Senin, 22 Februari 2016

Tak ingin tergores luka yang sama

           Hari ini aku membisu, tak tau apa yang harus aku lakukan, tak tau apa yang harus aku katakan. Diriku terlalu takut, terlalu cemas akan hal ini. Aku tak ingin ada pertemuan di awal, karena jika itu terjadi, aku yakin akan ada akhir yaitu perpisahan. Aku lebih baik tidak mengenalnya, daripada di keesokan hari aku harus melupakannya.
Luka akan masalalu saja, belum kering, apakah kini aku harus memegang pedang lagi untuk berperang? Aku menundukan kepalaku. Rasa cemas ini seolah menghalang hatiku untuk mengenal lebih jauh dirinya.

            Pria manis nan dewasa itu memandangku heran, ia kebingungan akan sikapku yang dapat dikatakan terbilang aneh. Aku mencoba meyakinkan diri, aku tidak boleh seperti ini, bagaimanapun aku harus menghargai perasaannya, setelah lama menunduk, aku mencoba melihat matanya yang teduh. Tersenyum.
Dia membalas senyumku.

"Kamu kenapa? Aku terlalu cepat ya?"
Aku menggeleng.
"Ga apa apa ka, aku ngerti. Tapi kasih aku waktu untuk berfikir"
Ucapku ramah.
"Gak masalah, aku ngerti. Aku akan nunggu jawaban itu" ucap ia, lagi lagi dengan senyumannya yang membuat hatiku merasa bersalah.

            Malamnya aku segera menonaktifkan gadgetku, aku tak mau ada yang mengganggu fikiranku, aku rasa dengan menonaktifkan ponsel dan laptop bisa membuat fikiranku tenang. Sehingga aku dapat berfikir jernih. Setelah seminggu berfikir, kini aku menemukan jawaban itu. Aku segera mengaktifkan gadget,.mengirim pesan kepadanya untuk bertemu di taman dekat kampus.

"Ka.. nanti sore aku mau ketemu di taman kampus"
Setelah beberapa menit, ada balasan darinya
"I will wait you :)"
Aku tersenyum.

           Saat aku sampai ditaman, aku celengak celinguk, menjelajahi semua sudut, tak ada ka Tio disana, aku duduk dikursi bawah pohon, saat aku mencoba menelponnya, namun tiba tiba ada seseorang dibelakangku, aku menoleh.

"Hai fin.." sapanya
"Kamu bikin aku kaget deh"
"Kamu kemana aja seminggu ini?" Tanya ka Tio
"Hm...ka, aku udah punya jawabannya" aku mulai serius
Ia memperhatikank.
"Untuk saat ini, aku belum bisa nerima kaka.." aku menunduk. Ka Tio diam, ada rasa kecewa tersirat disana. "Maafin aku ka.. aku ga mau bikin kaka sakit hati nantinya" Aku langsung berlari meninggalkannya.
Sekian...

#30 DWC hari ke 9

1 komentar:

AKSI NYATA PMM "RENCANA TINDAK LANJUT DARI HASIL ASESMEN AWAL PEMBELAJARAN"

Berikut rancangan asesmen awal pembelajaran Berikut Nilai peserta didik beserta rencanan tindak lanjut