegembiraanku, berteriak dibalik bantal, tak sengaja bantal itu mengenai lenganku yang dibalut perban. Ngilu. gegara tadi aku terjatuh dari sepeda hingga membuat lenganku terkilir seperti ini.
Aku meringis, ngilunya semakin terasa. Aku segera merebahkan tubuhku perlahan, memposisikan lenganku keatas bantal lalu memejamkan mata. Kini aku terbuai dalam bunga tidur.
Dalam mimpi aku bahagia, sosok lelaki menuntunku, ia Tris sahabatku. Ia membawaku kesebuah taman yang penuh dengan bunga. Aku tersenyum padanya, ia sedikit berjalan, memetik satu bunga dan memasangkannya di telingaku. Namun tak lama, ada seorang wanita memanggilnya, iapun lekas pergi meninggalkan ku dalam senja di sore hari. Sebentar lagi dunia akan gelap, aku mencoba mengejar Tris, namun nihil Tris sudah terlalu jauh dan sosoknya tak lagi terlihat.
Aku terus berlari kencang, berharap dapat menyusul Tris. Hingga aku berada di tempat yang penuh dengan pohon besar dan rindang, aku semakin takut. Tiba-tiba ada suara dibalik semak semak, aku terperanjat sontak memanggil sahabatku Tris untuk meminta bantuan. Tetap tidak ada jawaban. Aku benar benar sendiri di hutan belantara ini. Tiba-tiba suara itu datang lagi dari arah belakang, aku menoleh cepat namun bekapan kain itu membuat aku tak sadarkan diri.
Kepala ku pusing, aku memaksakan untuk membuka mata ini, kini aku berada disebuah gubuk. Mulutku disumpali kain, tanganku diikat. Aku meronta, tapi kakiku semakin sakit, saat aku melihatnya, ternyata kakiku berlumuran darah. Aku ingat pasti darah ini akibat aku menginjak tangkai tangkai tajam di hutan belantara itu. Darahku terus mengalir. Tubuhku lemas, pintu gubuk itu berbayang hingga aku kembali tak sadarkan diri.
Ada yang menggenggam tanganku, sontak aku terbangun dan berkata "Tris tolong aku" tenyata yang memegang tanganku adalah Tris.
"Kamu kenapa Naora?" Aku menghela nafas, itu semua hanya mimpi. Aku tak menceritakannya kepada Tris.
"Kamu mimpi buru?" ucapnya
Aku kaget, mimpi aneh dan seperti nyata itu membuat tidurku lelap.
"Yaudah.kamu sarapan dulu ya. Ini aku suapin" aku menoleh kearahnya. Tersenyum untuk kesekian kalinya.
"Makasih ya Tris" ucapku pelan
"Kaya ke siapa aja kamu" Tris mengusap kepalaku lembut
Namun, tiba tiba ada seorang masuk. Wajahnya geram melihat aku dan Tris. Aku samasekali tak mengenalnya, ternyata itu kekasih Tris.
#30DWC hari ke 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar