DISUSUN OLEH NIA ANGGRAENI
Penyusunan paper tentang mengoptimalkan motivasi intrinsik ketika peserta didik tidak lagi mampu mendapatkan motivasi ekstrinsik ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengertian motivasi; (2) mengetahui pengertian motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik; (3) mengetahui apa yang terjadi jika seseorang tidak lagi mendapatkan motivasi ekstrinsik; (4) cara mengoptimalkan motivasi intrinsik jika peserta didik tidak lagi mampu mendapatkan motivasi ekstrinsik;
Adapun hasil dari cara untuk mengoptimalkan motivasi intrinsik ketika peserta didik tidak lagi mendapatkan motivasi ekstrinsik yaitu sebagai berikut : (1) motivasi intrinsik merupakan motivasi dari dalam diri peserta didik sehingga motivasi ini akan mutlak dimiliki peserta didik jika peserta didik tersebut mengoptimalkannya; (2) motivasi intrinsik merupakan keyakinan peserta didik akan suatu hal, untuk itu jika ingin impiannya terwujud maka harus mengoptimalkan keyakinan dan motivasi dalam diri peserta didik tersebut; (3) motivasi intrinsik merupakan sebuah konsep atau rencana peserta didik, maka jika ingin mewujudkan impian peserta didik harus membuat rencana yang matang dan segera action atau melaksanakan rencana tersebut dengan sungguh-sungguh;
1. PENDAHULUAN
Sumber daya manusia di Indonesia sangat diperlukan untuk mengelola pendidikan. Manusia yang dibutuhkan tersebut adalah manusia yang terdidik dan bermutu. Pendidikan menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Depdiknas, 2003).
Peserta didik memiliki peran yang penting dan strategis, serta bertanggung jawab dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan nasional. Depdiknas (2005), Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, di antaranya adalah harus memiliki kompetensi yang memadai dan mampu memotivasi peserta didik.
Dalam proses pembelajaran seorang peserta didik harus mempunyai suatu tujuan yang akan dicapai, baik tujuan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Maka dari itu sebagai seorang pendidik harus mempunyai tugas untuk membantu peserta didik tersebut dalam mewujudkan tujuan peserta didik yang ingin dicapai melalui dorongan dengan memberikan sebuah motivasi. Motivasi tersebut akan memberikan semangat kepada peserta didik untuk tergerak melakukan sesuatu yang positif dalam mewujudkan impiannya yaitu seperti termotivasi dalam belajar, meningkatkan pengetahuan serta prestasinya demi masa depan.
Secara umum, motivasi terbagi menjadi dua yaitu, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik atau biasanya dikenal motivasi dari dalam merupakan motivasi yang tumbuh atau berasal dari dalam diri peserta didik. Motivasi intrinsik ini muncul ketika seorang peserta didik mempunyai keinginan yang besar untuk meraih suatu hal. Dengan motivasi intrinsik ini, harapan peserta didik untuk meraih sesuatu yang ingin diraihnya juga cukup besar. Sehingga respon peserta didik untuk melakukan tindakan pencapaian tujuan yang diinginkan tersebut juga cukup baik karena adanya motivasi intrinsik tersebut.
Sedangkan, motivasi ekstrinsik merupakan suatu motivasi yang berasal dari luar diri peserta didik. Salah satunya yaitu pemberian hadiah, reward, dukungan orang sekitar, kondisi lingkungan atau hukuman untuk membuat diri siswa termotivasi menjadi lebih baik, sehingga dengan adanya motivasi ekstrinsik ini mampu membuat peserta didik tergerak untuk mewujudkan impiannya tersebut. Jadi, motivasi itu sangat penting dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Karena dengan adanya kedua motivasi tersebut akan menumbuhkan keinginan dari dalam diri peserta didik untuk tergerak melakukan hal positif dalam mewujudkan impiannya.
Hal yang menjadi kendala atau masalah dalam peserta didik ialah jika peserta didik tidak lagi mampu mendapatkan motivasi ekstrinsik, riset membuktikan beberapa peserta didik yang tidak lagi mampu mendapatkan motivasi ekstrinsik maka akan mengganggu semangat peserta didik dan proses pembelajarannya.
Maka dari itu untuk mengembalikan semangat peserta didik diperlukan kemampuan pendidik untuk meyakinkan secara penuh kekuatan motivasi instrinsik yang pasti dimiliki semua peserta didik, dan bagaimana cara membuat motivasi instrinsik tersebut menjadi modal utama dalam hidup serta dalam menunjang proses pembelajaran setiap peserta didik. Adapun tujuan dari penulisan paper ini ialah jika peserta didik tidak lagi mampu mendapatkan motivasi ekstrinsik (motivasi dari luar diri peserta didik) baik itu dukungan dari orang sekitar, kondisi lingkungan, reward, hadiah dan hukuman. Maka salah satu cara menghadapi situasi tersebut yaitu dengan mengoptimalkan motivasi instrinsik yang dimiliki peserta didik, dengan cara sebagai berikut : (1) motivasi intrinsik merupakan motivasi dari dalam diri peserta didik sehingga motivasi ini akan mutlak dimiliki peserta didik jika peserta didik tersebut mengoptimalkannya; (2) motivasi instrinsik merupakan keyakinan peserta didik akan suatu hal, untuk itu jika ingin impian terwujud maka harus mengoptimalkan keyakinan dan motivasi dalam diri tersebut; (3) motivasi internal merupakan sebuah konsep atau rencana peserta didik, maka jika ingin mewujudkan impian buatah rencana yang matang dan segera action atau melaksanakan rencana tersebut dengan sungguh-sungguh.
2. PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya kontribusi motivasi dengan perkembangan proses pembelajaran peserta didik. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan faktor motivasi terhadap proses perkembangan peserta didik. Oleh karena itu, semakin bertambah nilai faktor motivasi maka semakin bertambah perkembangan proses pembelajaran peserta didik. Karena motivasi pada dasarnya dapat bersumber pada diri seseorang (motivasi intrinsik) dan dapat pula bersumber dari luar diri seseorang (motivasi ekstrinsik).
Menurut Mustiningsih (2009:59) ada beberapa fungsi dari motivasi belajar, yaitu: (1) motivasi sebagai pendorong perbuatan, peserta didik terdorong untuk belajar karena ada sesuatu yang dicari dan dalam rangka memuaskan rasa ingin tahu. Hal ini seiring dengan minatnya terhadap sesuatu obyek atau mata pelajaran tertentu. (2) motivasi sebagai penggerak perbuatan, dorongan psikologis yang melahirkan sikap tertentu merupakan kekuatan yang tidak terbendung yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Peserta didik dalam belajar mengerahkan segenap jiwa dan raga. (3) motivasi sebagai pengaruh perbuatan peserta didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana yang diabaikan. peserta didik belajar pada bidang atau mata pelajaran tertentu karena ada sesuatu yang akan ia ia temukan disana. Sebaliknya pada bidang atau pelajaran tertentu yang tidak ingin dicari atau dietemukan sesuatu, maka ia tidak akan mempelajarinya.
3. METODOLOGI
Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi sangat dibutuhkan bagi setiap peserta didik untuk memaksimalkan proses belajarnya guna mencapai prestasi yang di inginkan.
Gambar 1. Hubungan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
Antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik keduanya sangat penting dan memberikan pengaruh yang positif bagi peserta didik dalam proses pembelajarannya. Akan tetapi, motivasi intrinsik memiliki peranan yang jauh lebih besar ketika diterapkan jika dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik, karena motivasi intrinsik ini motivasi yang timbul dari dalam diri peserta didik. Hal ini tidak berarti motivasi ekstrinsik tidak diperlukan. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan untuk mendorong dan menggerakkan agar peserta didik bersikap lebih baik dalam belajar, namun jika peserta didik mengalami peristiwa atau sesuatu yang membuat ia tidak lagi mendapatkan motivasi eksternal sehingga menyebabkan peserta didik tidak lagi semangat karena tidak ada lagi dorongan motivasi yang biasa ia dapatkan. Karena peserta didik yang belajar berdasarkan motivasi dari dalam (instrinsik) sangat sedikit terpengaruh dari luar karena memiliki semangat yang kuat. Ia belajar bukan karena ingin mendapat nilai tinggi, mengharapkan pujian atau hadiah, tetapi karena ingin memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya. Hal ini akan lebih berguna untuk kehidupannya pada masa ini dan masa yang akan datang.
Untuk itu paper ini memuat cara mengoptimalkan motivasi instrinsik ketika peserta didik tidak lagi mampu mendapatkan motivasi ekstrinsik yang biasa ia dapatkan.
4. PERCOBAAN DAN HASIL
Menurut Hamalik (2004:159) “motivasi merupakan perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”. Motivasi sangat dibutuhkan bagi setiap peserta didik untuk memaksimalkan proses belajarnya guna mencapai prestasi yang diinginkan. Dan bagaimana caranya untuk meningkatkan prestasi belajar pada diri peserta didik tersebut, yaitu dengan memberikan motivasi belajar kepada peserta didik. Dengan adanya motivasi belajar yang diberikan harapannya dapat untuk meningkatkan prestasi peserta didik di sekolah. Motivasi belajar ini diberikan berupa informasi yang dapat memberikan suatu nilai positif dalam meningkatkan prestasi belajar mereka. Bagi peserta didik yang mempunyai suatu motivasi prestasi dalam belajar akan membangun suatu aktivitas yang positf.
Menurut Hamalik (2004:162) ada dua jenis motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. Motivasi ini sering disebut motivasi murni. Motivasi intrinsik tumbuh dari dalam diri siswa, misalnya keinginan untuk mendapat ketrampilan tertentu, memperoleh informasi, mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan, keinginan diterima oleh orang lain, dan lain-lain. Jadi, motivasi ini tumbuh tanpa pengaruh orang lain sehingga murni dari diri sendiri.
Sedangkan, motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar. Motivasi ini berbanding terbalik dengan motivasi intrinsik yang timbul dari diri seseorang sendiri. Contoh motivasi ekstrinsik misalnya dukungan dari orang sekitar, kondisi lingkungan dan reward serta hukuman.
Antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik keduanya sangat penting dan memberikan pengaruh yang positif bagi peserta didik dalam proses pembelajarannya. Akan tetapi, motivasi intrinsik memiliki peranan yang jauh lebih besar ketika diterapkan jika dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik, karena motivasi intrinsik ini motivasi yang timbul dari dalam diri siswa. Hal ini tidak berarti motivasi ekstrinsik tidak diperlukan. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan untuk mendorong dan menggerakkan agar peserta didik bersikap lebih baik dalam belajar, namun jika peserta didik mengalami peristiwa atau sesuatu yang membuat ia tidak lagi mendapatkan motivasi eksternal (dalam hal ini di khusukan masalah motivasi eksternal : karena orang tua peserta didik bercerai, dan peserta didik tersebut tidak lagi mendapatkan dukungan dari kedua orang tuanya) sehingga menyebabkan peserta didik tidak lagi semangat karena tidak ada lagi dorongan motivasi yang biasa ia dapatkan dari orang tuanya.
Maka ada beberapa cara yang harus dilakukan peserta didik, yaitu dengan mengoptimalkan motivasi intrinsik, yakni : (1) motivasi intrinsik merupakan motivasi dari dalam diri peserta didik sehingga motivasi ini akan mutlak dimiliki peserta didik jika peserta didik tersebut mengoptimalkannya; (2) motivasi intrinsik merupakan keyakinan pesert didik akan suatu hal, untuk itu jika ingin impian terwujud maka harus mengoptimalkan keyakinan dan motivasi dalam diri tersebut; (3) motivasi intrinsik merupakan sebuah konsep atau rencana seseorang, maka jika ingin mewujudkan impian buatlah rencana yang matang dan segera action atau melaksanakan rencana dengan sungguh-sungguh.
5. PEMECAHAN
Peserta didik yang belajar berdasarkan motivasi dari dalam (instrinsik) sangat sedikit terpengaruh dari luar karena memiliki semangat yang kuat. Ia belajar bukan karena ingin mendapat nilai tinggi, mengharapkan pujian atau hadiah, tetapi karena ingin memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya. Hal ini akan lebih berguna untuk kehidupannya pada masa ini dan masa yang akan datang. Namun dalam kenyataannya peserta didik lebih banyak memperoleh nilai bagus karena menginginkan pujian atau hadiah. Hal ini yang menyebabkan besarnya ketergantungan peserta didik terhadap faktor dari luar dirinya seperti peserta didik yang bermental pengaharapan dan mudah trepengaruh.
Jika peserta didik mengalami masalah seperti tidak lagi mampu mendapatkan dorongan motivasi ekstrinsik yang biasa ia dapatkan, maka pemecahan yang harus dilakukan ialah dengan mengoptimalkan motivasi intrinsik, seperti sebegai berikut :
1. Motivasi intrinsik merupakan motivasi dari dalam diri peserta didik sehingga motivasi ini akan mutlak dimiliki peserta didik jika peserta didik tersebut mengoptimalkannya;
Setiap peserta didik memiliki hati nurani, dimana jika peserta didik tidak lagi mampu berbicara dengan orang sekitar atau motivasi ekstrinsik tersebut maka bicaralah dengan hati nurani, karena setiap peserta didik memiliki hati nurani yang bisa dijadikan sebagai motivasi intrinsik atau dapat dikatakan dorongan dari dalam diri peserta didik tersebut, jika peserta didik mengoptimalkannya maka ia akan mendapatkan motivasi yang luar biasa yang ia dapatkan dari dalam diri tersebut walaupun ia tak mendapat motivasi ekstrinsik sekalipun.
2. Motivasi intrinsik merupakan keyakinan peserta didik akan suatu hal, untuk itu jika ingin impian terwujud maka harus mengoptimalkan keyakinan dan motivasi dalam diri tersebut;
Setiap peserta didik yang yakin dengan kemampuan yang ia miliki (motivasi intrinsik) maka ia akan meraih hasil dari keyakinan tersebut, karena semakin peserta didik yakin akan sesuatu maka akan semakin besar kemungkinan pula hasil yang akan di peroleh.
3. Motivasi intrinsik merupakan sebuah konsep atau rencana seseorang, maka jika ingin mewujudkan impian buat rencana yang matang dan segera action.
Jika peserta didik sudah mengoptimalkan motivasi intrinsik maka hal tersebut bisa dijadikan konsep atau rencana terhadap sesuatu yang peserta didik impikan, dan setelah itu diperlukan action, karena rencana saja tidak cukup untuk mewujudkan sebuah impian.
DAFTAR PUSTAKA
http://ismakrufahum.blogspot.co.id/2015/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html (Diakses pada 15 Desember 2016 pukul 20:09)
http://server2.docfoc.us/uploads/Z2015/12/22/Crr8DsxJbw/8bbe393a8d55353b8674690da7676613.pdf (Diakses pada 15 Desember 2016 pukul 22:17)
https://www.google.com/search?q=motivasi+intrinsik+dan+ekstrinsik+jurnal&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab (Diakses pada 16 Desember 2016 pukul 19:45)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar